Tarif Trump
Daftar Produk Amerika yang Berpotensi Turun Harga Setelah Tarif 0 Persen, Termasuk iPhone?
Dampak tarif bea masuk 0 persen untuk Amerika akan membuat beberapa produk asal negeri Paman Sam.
TRIBUNJATENG.COM - Dampak tarif bea masuk 0 persen untuk Amerika akan membuat beberapa produk asal negeri Paman Sam itu berpotensi dijual dengan harga murah di Indonesia.
Banyak yang berspekulasi bahwa harga iPhone nanti akan lebih murah, sayangnya spekulasi itu langsung terbantahkan.
Lantas apa saja produk-produk yang berpotensi akan dijual lebih murah? berikut ulasannya.
Baca juga: "Indonesia Bayar 19 Persen, Kami Tak Bayar Apapun" Donald Trump Puji Prabowo Setelah Kesepakatan
Baca juga: Proyeksi Skeptis Riviera Jalur Gaza dan Daya Tawar MBS Terhadap Trump
Dalam kesepakatan tarif terbaru dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Indonesia memberikan tarif 0 persen kepada produk-produk dari AS.
Dengan tarif 0 persen, maka produk-produk ekspor asal AS berpotensi dijual dengan harga murah di Indonesia.
Lantas apakah produk iPhone termasuk yang berpotensi dapat tarif 0 persen?
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, produk iPhone tidak terkena dampak tarif 0 persen.
Sebab meskipun iPhone merupakan produk perusahaan asal AS, Apple Inc., tapi produk fisiknya diproduksi di China.
Artinya, secara negara asal iPhone termasuk produk buatan China bukan AS.
Sementara kebijakan pembebasan tarif bea masuk hanya berlaku untuk produk-produk yang dibuat di AS sehingga produk buatan China meski mereknya dari AS, tidak masuk dalam kesepakatan ini.
"Dampak dari 0 persen tarif produk Amerika itu bukan Iphone-nya murah karena Iphone ini made in-nya made in China.
Berbagai perusahaan-perusahaan Amerika juga yang masuk ke Indonesia, produknya itu sebagian besar adalah produk made in China," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (17/7/2025).
Bhima menjelaskan, tarif 0 persen ini justru akan berdampak ke 10 produk utama AS di Indonesia seperti suku cadang pesawat, mesin, plastik, dan farmasi.
Kemudian produk energi seperti bahan bakar minyak (BBM), Liquefied Natural Gas (LNG), dan Liquefied Petroleum Gas (elpiji) serta produk pertanian seperti kedelai, gandum, dan jagung.
Selain itu, produk AS yang masuk ke Indonesia juga ada produk elektronik tapi lebih ke mesin dan peralatan listrik seperti perekam, reproduksi suara, televisi bukan laptop, printer, maupun handphone seperti iPhone yang kebanyakan berasal dari China.
"Jadi produk-produk ini adalah produk-produk yang akan mendapatkan penurunan harga.
Tapi kan produk yang dikonsumsi masyarakat, khususnya barang elektronik itu tidak mengalami perubahan, karena tarif dari barang impor China tetap dikenakan tarif yang tidak mengalami perubahan jadi tidak ada implikasi," jelasnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, pemberian tarif 0 persen ini akan berdampak ke produsen produk peternakan dan pertanian karena pasar dalam negeri akan dibanjiri produk AS.
Misalnya produk susu dan olahan susu dalam negeri akan menurun permintaannya dan bahkan hilang sama sekali akibat kebijakan tarif 0 persen ini.
"Karena sebelum adanya kebijakan negosiasi tarif saja, posisi Indonesia negara nomor 7 tujuan ekspor dairy product atau produk dari peternakan," kata Bhima.
Demikian juga dengan produk jagung nasional yang juga akan mengalami penurunan permintaan.
Bahkan berpotensi menyebabkan petani jagung gulung tikar karena harga jagung lokal kalah saing dengan produk jagung dari AS.
Di sisi lain, tarif 0 persen dapat membuat produsen dalam negeri menjadi ketergantungan dengan produk impor.
Salah satunya dapat terjadi pada produk kedelai yang saat ini porsi impornya sudah mencapai 80 persen.
Dengan adanya tarif 0 persen ini tentu kedelai impor akan semakin mudah masuk ke Indonesia.
"Konsumen senang, tapi petani kedelai tentunya juga akan menjerit dengan tarif 0 persen dari barang Amerika," tuturnya.
Sebagai informasi, Indonesia menawarkan tarif 0 persen untuk produk-produk AS yang masuk ke Indonesia sebagai bagian dari salah satu kesepakatan perdagangan untuk menurunkan tarif resiprokal 32 persen menjadi 19 persen.
"Kami tidak akan membayar tarif apa pun. Jadi mereka memberi kami akses ke Indonesia, yang tidak pernah kami miliki," kata dia dikutip dari CNBC, Rabu (16/7/2025).
"Itu mungkin bagian terbesar dari kesepakatannya. Dan bagian lainnya adalah mereka akan membayar 19 persen," imbuh dia.
Dalam unggahan berikutnya di Truth Social, Trump mengatakan Indonesia telah berkomitmen untuk membeli energi AS senilai 15 miliar dollar AS, produk pertanian Amerika senilai 4,5 miliar dollar AS, dan 50 pesawat Boeing, banyak di antaranya adalah model 777 sebagai bagian dari kesepakatan tersebut.
Adapun, maskapai penerbangan Indonesia Garuda baru-baru ini disebut sedang dalam pembicaraan untuk membeli antara 50 dan 75 pesawat Boeing. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.