Laporan Wartawan Tribun Jateng, Muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - PSIS Semarang dan Persebaya Surabaya akan terlibat pertempuran sengit di babak 12 besar Grup B Divisi Utama Liga Indonesia, Rabu (3/7/2013).
Menengok ke belakang, kedua kubu memiliki sejarah rivalitas yang panjang. Tak heran jika pertemuan Mahesa Jenar versus Bajul Ijo layak disebut sebagai duel klasik.
Rivalitas dimulai sejak lama namun makin mengemuka saat final Perserikatan pada 1987. Waktu itu PSIS mengalahkan Persebaya 1-0 dan untuk kali pertama keluar sebagai juara.
Musim berikutnya, untuk menyingkirkan PSIS dari kompetisi, Persebaya sengaja mengalah dari Persipura dengan skor 0-12 atau yang hingga sekarang dikenang sebagai sepak bola gajah.
Satu dekade berselang, kedua kubu kembali bertemu di final Liga Indonesia 1998/1999. Kembali PSIS meraup kemenangan, juga dengan skor 1-0. Waktu itu gol semata wayang dicetak Tugiyo alias Maradona dari Purwodadi.
Di luar hingar bingar persaingan tim, suporter PSIS yaitu Panser Biru dan Snex berteman akrab dengan pendukung Persebaya, Bonek.
Pada laga uji coba PSIS jelang bergulirnya kompetisi, 14 Januari 2013 di Surabaya, mereka bernyanyi bersama dalam satu panggung.
Panser Biru juga memutuskan tetap menampung Bonek yang sudah datang ke Semarang setelah pihak Panpel menyatakan tidak menerima Bonek demi keamanan.