Gojek
Waktunya Berjuang, Perempuan Semarang Ini Menjadikan Gojek Sebagai Ruang Perjuangan Hidupnya
Kisah Lidiah Riyanti, Srikandi Gojek asal Semarang, menjadi bukti semangat perjuangan bisa lahir dari keseharian seorang ibu.
Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kemerdekaan tidak hanya dimaknai sebagai bebas dari penjajahan, tetapi juga keberanian untuk bangkit, berjuang, dan bertahan di tengah ujian kehidupan.
Kisah Lidiah Riyanti, salah satu Srikandi Gojek asal Semarang, menjadi bukti nyata bagaimana semangat perjuangan bisa lahir dari keseharian seorang ibu yang pantang menyerah.
Tahun 2016 menjadi titik balik kehidupan keluarga kecil ini.
Usaha sang suami, Suyanto, terpaksa gulung tikar.
Mereka sempat kebingungan mencari jalan keluar hingga akhirnya menemukan harapan baru lewat Gojek.

Lidiah dan suaminya mendaftar sebagai mitra driver Gojek dan sejak itu ‘roda hijau Gojek’ menjadi penggerak utama kehidupan keluarga.
“Waktu usaha kami jatuh, kami cari jalan baru."
"Dari Gojek inilah saya dan suami menemukan harapan dan bisa kuat bertahan,” kenangnya.
Perjuangan mereka bukan hanya soal mencari nafkah, tetapi juga membangun kebersamaan.
Pak Suyanto dikenal aktif mengikuti kegiatan Gojek, mulai dari Upacara 17 Agustus hingga bakti sosial bersama komunitas.
Baca juga: Lewat School Creative Hub, Gojek Bersama Pelajar Gen Z Gaungkan Kreativitas dan Gaya Hidup Non-Tunai
Semangat itu menjadi teladan bagi keluarga, hingga anak kedua mereka, Quenna Azra Riyanto, berhasil menempuh pendidikan tinggi di Politeknik Negeri Semarang jurusan Teknik Elektro melalui Beasiswa Gojek.
Kini Quenna sedang menyelesaikan skripsinya.
“Alhamdulillah, anak saya bisa kuliah dengan mendapatkan beasiswa dari Gojek, ini benar-benar kebanggaan besar buat keluarga kami,” kata Lidiah penuh syukur.
Perjuangan keluarga ini tidak selalu mulus, kehidupan mereka juga diwarnai ujian berat.
Tahun 2024, suami Lidiah jatuh sakit setelah mengalami penyumbatan darah di kepala yang menyebabkan stroke.
Sejak itu, ia hanya bisa beristirahat di rumah.
Kondisi ini membuat Lidiah harus berdiri lebih kuat dan mengambil peran ganda: sebagai ibu, istri, sekaligus tulang punggung keluarga.
“Sejak suami saya sakit stroke, saya harus lebih kuat."
"Saya terus narik, biar keluarga tetap bisa jalan,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Di sela-sela kesibukan sebagai Mitra driver Gojek, Lidiah juga membuat jajanan pasar seperti risol dan pudding ketika ada pesanan.
Usaha kecil ini ia kerjakan dari rumah untuk menambah penghasilan keluarga.
“Kalau ada orderan risol atau pudding dan semacam jajanan pasar, saya kerjain di rumah."
"Lumayan buat tambahan,” tuturnya.
Setiap hari, Lidiah tetap setia on-bid sejak pukul 6 pagi hingga 5 sore, tak peduli sepi atau ramai.
“Saya selalu on pagi sampai sore."
"Kadang sepi, kadang ramai."
"Tapi apapun hasilnya saya tetap bersyukur,” katanya penuh ketulusan.
Baca juga: Jasirah Race: Wisata Sejarah Naik Kereta, Gojek Hadirkan Akses Mobilitas Aman & Nyaman
Bagi Lidiah, Gojek bukan hanya pekerjaan.
Ia memandangnya sebagai ruang perjuangan, tempat di mana ia bisa terus berusaha menjaga keluarganya tetap bertahan.
“Saya bersyukur ada Gojek."
"Berkat Gojek, keluarga saya masih bisa melanjutkan hidup dengan layak dan cukup."
"Itu yang paling penting dan harus selalu saya jaga,” ungkapnya.
Kisah Lidiah Riyanti adalah cerminan semangat perjuangan yang terus hidup dalam keseharian masyarakat.
Seperti halnya bangsa ini yang meraih kemerdekaan lewat keberanian dan pengorbanan, Lidiah menunjukkan bahwa kemerdekaan sejati adalah ketika kita mampu berjuang, bertahan, dan memberikan harapan bagi orang-orang yang kita cintai.
Karena bagi Lidiah, Waktunya #Berjuang bukan sekadar slogan, melainkan napas hidup yang terus menggerakkan roda perjuangannya setiap hari. (Laili S/***)