UKSW SALATIGA
Dosen Muda Raih Gelar Doktor di Usia 29 Tahun, UKSW Kukuhkan Dua Akademisi Bergelar Doktor dari FEB
FEb UKSW Salatiga mengukir capaian akademik yang membanggakan melalui prosesi Yudisium Program Doktor Manajemen.
Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
Disertasinya yang berjudul “Determinan Kinerja Penelitian dan Publikasi Dosen: Peran Orientasi dan Kolaborasi Penelitian (Studi Terhadap Dosen Fakultas Ekonomi Perguruan Tinggi Swasta di Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah)” menyelami dinamika budaya akademik di lingkungan Perguruan Tinggi Swasta, khususnya dalam lingkup Kopertis VI Jawa Tengah.
Berbekal data dari 288 responden, Dr. Johanis mengidentifikasi bahwa orientasi penelitian menjadi poros penting dalam menjembatani pengaruh teknologi, budaya riset, dan dukungan institusional terhadap kinerja publikasi dosen.
“Budaya riset yang sehat tidak cukup dibangun dengan instruksi administratif."
"Ia harus tumbuh dari orientasi yang kuat, dari dalam diri dosen dan dari ekosistem kampus yang mendukung,” ungkap Dr. Johanis yang lahir di Masohi Maluku Tengah ini.
Namun demikian, kolaborasi riset belum menunjukkan pengaruh signifikan karena masih belum terintegrasi secara strategis dalam sistem akademik.
Disertasi ini menghadirkan seruan kritis terhadap pentingnya reposisi kolaborasi akademik, agar tidak sekadar menjadi formalitas administratif, melainkan bagian integral dari praktik ilmiah yang bermakna dan produktif.
Baca juga: Mahasiswa Ilmu Komunikasi UKSW Salatiga Hadirkan Pertunjukan Seni Edukatif di Sekolah-sekolah
Menyemai Generasi Intelektual Unggul
Wakil Dekan FEB UKSW, Ronny Prabowo, dalam sambutannya menyampaikan penghargaan atas dedikasi dan integritas ilmiah yang ditunjukkan oleh kedua lulusan.
Ia menegaskan bahwa capaian ini merupakan buah dari ekosistem akademik FEB UKSW yang terus mendorong keunggulan keilmuan yang peka terhadap konteks sosial dan perubahan zaman.
“Capaian gelar doktor bukan hanya pencapaian akademik semata, tetapi juga bentuk kontribusi terhadap kemajuan pengetahuan dan pengabdian pada masyarakat."
"Kehadiran akademisi muda seperti Dr. Deasy Carolina menjadi simbol regenerasi intelektual yang menjanjikan bagi masa depan pendidikan tinggi Indonesia,” ungkapnya.
Yudisium ini menegaskan posisi FEB UKSW sebagai institusi yang melahirkan akademisi unggul dan mendukung program Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Diktisaintek) Berdampak yang selaras dengan Asta Cita 4 memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, dan pendidikan.
Selain itu, yudisium ini turut mengukuhkan kontribusi UKSW dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4 pendidikan berkualitas.
Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terakreditasi Unggul, UKSW telah berdiri sejak 1956 dengan 15 fakultas dan 64 program studi di jenjang D3 hingga S3, dengan 32 Prodi Unggul dan A.
Terletak di Salatiga, UKSW dikenal dengan julukan Kampus Indonesia Mini, mencerminkan keragaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai daerah.
Selain itu, UKSW juga dikenal sebagai "Creative Minority" yang berperan sebagai agen perubahan dan inspirasi bagi masyarakat. (Laili S/***)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.