Semarang
Pondok Pesantren di Semarang Galakkan Ketahanan Pangan
Program kedaulatan pangan yang dilakukan pondok pesantren mendapat sambutan dari pemerintah Kota Semarang.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Program kedaulatan pangan yang dilakukan pondok pesantren mendapat sambutan dari pemerintah Kota Semarang.
Pondok Pesantren Sunan Gunung Jati Ba'alawi Kecamatan Gunungpati adalah satu yang tengah mempersiapkan diri sebagai pusat kejuruan pertanian di Kota Semarang.
Plh Wali Kota Semarang, Iswar Aminuddin mengungkapkan, hal itu menjadi langkah strategis pondok pesantren dalam mendukung ketahanan pangan, khususnya di Kota Semarang.
Baca juga: Bagaimana Daur Hidup Hewan? Kunci Jawaban Kelas 5 SD Halaman 41 dan 42 Subtema 1 Pembelajaran 4
Baca juga: Polisi Tangkap Anggota Gangster yang Resahkan Warga Sukolilo Pati, Bergerombol Membawa Sajam
Ia mengungkapkan apresiasinya kepada Pondok Pesantren Sunan Gunung Jati Ba'alawi yang ingin memaksimalkan perannya menjadi sub sistem dalam sektor pertanian, menjadi lembaga pendidikan yang turut berperan menghasilkan santri dengan pengetahuan agama serta mengajarkan keterampilan pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan.
"Sudah saatnya pondok pesantren tidak hanya berbicara tentang agama atau tentang hubungan interpersonal, tetapi juga harus mulai berbicara pada tataran permasalahan lingkungan, ekologi, dan ketahanan pangan," kata Iswar dalam keterangannya.
Hal itu diungkapkannya saat menghadiri kegiatan Silaturahmi Ulama dan Umara, Minggu (8/6).
Iswar menjelaskan kondisi Indonesia dan dunia yang sedang menghadapi berbagai tantangan, termasuk di sektor lingkungan dan pangan, mendorong pemerintah untuk melibatkan semua pihak untuk mengurai persoalan alam maupun menguatkan pembangunan ketahanan pangan nasional.
"Berbicara tentang ketahanan pangan, maka kita juga berbicara perihal alam dan lingkungan. Aspek lingkungan memainkan peran sentral dalam memastikan ketersediaan pangan. Oleh karenanya, kita tidak bisa mengabaikan begitu saja pertimbangan lingkungan," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Iswar membeberkan upaya-upaya dalam mencapai ketahanan pangan, yakni memprioritaskan diversifikasi pangan lokal berkelanjutan dengan memanfaatkan ketersediaan lahan agar kemandirian pangan terjaga dan menutup keran impor produk pangan.
Dia juga menambahkan perlunya keterlibatan semua elemen masyarakat atau komunitas guna membangun jaringan dukungan yang kuat untuk meningkatkan akses pangan maupun menciptakan solusi untuk ketahanan pangan.
"Karena yang kita bangun adalah sebuah sistem dari hulu ke hilir, maka perlu membuka diri dan berkolaborasi dengan banyak komunitas agar program pertanian ini berkelanjutan dan nilai manfaatnya bisa menyebar ke masyarakat yang lebih luas," ujarnya.
Selain itu, Iswar menekankan perlunya pengembangan sistem integrasi pertanian cerdas yang menghubungkan antara pertanian, lingkungan, dan teknologi dalam mendukung ketahanan pangan. Dirinya mengakui jika selama ini sistem pengelolaan pertanian yang berjalan masih bersifat tradisional, dan berharap sistem terintegrasi pertanian modern tersebut bisa segera terwujud.
Upaya memperkuat ketahanan pangan lainnya yakni melibatkan para santri untuk magang dan belajar teknik agribisnis kepada petani-petani lokal berpengalaman. Pemagangan, menurut Iswar, dinilai mampu meningkatkan kualitas SDM pertanian, kompetensi keahlian, hingga menambah wawasan calon petani masa depan.
"Pemkot Semarang memiliki Urban Farming Corner milik Dinas Pertanian. Lokasi itu bisa dijadikan permodelan, tempat _training_ untuk 400 santri Pondok Pesantren Sunan Gunung Jati Ba'alawi yang ingin belajar bertani dengan pola sistem manajemen yang lebih modern," imbuhnya. (*)
Catat Stok Beras Capai 32 Ribu Ton, Dishanpan Semarang: Ketersediaan Cukup |
![]() |
---|
Inflasi Pangan Tercatat Turun, Wali Kota Semarang Sebut Keberhasilan Intervensi Harga |
![]() |
---|
Sebanyak 5.000 Pengunjung Semarang Zoo Manfaatkan Promo HTM Rp 10 Ribu |
![]() |
---|
Perjalanan Panjang Patung Sapi di Peternakan Undip, Sempat Dipajang di Tugu Muda Hingga Museum |
![]() |
---|
Pengadilan Niaga Semarang Lakukan Rapat Verifikasi Tagihan 10.880 Eks Karyawan Sritex Grup |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.