Universitas Telogorejo
Kenali Hipertensi dalam Kehamilan
Berikut essai yang disusun oleh: dr. Edi Wibowo, SpOG, dosen Universitas Telogorejo Semarang.
Disusun oleh: dr. Edi Wibowo, SpOG
HIPERTENSI dalam kehamilan bisa membahayakan ibu hamil dan janin. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui apa saja penyebab hipertensi dalam kehamilan agar kondisi ini dapat dicegah dan ditangani dengan tepat. Hipertensi dalam kehamilan merupakan kondisi ketika tekanan darah ibu hamil berada di atas angka 140/90 mmHg. Diperkirakan sekitar 8–10 persen ibu hamil di seluruh dunia mengalami hipertensi dalam kehamilan. Kondisi ini biasanya muncul saat usia kehamilan sekitar 20 minggu, tetapi bisa juga muncul lebih awal.
Tingginya tekanan darah selama kehamilan bisa disebabkan oleh berbagai kondisi. Berikut ini adalah penjelasannya:
Hipertensi kronis
Hipertensi kronis merupakan tekanan darah tinggi yang sudah terjadi sebelum hamil atau sebelum usia kehamilan memasuki 20 minggu. Kondisi ini sering kali tidak bergejala, sehingga banyak ibu hamil yang tidak menyadari bahwa mereka menderita hipertensi kronis.
Hipertensi kronis pada ibu hamil biasanya baru terdeteksi ketika ibu hamil menjalani pemeriksaan kandungan.
Hipertensi kronis dengan preeklamsia
Jika hipertensi kronis tidak ditangani dengan baik, ibu hamil dapat mengalami preeklamsia. Kondisi ini ditandai dengan tekanan darah tinggi yang disertai adanya protein dalam urine. Hipertensi kronis dengan preeklamsia ini biasanya terjadi pada trimester kedua atau ketiga kehamilan.
Hipertensi gestasional
Hipertensi gestasional merupakan peningkatan tekanan darah yang terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu. Peningkatan tekanan darah ini umumnya tidak disertai dengan adanya protein dalam urine atau kerusakan organ tubuh. Pada ibu hamil yang mengalami kondisi ini, tekanan darah biasanya dapat kembali normal setelah merlahirkan.
Baca juga: Dua Mahasiswa Universitas Telogorejo Semarang Ikuti Summer Program di Hungkuang University Taiwan
Preeklamsia
Hipertensi dalam kehamilan yang tidak terkontrol dengan baik bisa berkembang menjadi preeklamsia. Selain adanya protein dalam urine, preeklamsia juga dapat disertai dengan kerusakan beberapa organ, seperti ginjal, hati, paru-paru, retina mata, atau otak. Meskipun jarang terjadi, preeklamsia juga dapat dialami wanita setelah melahirkan atau disebut juga preeklamsia postpartum.
Eklamsia
Eklamsia merupakan kelanjutan dari preeklamsia yang tidak terkontrol atau tidak tertangani dengan baik. Eklamsia merupakan jenis hipertensi dalam kehamilan yang paling parah. Selain tekanan darah tinggi, ibu hamil dengan kondisi ini juga mengalami kejang, bahkan bisa sampai koma.
Berbagai Bahaya Hipertensi dalam Kehamilan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.