Laporan Wartawan Tribun Jateng, Hesty Imaniar
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Partai ke tujuh, dihari kedua babak final Tribun Jateng PAF 2014, yang digelar di Knight Stadium Sabtu (15/11/2014) mempertemukan dua tim kuat. Yakni big match antara SMA 10 kontra SMA Instindo Semarang, yang mana kedua tim sama-sama memperlihatkan taringnya.
Menorehkan score imbang di babak pertama 1-1, kedua tim terus melakukan gempuran cepat. Gol pertama SMA Instindo dicetak oleh Tomi Kurniawan dimenit ke 8, lalu disusul oleh Dayat menyamakan kedudukan dimenit ke 12.
Permainan cepat terus diperlihatkan keduanya, dibabak kedua. Beberapa kali pelanggaran dan body press muncul di tengah tensi memanas partai kedua kubu ini.
Begitu terlalu asik menyerang, Instindo justru lengah, dan hasilnya tim asuhan Edi Yulianto harus kebobolan dimenit ke 18 lewat kaki Gersom. Unggul 2-1 tak membuat SMA 10 puas diri.
Anak-anak asuhan Redho terus menggempur pertahanan Guntur cs. Petaka datang di Instindo ketika masuk dimenit ke 21, lagi-lagi Gersom mampu menambah scrore bertambah menjadi 3-1.
Kurang tenang dan sabarnya anak-anak SMA 10 ternyata mampu dimanfaatkan tim Instindo, dimana dimenit ke 25, Bagas Rahmojo mampu menambah score timnya, menjadi 3-2.
Merasa keunggulannya terus dibuntuti Instindo, anak-anak SMA 10 justru lengah dan kurang waspada, alhasil pemain bernomor punggung 4, Rizki justru melakukan "blunder" dengan mencetak gol ke gawang sendiri. Instindo pun diuntungkan dengan gol tersebut, score imbang pun tertoreh di papan score, yakni 3-3.
Terus berupaya melakukan gempuran justru berimbas pada dianulirnya gol ke empat Instindo oleh wasit Agus, yang menyatakan gol tersebut dianulir karena bola masuk dari samping jaring gawang yang lubang. Sehingga tidak sah, atas insiden tersebut.
Protes keras pun dilakukan tim Instindo, yang berimbas pada penjaga gawang cadangannya Calvin Vava harus diusir keluar lapangan oleh wasit. Hingga babak kedua usai score 3-3 tidak berubah, dan kedua tim pun harus rela berbagi point satu.
Sementara itu Edi Yulianto nahkoda Instindo menyatakan kurang puas dengan hasil imbang yang diraih timnya.
"Performa anak-anak kurang bagus untuk menghadapi tim kuat SMA 10 ini. Harusnya bisa terus menekan, namun malah kebobolan yang kita dapat. Namun ini hasil maksimal pertandingan malam ini, dan harus di syukuri," katanya.
Selanjutnya, Edi menyatakan harus bisa memenangi laga berikutnya untuk bisa lolos ke fase berikutnya. Untuk itu ia akan melakukan evaluasi secara menyeluruh. Apalagi timnya dirugikan dengan di kartu merahnya penjaga gawang cadangannya, yang secara otomatis harus membuatnya berfikir keras membuat timnya bisa memenangi partai berikutnya.
Berbeda dengan Redho, pelatih SMA 10 yang dirinya akan mengevaluasi ketenangan dan kesabaran punggawanya. Ecara tim, ia menilai anak asuhnya bermain bagus secara bertahan dan menyerang. Lolonya timnya ke 16 besar tak membuatnya berpuas, namun harus terus menambah strategi baru.
"Lawan Instindo ini cukup berat, apalagi Instindo dinobatkan sebagai tim yang mampu menjuarai PAF ini, namun anak-anak telah berjuang keras dan hasil imbang ini memang hasil minimal yang kami targetkan. Paling tidak masih bisa mendapatkan point, walaupun satu tidak masalah kami masih memuncaki klasemen grup C," pungkasnya.(*)