Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

PPG 2025

Contoh Studi Kasus PPG 2025 Jenjang SD Masalah Strategi Pembelajaran, 500 Kata

Studi kasus ini ditulis dalam esai yang berjumlah 500 kata. Formatnya, esai tersebut harus menjawab empat pertanyaan utama:

Editor: Awaliyah P
IST
ILUSTRASI - Contoh Studi Kasus PPG 2025 Jenjang SD Masalah Strategi Pembelajaran, 500 Kata 

Contoh Studi Kasus PPG 2025 Jenjang SD Masalah Strategi Pembelajaran, 500 Kata

TRIBUNJATENG.COM - Inilah contoh studi kasus PPG 2025 jenjang SD masalah strategi pembelajaran.

Studi kasus ini ditulis dalam esai yang berjumlah 500 kata.

Baca juga: Hasil Uji Kompetensi PPG Gelombang 1 Tahun 2025 Resmi Diumumkan, Cek Nama Anda Sekarang

Formatnya, esai tersebut harus menjawab empat pertanyaan utama:

1. Permasalahan apa yang pernah Anda hadapi?

2. Bagaimana upaya Anda untuk menyelesaikannya?

3. Apa hasil dari upaya Anda tersebut?

4. Pengalaman berharga apa yang bisa Anda petik?

 

Judul: Meningkatkan Partisipasi Siswa dalam Diskusi Melalui Strategi Think-Pair-Share

Permasalahan:

Saya adalah guru kelas V di SD Negeri Tunas Bangsa. Salah satu tantangan yang saya hadapi terjadi saat pembelajaran IPS dengan topik "Keragaman Sosial Budaya di Indonesia".

Ketika saya memberi tugas diskusi kelompok, saya menyadari bahwa hanya segelintir siswa yang aktif berbicara.

Sementara sebagian besar siswa lainnya hanya mendengarkan atau sekadar mencatat, tanpa berani menyampaikan pendapat.

Suasana kelas menjadi tidak seimbang.

Diskusi didominasi oleh siswa-siswa yang sudah terbiasa tampil, sedangkan siswa yang pemalu cenderung pasif dan tidak terlibat secara aktif.

Kondisi ini membuat tujuan diskusi sebagai sarana berpikir kritis dan berbagi ide tidak tercapai.

Selain itu, hasil kerja kelompok kurang maksimal karena kontribusi tidak merata.

Saya menyadari bahwa strategi diskusi yang saya gunakan belum tepat untuk mengakomodasi semua siswa.

Upaya untuk Menyelesaikan Masalah:

Untuk mengatasi masalah tersebut, saya memutuskan untuk mengubah strategi pembelajaran.

Saya memilih menggunakan strategi Think-Pair-Share.

Strategi ini memberikan waktu berpikir individu terlebih dahulu, kemudian diskusi berpasangan, dan akhirnya berbagi di kelompok besar.

Saya memulai dengan memberikan pertanyaan terbuka, seperti "Mengapa keragaman budaya perlu dijaga?".
Langkah-langkahnya saya sesuaikan sebagai berikut:

1. Think (Berpikir): Siswa diberi waktu 3 menit untuk menuliskan jawaban mereka secara pribadi di buku catatan.

2. Pair (Berpasangan): Siswa kemudian diminta berdiskusi dengan teman sebangku untuk saling bertukar pendapat selama 5 menit.

3. Share (Berbagi): Setiap pasangan diminta menyampaikan hasil diskusi ke kelompok, lalu ke seluruh kelas.

Saya juga menetapkan aturan berbicara secara bergiliran agar setiap siswa mendapat kesempatan berbicara.

Untuk memperkuat partisipasi, saya memberikan pujian verbal dan stiker penghargaan bagi siswa yang aktif.

Hasil dari Upaya:

Setelah strategi ini diterapkan beberapa kali, saya melihat perubahan yang cukup signifikan.

Siswa yang sebelumnya pendiam mulai berani berbicara, setidaknya saat berpasangan.

Mereka merasa lebih percaya diri karena tidak langsung diminta bicara di depan kelas.

Saat sesi berbagi, lebih banyak siswa yang angkat tangan menyampaikan pendapat.

Diskusi menjadi lebih hidup, dan isi jawabannya pun lebih variatif karena semua siswa diberi waktu untuk berpikir terlebih dahulu. Hasil kerja kelompok juga meningkat.

Rata-rata siswa menunjukkan pemahaman yang lebih dalam terhadap materi, dan saya melihat peningkatan pada hasil formatif setelah kegiatan ini.

Pengalaman Berharga:

Pengalaman ini membuat saya memahami bahwa memilih strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan karakter siswa.

Tidak semua anak langsung berani bicara dalam diskusi besar.

Dengan memberi mereka ruang berpikir dan diskusi kecil dulu, mereka merasa lebih aman dan siap.

Strategi Think-Pair-Share sangat membantu mendorong keterlibatan aktif secara bertahap, terutama bagi siswa yang cenderung pemalu.

Saya juga belajar bahwa perubahan kecil dalam cara mengajar bisa memberikan dampak besar terhadap semangat dan hasil belajar siswa. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved