Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Menteri PPPA Soroti Kesehatan Gigi Anak saat Cek Kesehatan Gratis di SLB Semarang

Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kota Semarang menjadi satu di antara beberapa sekolah yang menjadi lokasi pembukaan program Cek Kesehatan

ISTIMEWA
BERIKAN KETERANGAN - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yunita Dyah Suminar, paparkan jumlah penderita gangguan jiwa di Jateng,Kamis (31/7/2025). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kota Semarang menjadi satu di antara beberapa sekolah yang menjadi lokasi pembukaan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang digagas oleh pemerintah pusat, pada Senin (4/8/2025).

Bertempat di Gedung Semeru di sekolah yang beralamat di Jalan Elang Raya No. 2 tersebut, ratusan peserta yang terdiri sari SDLB, SMPLB, dan SMALB mengikuti kegiatan tersebut. 

Pantauan tribunjateng, Gedung Semeru SLB Negeri Kota Semarang mendadak jadi ruang klinik untuk anak-anak luar bisa itu.

Mereka tampak antusias mengikuti kegiatan ini, tentunya dengan dipandu wali kelas masing-masing.

Hadirnya Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi yang hadir membuka kegiatan tersebut, bersama dengan sejumlah pejabat penting lainnya disambut hangat para siswa-siswi SLB N Kota Semarang.

Sorotan kamera atas kedatangan sejumlah tokoh penting ini juga membuat mereka terlihat antusias.

Hal itu dibuktikan dengan senyuman manis dan lambaian tangan setiap kali para siswa tersebut menyadari mata kamera sedang menangkap momen dan ekspresi mereka.

Para siswa, didampingi oleh para guru untuk membantu komunikasi dengan tenaga medis ketika proses pemeriksaan kesehatan.

Para pelajar mendapatkan pemeriksaan fisik seperti pemeriksaan mata, telinga, hidung dan tenggorokan, lingkar kepala lingkar tangan, lingkar perut. Mereka juga mendapatkan pemeriksaan gula darah, hemoglobin, tensi, dan skrining kesehatan kejiwaan.

Kegiatan tersebut juga untuk mendeteksi penyakit TBC.

Selain menteri PPA, hadir juga Sekda Jateng Sumarno, Dirjen SDM Kesehatan Yuli Farianti, Kepala Unicef Indonesia Arie Rukmantara, wakil walikota Semarang Iswar Aminuddin, serta beberapa pejabat penting lainnya.

Program cek kesehatan gratis ini merupakan program pemerintah pusat yang serentak dilakukan mulai Senin ini di beberapa sekolah di seluruh Indonesia, termasuk di SLB Kota Semarang.

Menteri PPPA mengatakan, Cek kesehatan gratis ini adalah salah satu program hasil tercepat yang diinisiasi oleh Presiden RI Prabowo Subianto.

"Ini menjadi bentuk kecintaan presiden kepada rakyat," kata dia di sela kunjungannya.

Ia mengatakan, kesehatan siswa menjadi salah satu elemen penting dalam membentuk generasi masa depan yang berkualitas.

"Ini menjadi pondasi generasi masa depan yang berkualitas, bermutu, maka dari sekarang harus diperkuat. Hal mendasar yang harus dilakukan adalah kesehatan," kata dia.

Dalam kesempatan itu, ia menyoroti kesehatan gigi anak-anak Indonesia menjadi salah satu yang memprihatinkan saat ini.

"Kita lihat sekarang datanya cukup memprihatinkan terutama kesehatan gigi, 93 persen anak indonesia giginya kurang baik. Hanya 7 persen yang baik," ungkapnya.

Kemudian angka stunting di Indonesia saat ini juga disebutnya cukup tinggi.

Melalui cek kesehatan ini, diharapkan sebagai sebuah solusi agar anak-anak dari segi kesehatan terjamin.

"Kemudian, presiden ingin semua anak Indonesia punya kesempatan yang sama menempuh pendidikan. Oleh karena itu inisiasi sekolah rakyat juga akan memberikan kesempatan yang sama untuk menempuh pendidikan yang layak," kata dia.

"Anak yang sehat gizinya juga harus terjamin," tandasnya.

Salah satu pelajar SLB Kota Semarang, jenjang SMALB, Aldi Saputra mengaku senang mengikuti program ini.

Dibantu guru kelasnya ,Teddy Hesti saat sesi wawancara, Aldi mengatakan saat proses pemeriksaan ada beberapa tahap yang ia lalui. Mulai dari cek darah hingga tes pendengaran.

Aldi merupakan siswa kelas X di SLB N Kota Semarang seorang penyandang tuna wicara.

"Tadi diperiksa cek darah, kemudian membaca, cek telinga, dan tekanan darah supaya sehat. Dulu juga pernah cek kesehatan di dokter. Ketika diperiksa saya tidak takut, saya merasa senang," kata Aldi.

Sementara itu, kepala sekolah SLB N Kota Semarang, Sri Sugiarti mengatakan, ada total 579 peserta yang dijadwalkan mengikuti kegiatan CKG ini. Namun beberapa di antaranya sedang mengikuti kegiatan lain.

"Kami pihak sekolah berterimakasih karena pemeriksaan ini acuan kami dalam memberikan indeks kesehatan, laporan kepada orang tua, ataupun indeks kesehatan pada anak itu sendiri. Dan kita selalu berkolaborasi dengan puskesmas pembina," jelasnya.

Di sekolah tersebut kata dia, ada total lima ketunaan antara lain, tuna netra, tuna rungu wicara, tuna delta, tuna daksa, dan autis.

Disisi lain, Sekda Prov. Jateng mengatakan capaian CGK secara umum di Jawa Tengah cukup tinggi.

Pencapaian itu tak lepas dari berbagai layanan, seperti dokter spesialis keliling atau Speling, yang diintegrasikan dengan Cek Kesehatan Gratis.

“Capaian CKG kami di Jawa Tengah sudah 5,7 juta sasaran. Mungkin kalau di Indonesia baru 15 jutaan (orang), kita sudah support sepertiga sendiri. Ini sesuatu yang penting bagi kami, karena kita ingin anak kita cerdas, tentu saja mulai dari kondisi kesehatannya harus kita ketahui terlebih dahulu,” kata Sumarno.

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yunita Dyah Suminar mengatakan, CKG untuk usia anak sekolah bertujuan untuk skrining kesehatan sejak dini. Karena, penyakit degeneratif seperti diabetes, juga rentan menyerang saat usia muda.

“Karena sekarang banyak anak yang mengonsumsi makanan berkadar gula tinggi dan bahan pengawet. Maka anak-anak diajarkan untuk tidak mengonsumsi yang membahayakan bagi tubuhnya,” pungkas Yunita. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved