Rob Kendal
Kisah Ahmadi Hidup Bersama Rob di Kendal, Sudah Tak Terhitung Berapa Kali Meninggikan Rumah
Siang itu, saat sinar matahari sedang bersinar terik-teriknya, Ahmadi (59) duduk termenung di teras balai desa Kartikajaya Kecamatan Patebon.
Penulis: Agus Iswadi | Editor: rival al manaf
Sekitar 700 KK di Desa Kartikajaya terendam rob dengan ketinggian bisa mencapai 1 meter. Air rob tak pernah mengenal waktu saat menghempaskan barang-barang di rumah warga.
"Kalau rob masuknya nggak tentu, kadang siang, kadang malam dan kadang siang. Ketinggian paling parah bisa 60 sentimeter, kadang 50 sentimeter," ungkapnya.
Budi menerangkan, rob biasanya melanda wilayahnya pada bulan-bulan tertentu di awal ataupun akhir tahun. Namun, rob kini telah menjadi bagian kehidupan sehari-hari warga Kartikajaya.
"Biasanya di bulan 3 itu nggak ada siklus, lah ini malah sampai sekarang enggak berhenti," tuturnya.
Kini Budi sedikit lega telah mendapatkan sejumlah bantuan, meskipun penanganan rob belum menunjukkan titik terang.
Di Desa Kartikajaya, sekitar 40 warga telah menerima bantuan renovasi rumah dari pemerintah pusat. Bantuan itu, dikatakannya akan terus disalurkan secara bertahap.
"Itu bertahap, dan hari ini dari Pemkab Kendal memberikan bantuan beras terlebih dahulu. Memang kuotanya belum semua, baru 200 KK ya masih kurang tetapi nanti akan ada tambahan lagi," sambungnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Kendal, Pandu Rapriat Rogojati menuturkan bantuan ini merupakan bentuk kepedulian Pemkab Kendal terhadap korban terdampak rob.
Rencananya, bantuan tambahan juga akan diberikan sesuai prioritas wilayah terdampak.
"Karena ini yang terdampak rob kan tidak hanya di Desa Kartikajaya saja. Ada wilayah lain di Kendal yang juga sama-sama butu, tapi kita prioritas. Beberapa desa terdampak juga sudah kita berikan bantuan pangan," paparnya.
Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari menyebut rob merupakan bencana alam yang membutuhkan penanganan jangka panjang, dan sinergitas antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat.
Dikatakannya, butuh biaya ekstra besar untuk membangun tanggul laut sebagai cara terbaik mengatasi gempuran gelombang rob.
"Kami jelaskan bahwa penanganan rob itu tidak mungkin hanya dilakukan oleh Pemkab saja apalagi Pemprov,"
"Dari kepemerintahan sebelumnya sudah mengajukan ke pusat untuk pembangunan tanggul laut, tapi kan itu butuh biaya luar biasa besar mencapai puluhan triliun," tegas bupati yang akrab disapa Tika.
Tika mencontohkan rencana pembangunan tanggul laut raksasa di Kecamatan Sayung Kabupaten Demak mencapai Rp 10,9 triliun, sebagai langkah penyelesaian dampak rob berkepanjangan di lokasi tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.