Alasan Harus Mencabut Charger HP dari Colokan Saat Tak Dipakai, Termasuk Tagihan Listrik Naik

TRIBUNJATENG.COM - Apa bahayanya jika  pengisi daya ponsel (charger) tetap menancap di stopkontak saat tidak ada ponsel yang diisi dayanya?

Benarkan bisa meledak?

Ternyata dampaknya memang terbukti. Mulai dari cepat rusahnya charger hingga tagihan listrik naik.

Baca juga: AKBP Fajar Lukman Masih Jabat Kapolres Saat Cabuli anak Kecil dan Mengunggah Videonya ke Situs Porno

Lini masa media sosial diramaikan dengan unggahan video yang memperlihatkan pengisi charger yang meledak saat masih menancap di stopkontak. 

Salah satu yang membagikan video tersebut adalah akun Instagram @media******** pada 27 Mei 2025.

Ia menuliskan di unggahannya, "Bahaya charger HP dicolok terus di stopkontak".

Menurutnya, charger meledak mungkin disebabkan karena tidak adanya perangkat (ponsel) yang diisi daya, sehingga membuatnya terlalu panas atau overheating.

"Charger yang terus-menerus terhubung ke stopkontak tanpa adanya perangkat yang diisi daya bisa membuatnya terlalu panas atau overheating," tulisnya.

"Hal ini disebabkan oleh arus listrik yang terus mengalir ke charger. Overheating dapat menyebabkan kerusakan pada komponen internal," tambahnya.

Lantas, benarkah charger yang dibiarkan terus menancap di stopkontak bisa menyebabkan korsleting?

Bahaya tidak mencabut charger dari stopkontak

Dosen Teknik Elektro Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Abdul Syakur mengatakan, tidak semua pengisi daya yang dicolokkan ke stopkontak menyebabkan korsleting listrik.

Menurut dia, ada syarat-syarat yang bisa menyebabkan charger mengalami korsleting hingga mengeluarkan api.

"Kejadiannya tidak selalu begitu. Charger jika terpasang terus di stopkontak tidak otomatis menimbulkan kebakaran seperti dalam video. Ada syarat-syarat bahwa charger bisa terjadi seperti dalam video," ujarnya, Kamis (12/6/2025). 

Penyebabnya misalnya, karena adanya hubungan singkat di dalam charger yang mungkin sudah rusak.

Selain itu bisa juga disebabkan karena charger atau stopkontak terkena air atau basah.

"Atau stopkontak tersebut sudah berkarat, sehingga timbul panas dan menyebabkan terjadinya percikan api yang berlanjut terjadi kebakaran," jelasnya.

Charger cepat rusak dan tagihan listrik naik

Di sisi lain, membiarkan charger tetap terpasang di colokan listrik meskipun tidak digunakan dapat menimbulkan dampak, baik dari sisi teknis maupun ekonomis.

Dosen Teknik Elektro Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Prof Muhammad Nizam mengatakan, dari sisi teknis, charger yang terus terhubung ke sumber listrik berpotensi mengalami peningkatan suhu.

Hal ini secara perlahan dapat mempercepat kerusakan komponen internalnya, seperti kapasitor atau transformator.

"Kondisi ini juga meningkatkan risiko kebakaran, terutama jika charger memiliki kualitas rendah atau instalasi listrik tidak memadai," ujarnya dikutip dari Kompas.com (12/12/2024).

Selain itu, lonjakan tegangan listrik yang tiba-tiba juga dapat merusak pengisi daya yang terus terhubung, bahkan jika perangkat tersebut tidak sedang digunakan.

Sementara dari segi ekonomi, kata Nizam, charger ponsel atau alat elektronik lain yang terus dicolokkan ke sumber listrik akan tetap mengonsumsi daya, meskipun dalam jumlah kecil.

"Fenomena ini dikenal sebagai standby power," ujar profesor dengan salah satu bidang keahlian di sistem tenaga listrik itu.

Sebagai contoh, charger ponsel rata-rata mengonsumsi daya sekitar 0,1 hingga 0,5 watt saat terhubung ke colokan listrik meskipun tidak digunakan.

Meski terlihat kecil, penggunaan yang terus-menerus dan akumulasi dari berbagai perangkat di rumah dapat menyebabkan kenaikan tagihan listrik dalam setahun, meskipun hanya beberapa ribu rupiah.

Nizam pun menekankan pentingnya mencabut charger setelah digunakan, tidak hanya untuk menghemat energi, tetapi juga untuk memperpanjang umur perangkat dan mengurangi risiko teknis seperti panas berlebih.

( Kompas.com )