Pemilihan Gubernur Jateng

Tidak Cukup Waktu Gendong Cucu

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNJATENG.COM SEMARANG- Jelang berakhirnya masa pemerintahannya, gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo (61) memutuskan kembali maju mencalonkan diri di pemilihan Gubernur Jateng 2013. Restu dari sang istri Sri Suharti menjadi satu di antara pertimbangannya untuk memperebutkan kursi H 1.

SEBELUM melaksanakan konferensi pers hasil tes kesehatan Pilgub Jateng 2013 di ruang direktur Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Kariadi, Bibit berbincang sebentar dengan tribun. Mengenakan kemeja batik hitam bermotif parang yang sering dipakainya dalam setiap acara, petahana itu didampingi bakal calon wakil gubernurnya Sudijono Sastroatmodjo bercerita seputar dirinya dan motivasi maju ke pilgub Jateng 2013.

"Saya di posisi incumbent itu kalau baik ya baik, tapi kalau jelek ya langsung jelek karena rakyat langsung menilai (hasil kerja)," kata pria kelahiran Klaten, 5 Agustus 1949 itu menjelaskan posisinya dalam perebutan kursi panas gubernur Jateng itu, Jumat (8/3).

Ayah tiga anak itu bercerita keinginan maju itu muncul saat berkeliling Jawa Tengah dan bertemu banyak warga Jateng. Jelang pemilihan gubernur, tidak sedikit rakyat yang mendukungnya untuk maju.

"Selama saya melakukan kunjungan kerja, mereka spontan mendukung "mari pak bali deso mbangun deso malih" "saya mendukung", suara rakyat itu saya implementasikan dalam tekad dan semangat," ucap bakal Cagub yang diusung partai Demokrat, partai Golkar dan PAN itu yakin.

Keinginan itu langsung dikonsultasikan kepada ibu dari anak-anaknya Sri Suharti. Rupanya, keluarganya mendukung, bahkan istrinya bilang bahwa anak-anaknya mendukung saja. Keluarganya tidak mempermasalahkan kesibukannya menjadi gubernur.

Pria berkumis itu langsung berujar menjadi gubernur atau tokoh publik tidak hanya enak, ada tanggung jawab besar yang diembannya. Ia harus rela menomorduakan kepentingan keluarganya dibanding tugas kedinasan.

Ia mencontohkan, waktu dengan cucunya seringkali tersita oleh tugas. Kakek dari empat cucu itu bilang dirinya sering dicari cucunya, pertanyaan-pertanyaan semisal kakung kemana lagi? Kok minggu-minggu ke sana? Kok engga main? Sering ditanyakan.

"Rasanya gimana ya antara cucu dan tugas. Ya akhirnya tugas. Dengan segala caralah supaya cucu senang, sayanya juga bagaimanalah. Beratnya ada di situ," kata ayah dari Sari Lestari Kurniati, Dian Handayani dan Rini Utami itu.

Baginya jika benar-benar menghayati tugas, maka kepentingan umum diutamakan dan kepentingan keluarga dinomorduakan. Hal itu merupakan resiko sekaligus tantangan. Semuanya bisa diatasi jika ada komunikasi yang baik.

Lalu, Bibit pun menceritakan contoh kecil. Suatu hari saat pulang ke rumah, cucunya menyambut kedatangannya. Dari jauh, cucunya berlari-lari dan memanggilnya 'Kakung, kakung, kakung'.

"Pas manggu mau mandi, tiba-tiba 'pak tamu sudah datang', ya kayak gitu itulah," ucapnya.

Ia berpendapat banyak orang yang melihat posisinya enak, tapi tanggung jawabnya. Memang jika sarana yang didapatkannya semisal rumah dan mobil termasuk bagus, tapi tanggung jawabnya besar.

Meskipun sibuk, hingga saat ini keadaan keluarganya baik-baik saja. Menurutnya, keluarganya hepi-hepi saja dan santai. Tidak ada permasalahan yang menghinggapi keluarganya.

"Kalau pilgub ini ada waktunya sendiri-sendiri. Ada saatnya jadi gubernur, ada saatnya pilkada," imbuh Bibit Waluyo.

Seorang warga Semarang, Nugroho (40) menilai sosok seorang Bibit Waluyo sebagai orang yang ramah. ‎​Baginya, Gubernurnya itu termasuk tegas walau kadang komentarnya susah ditrima saat menilai sesuatu. Tapi sepengetahuannya, Bibit juga lucu.

"‎​Ketegasan pak bibit tidak serta merta menghilangkan sikap senang bercandanya," sebut pemilik kos di Hasanudin G-81 Purwosari, Perbalan, Semarang Utara.

Lain lagi, dengan Amalia Puspita Dewi (16). Awalnya ia tidak mengenal sama sekali dengan Bibit Waluyo. Tapi yang membuatnya heran ada foto Bibit Waluyo dimana-mana semisal di poster PLN atau sepanjang Jalan Pahlawan.

Dalam pikirannya, Bibit tokoh politik atau orang pemerintahan yang penting. Dia tahunya saat ada acara yang diikutinya dihadiri Gubernur Jateng. Baru saat itulah ia tahu bahwa sosok di poster PLN adalah Bibit Waluyo seorang gubernur Jateng.

"Saya tahunya baru saat itu," katanya lalu tersenyum. (Bakti Buwono Budiastyo)

Berita Terkini