Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Angka Kemiskinan di Jateng Turun, Ahmad Luthfi: Ini Hasil Kerja Tim

Ahmad Luthfi menyambut baik rilis BPS setempat mengenai penurunan angka kemiskinan per Maret 2025.

Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
Istimewa
ANGKA KEMISKINAN: Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi. Luthfi menyambut baik rilis resmi Badan Pusat Statistik (BPS) setempat mengenai penurunan angka kemiskinan di Jawa Tengah per Maret 2025. (Dok Pemprov Jateng) 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyambut baik rilis resmi Badan Pusat Statistik (BPS) setempat mengenai penurunan angka kemiskinan per Maret 2025. 

Berdasarkan data BPS, persentase penduduk miskin di Jawa Tengah pada Maret 2025 sebesar 9,48 persen, atau mengalami penurunan 0,10 persen poin dibanding September 2024 yang mencapai 9,58 persen.

Sedangkan jumlah penduduk miskin pada Maret 2025 sebanyak 3,37 juta orang, turun 29,65 ribu orang dibanding September 2024.  

Luthfi menyebut, penurunan angka kemiskinan tersebut merupakan hasil kerja tim.

Mulai dari pemerintah provinsi, kabupaten/kota, seluruh dinas, serta stakeholder yang melakukan intervensi secara menyeluruh pada berbagai bidang.

"Saya ucapkan terima kasih."

"BPS mengeluarkan data bahwa kemiskinan di Jawa Tengah turun mulai dari 9,58 persen menjadi 9,48 % ."

"Kita tidak menjadi provinsi termiskin dan ini merupakan keberhasilan bersama," kata Luthfi di Semarang, Sabtu, 26 Juli 2025.

Baca juga: Gubernur Luthfi Usulkan Proyek Rp 73 Triliun untuk Atasi Rob dan Perbaikan Jalan di Jawa Tengah

Meski sudah mengalami penurunan, Luthfi menegaskan kepada seluruh tim untuk tak langsung berpuas diri.

Super team yang dibentuk harus bisa mempertahankan tren positif tersebut.

Sebisa mungkin bahkan meningkatkan capaian melalui kerja kolaborasi secara komprehensif.

Luthfi menjelaskan, parameter kemiskinan dan kemiskinan ekstrem telah ditentukan.

Intervensi dalam sektor-sektor tersebut akan terus dilakukan.

Misalnya, sektor pendidikan.

Anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem harus diintervensi, termasuk mereka yang putus sekolah harus disekolahkan.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved