Bencana Tanah Gerak di Sirampog Brebes
Tanah Bergerak di Brebes Terparah Sejak 1982, Warga Dilarang Tempati Lokasi Lama
Sebulan setelah bencana tanah bergerak, masyarakat di Desa Mendala, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, berangsur beraktivitas kembali secara normal
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, BREBES -- Sebulan setelah bencana tanah bergerak, masyarakat di Desa Mendala, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, berangsur beraktivitas kembali secara normal.
Mereka yang semula bertempat di tenda pengusian, kini sudah menempati hunian sementara (Huntara) dengan luas 3x6 meter per segi.
Sebagian masyarakat di sana juga sudah mulai bekerja lagi.
Kepala Desa Mendala, Muhammad Basori mengatakan, sebanyak 570 jiwa yang terdampak bencana tanah bergerak mulai memulihkan diri.
Masyarakat yang bekerja di luar sektor pertanian, sudah mulai beraktivitas.
Mereka yang bekerja sebagai petani, baru sebagian yang beraktivitas kembali.
"Jadi untuk yang bekerja sebagai petani belum semuanya aktif. Karena lahan mereka juga ikut terdampak tanah bergerak," katanya kepada tribunjateng.com melalui telepon, Selasa (3/6/2025).
Basori mengatakan, anak-anak juga sudah beraktivitas kembai belajar di sekolah masing-masing.
Memang sejak awal hanya ada dua sekolah yang rusak karena tanah bergerak, yaitu TK dan madrasah.
Sedangkan untuk logistik agak terhenti karena donasi mulai berkurang.
"Jadi donasi yang masih ada itu kita paketkan ke masyarakat empat hari sekali," ujarnya.
Basori bersyukur, meski masih belum lengkap, sebanyak 570 jiwa atau 159 kartu keluarga (KK) bisa mendapatkan rumah Huntara.
Saat ini, pihaknya pun terus mencoba melengkapi kekurangan fasilitas yang ada.
Antara lain masjid, penambahan MCK, pembuatan saluran, dan perluasan akses jalan.
"Memang karena pembangunan Huntara ini singkat dan ditargetkan cepat agar warga tidak segera punya hunian. Jadi masih banyak kekurangan," ungkapnya.
Terakhir 1982
Basori mengatakan, hasil kajian lembaga geologi, wilayah terdampak tanah bergerak tersebut sudah tidak bisa ditempati kembali.
Tetapi ada pandangan kedepannya bekas lokasi tersebut untuk lahan pertanian.
Meski begitu hal itu menunggu kajian lebih lanjut dan waktu hingga dinyatakan aman.
"Kemungkinan kami akan merubah pola pertanian. Dulu hanya untuk ketahanan padi, nanti sebagian untuk perkebunan palawija agar mencegah erosi tanah," katanya.
Basori mengatakan, bencana tanah bergerak di Desa Mendala juga pernah terjadi sekira tahun 1982.
Tetapi memang tidak separah tahun ini, pada 2025.
Saat itu luasannya sama, tetapi kedalamannya yang berbeda.
"Dulu tidak dalam. Kalau sekarang yang di bagian ujung di Dukuh Krajan, tanahnya turun hampir 15 meter," ungkapnya.
Basori juga mengamati, ada satu wilayah yang masih berpotensi mengalami bencana tanah bergerak.
Lokasi bencana kemarin, muaranya ke Kali Pedes yang berbatasan dengan Tegal- Brebes.
Sedangkan satu RT ini muaranya ke Kali Keruh.
"Di sana sudah kelihatan setiap saat ada gejala tanah bergerak. Tapi sebagian warganya sudah pindah, hanya ada beberapa rumah," jelasnya.
Basori mengungkapkan, harapan warga saat ini adalah agar bisa mendapatkan rumah kembali atau hunian tetap (Huntap).
Meski begitu, warga juga menyadari pengajuan Huntap membutuhkan waktu dan proses.
Kemudian harapan lainnya warga menginginkan pemulihan ekonomi secepatnya sehingga tidak ketergantungan.
"Kami berusaha mengajukan proposal dengan Pemkab dan Pemprov deal. Semoga segera ke pusat dan segera terealisasi untuk pembangunan Huntap," jelasnya. (fba)
Baca juga: PGMI FTIK UIN Saizu Gelar Supercamp PPKK 2025: Cetak Guru Madrasah Berkarakter lewat Kepramukaan
Baca juga: Bank BRI Sediakan Pinjaman Online Lewat Aplikasi BRI CERIA, Simak Simulasi Angsurannya
Baca juga: Kata-kata di Live Tiktok Sabrina Pedangdut Ini Menjadi Pemicu Kuncoro Murka Habisi Nyawa Wirya
| Pernyataan Tegas Gubernur Jateng Terkait Bencana Tanah Gerak di Brebes: Kita Tidak Boleh Main-Main! |
|
|---|
| Tangis Warga Mendala Brebes Korban Bencana Tanah Bergerak: Biasanya Anak Cucu Gembira Main di Sini |
|
|---|
| Pusing Tujuh Keliling, Pemilik Rumah Terlanjur Utang Bank, Rumah Porak Poranda Gegara Tanah Bergerak |
|
|---|
| Tawa Palsu Yanto Korban Tanah Gerak Sirampog Brebes, Rumah Baru Renov Ditelan Bumi, Uang Pinjam Bank |
|
|---|
| Hipotesa BRIN, Tanah Bergerak di Mandala Brebes Bukan Longsor Biasa, Serentak di 3 Bukit |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.