Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Lombok

Istri Brigadir Nurhadi Ungkap Kejanggalan Kematian Suami di Gili Trawangan, Minta Keadilan

Elma Agustina, istri Brigadir Nurhadi, curiga suaminya tewas tak wajar saat bertugas di Gili Trawangan. Ia menuntut keadilan

IST
(Kiri) : Kompol I Made Yogi (Kanan): Brigadir Nurhadi: Sosok Kompol I Made Yogi Perwira Polisi Pembunuh Anak Buah Sendiri Brigadir Nurhadi, Karena Wanita? 

TRIBUNJATENG.COM, LOMBOK BARAT — Tangis duka belum berhenti membasahi hati Elma Agustina (28), istri dari Brigadir Muhammad Nurhadi, anggota polisi yang meninggal secara tragis saat bertugas di Gili Trawangan, Lombok Utara.

Meski kepergian suaminya telah berlalu, Elma masih menyimpan banyak tanya soal kejanggalan di balik kematian sang suami.

Brigadir Nurhadi ditemukan meninggal dunia pada 16 April 2025 di sebuah vila mewah di Gili Trawangan. Ia mengalami luka serius di kepala, patah tulang lidah, dan diduga ditenggelamkan dalam kondisi tidak sadarkan diri.

Video Call Terakhir

Elma mengenang momen terakhir bersama sang suami, termasuk panggilan video pada Rabu, 16 April 2025 pukul 16.00 Wita.

“Dia tanya kabar anak-anak, tidak ada masalah apa-apa. Dia masih segar, sehat,” kata Elma di kediamannya di Desa Sembung Narmada, Lombok Barat, Jumat (11/7/2025).

Namun, hanya satu jam setelah panggilan itu, anak pertamanya yang berusia lima tahun mencoba menghubungi ayahnya beberapa kali tapi tak diangkat.

Kabar buruk datang pada pukul 02.00 Wita keesokan harinya, bahwa Nurhadi telah meninggal.

Elma Curiga Nurhadi Dicekoki dan Dipaksa

Elma sulit percaya dengan penjelasan resmi bahwa suaminya meninggal karena mabuk atau mengonsumsi narkoba.

Ia bersikeras, Nurhadi adalah sosok pendiam, taat ibadah, dan tak pernah menyentuh rokok apalagi alkohol atau obat-obatan.

“Merokok saja dia tidak bisa, apalagi pakai narkoba. Saya yakin dia dicekoki, dipaksa,” ujar Elma sambil menangis.

Fitnah Rp 400 Juta: “Nyawa Suami Tak Bisa Dibeli”

Elma juga membantah tuduhan kejam bahwa dirinya menerima uang Rp 400 juta dari tersangka agar tak memperkarakan kematian suaminya.

“Itu semua fitnah. Demi Allah, saya tidak pernah terima uang itu. Nyawa suami saya tak bisa dibeli,” tegasnya.

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved