Dara Arafah Ngamuk, Data Pribadi dan Rekam Medis Dibocorkan Petugas Asuransi di Status WhatsApp

Dara Arafah Ngamuk, Data Pribadi dan Rekam Medis Dibocorkan Petugas Asuransi di WhatsApp Story

TRIBUNJATENG.COM - Selebgram Dara Arafah ngamuk setelah mengetahui data pribadi dan rekam medis miliknya dibagikan secara sembarangan oleh seorang petugas asuransi.

Data sensitif tersebut diunggah melalui status WhatsApp pribadi oleh pegawai bernama Nadia Venika.

Unggahan itu menyertakan informasi rahasia seperti foto KTP, rincian asuransi, serta diagnosa kesehatan Dara.

Baca juga: Urutan 15 Besar Juara Miss Indonesia 2025, Perwakilan Jateng Peringkat Berapa?

Lebih parah lagi, status tersebut berisi kalimat yang meremehkan kondisi kesehatan Dara Arafah.

Semua bermula saat Dara Arafah mempublikasikan tangkapan layar dari status WhatsApp akun bernama "Nadia Venika Prwt Lt2".

Dalam status itu, tertulis diagnosa medis Dara disertai komentar sinis dari Nadia.

"Huru hara karena doi selebgram padahal dx cuma febris, GEA, abdominal pain," tulis Nadia dengan menyertakan emoji tertawa.

Tindakan Nadia langsung memicu reaksi keras dari publik.

Banyak warganet mengecam perbuatan tersebut karena dinilai sebagai pelanggaran privasi dan etika.

Dara Arafah pun tidak tinggal diam.

Ia langsung menyampaikan kemarahannya melalui unggahan Instagram Story.

"Bisa-bisanya ada yang nyebarin data pribadi gue ke story WA-nya dengan caption yang ngeremehin penyakit orang."

"Kok bisa ya febris, GEA, abdominal pain dibilang 'cuma'?" tulis Dara.

Ia menambahkan, "Kita doain aja bareng-bareng biar Nadia Venika nggak pernah merasakan sakit yang serupa."

Setelah kasus ini menjadi sorotan publik, perusahaan tempat Nadia bekerja yaitu Global Excel Indonesia langsung mengambil tindakan.

Perusahaan yang merupakan mitra administrasi Allianz Indonesia itu resmi memecat Nadia Venika.

Surat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) diterbitkan dan dibagikan Dara melalui media sosial.

Dalam surat tersebut, perusahaan menegaskan bahwa Nadia melakukan pelanggaran berat.

"Atas tindakan yang telah Saudari lakukan berkaitan dengan penyalahgunaan atau pembocoran informasi pribadi milik pihak ketiga pada tanggal 8 Juli 2025, Saudari telah melanggar undang-undang terkait data pribadi serta melakukan pelanggaran berat terhadap ketentuan perusahaan."

Surat itu juga menyebutkan risiko serius yang timbul akibat kebocoran data pribadi.

Termasuk ancaman hukum, pencemaran nama baik, dan rusaknya reputasi.

Dara Arafah mengapresiasi respons cepat dari Global Excel Indonesia.

Ia menyebut pemecatan Nadia sebagai langkah yang tepat.

"Terima kasih sebesar-besarnya kepada tim Global Excel yang telah kooperatif dan sigap dalam menindaklanjuti kasus ini. Keputusan untuk memberhentikan pihak yang bersangkutan merupakan langkah yang tepat dan menunjukkan komitmen terhadap perlindungan data pribadi," ujar Dara Arafah.

Ia juga berharap kejadian ini menjadi pelajaran untuk banyak pihak.

"Peristiwa ini semoga menjadi pengingat penting bagi seluruh pihak agar menjaga kerahasiaan data pribadi, karena penyalahgunaan data adalah tindakan kriminal yang dapat diproses secara hukum sesuai peraturan yang berlaku," tambahnya.

Dara Arafah menyatakan siap membawa kasus ini ke ranah hukum.

Ia masih menunggu pertanggungjawaban dari Nadia dan menyebut pelaku bisa dijerat dengan sejumlah undang-undang.

Ia mengacu pada:

1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi, Pasal 65 Ayat (2)

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, Pasal 17 Ayat (3)

"Penyebaran data pribadi dan riwayat medis tanpa izin adalah bentuk pelanggaran hukum dan kejahatan terhadap privasi. Saya masih menunggu pertanggungjawaban dari yang bersangkutan," tegas Dara. (*)