Studi Kasus PPG 2025 500 Kata: Tantangan Guru dalam Mengelola Kelas Inklusif di Sekolah Dasar
lima studi kasus yang menjadi sorotan dalam pelatihan PPG 2025: 1. Siswa Pasif Saat Diskusi Kelompok..Dalam pembelajaran Solusi yang ditawarkan adalah
Penulis: Puspita Dewi | Editor: galih permadi
Studi Kasus: Tantangan Guru dalam Mengelola Kelas Inklusif di Sekolah Dasar
Latar Belakang:
Ibu Rina adalah seorang guru kelas 4 SD di sebuah sekolah dasar negeri di kota kecil.
Ia baru saja menyelesaikan pendidikan S-1 PGSD dan sedang mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk memperoleh sertifikat pendidik.
Di tahun ajaran ini, Ibu Rina menghadapi tantangan baru: di kelasnya terdapat seorang siswa bernama Aldi yang didiagnosis mengalami hambatan belajar ringan (slow learner).
Sementara itu, mayoritas siswa lain tidak mengalami kesulitan belajar dan memiliki daya serap cukup tinggi.
Permasalahan:
Dalam praktik pembelajarannya, Ibu Rina sering kali mengalami dilema antara menjaga kecepatan pembelajaran untuk siswa mayoritas, dan memberi perhatian khusus bagi Aldi yang memerlukan waktu lebih lama dalam memahami materi.
Saat pembelajaran matematika, misalnya, Aldi kesulitan memahami konsep perkalian.
Ketika teman-temannya sudah mampu menyelesaikan soal latihan, Aldi masih kebingungan dengan tabel perkalian dasar.
Ketika Ibu Rina memberi bantuan lebih intensif kepada Aldi, siswa lain merasa kurang diperhatikan dan mulai gaduh. Namun jika ia fokus pada kelas secara umum, Aldi jadi tertinggal dan tampak frustrasi.
Tindakan yang Dilakukan:
Sebagai peserta PPG, Ibu Rina kemudian mencoba menerapkan pendekatan diferensiasi pembelajaran yang ia pelajari dalam modul PPG. Ia memodifikasi aktivitas kelas menjadi dua kelompok:
1. Kelompok mayoritas yang mengerjakan soal latihan mandiri dengan variasi tantangan.
2. Aldi diberi tugas visual dan konkret, seperti menggunakan kartu angka dan alat peraga berhitung.
Selain itu, Ibu Rina mengatur jadwal belajar kelompok, di mana Aldi bergabung dengan dua teman yang sabar dan bersedia membantunya. Ia juga berkoordinasi dengan wali kelas sebelumnya dan orang tua Aldi untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang strategi belajar yang sesuai.
Refleksi:
Melalui proses ini, Ibu Rina menyadari pentingnya peran guru sebagai fasilitator dan diferensiator dalam kelas yang beragam. Ia belajar bahwa keadilan dalam pendidikan bukan berarti semua siswa diperlakukan sama, tetapi semua siswa mendapat kesempatan yang sesuai dengan kebutuhannya.
Meskipun hasilnya belum sepenuhnya ideal, Aldi menunjukkan peningkatan, terutama dalam kepercayaan dirinya. Siswa lain juga mulai memahami pentingnya saling menghargai perbedaan kemampuan.
Kesimpulan:
Studi kasus ini menegaskan bahwa guru harus memiliki kompetensi pedagogik yang adaptif, khususnya dalam konteks pendidikan inklusif. Penerapan strategi diferensiasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan belajar yang ramah dan adil bagi semua siswa.
(*)
5 Studi Kasus PPG 2025 500 Kata Khusus Kelas 4 SD |
![]() |
---|
Studi Kasus PPG 2025 Kelas 4 SD: Dari Siswa Pasif hingga Sulit Pahami Pecahan |
![]() |
---|
Contoh Studi Kasus PPG 2025 500 Kata: Masalah Sistem Penilaian Kelas 6 SD |
![]() |
---|
Contoh Studi Kasus PPG 2025 Soal LKPD Kurang Menarik dan Tidak Sesuai Sesuai Karakter Siswa Kelas 8 |
![]() |
---|
Kumpulan 4 Contoh Studi Kasus PPG 2025 Jenjang SD-SMA: Masalah Media, LKPD, Strategi dan Penilaian |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.