Outlook Jateng 2015

Ganjar Minta Rp 2,1 Triliun hanya untuk Jembatan dan Jalan

Penulis: achiar m permana
Editor: iswidodo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Saya Akan Terus Ogok-ogok Pemerintah Pusat. Ganjar Pranowo minta Rp 2,1 triliun khusus untuk pembangunan jalan dan jembatan di Jateng

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG- Tahun 2014 menjadi era penting dalam kaitan dengan pembangunan infrastruktur. Beberapa hari menjelang pergantian tahun 2014, setahun silam, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dengan tegas mencanangkan tahun 2014 menjadi tahun infrastruktur.

Sayang, gagasan besar The Rockin Governor untuk mengucurkan Rp 1,7 triliun khusus untuk pembangunan dan perbaikan infrastruktur pada 2014 tak terlaksana. Secara keseluruhan, secara akumulatif pada APBD 2014 dan APBD Perubahan, Pemprov "hanya" mengucurkan Rp 1,2 triliun untuk infrastruktur.

"Pada tahun 2015 ini, program pembangunan infrastruktur yang belum tercapai pada 2014 pasti saya lanjutkan. Saya minta Rp 2,1 triliun hanya untuk jalan dan jembatan. Tahun ini saya minta Bina Marga prioritaskan wilayah perbatasan," kata Ganjar kepada Tribun Jateng.

Pada tahun keduanya memimpin Jawa Tengah, Ganjar bertekad, untuk menggerakkan Pemkab/Pemkot sekaligus lebih--meminjam istilah dia--mengogok-ogok Pemerintah Pusat. Keberhasilan pembangunan infrastruktur di Jawa Tengah, selain atas gerak cepat Pemprov dan Pemkot/Pemkab, kata Ganjar, juga "bergantung" pada political will Pemerintah Pusat, mengingat banyak proyek infrastruktur yang didanai APBN.

Proyek perbaikan jalan-jalan nasional, pembangunan jembatan dan waduk, hingga perbaikan Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang, merupakan contoh pekerjaan-pekerjaan yang amat memerlukan uluran tangan Pemerintah Pusat. "Oleh karena itu, dalam kaitan dengan pengembangan Bandara A Yani, saya terus ogok-ogok hingga level presiden. Saya bilang ke presiden, sampai saya malu sebenarnya. Pak Presiden (Presiden--saat itu--Susilo Bambang Yudoyono--Red) mohon maaf. Bandara kita tidak jelek, Pak, tapi ngisin-isini," katanya.

Lebih jauh, Ganjar mengatakan bahwa, dia menginginkan untuk mengoptimalkan penggunaan rel kereta api sebagai sarana "menghubungkan" Jawa Tengah. Setelah proyek double track alias rel ganda di jalur pantura selesai, Ganjar menginginkan, rel ganda juga dibangun di jalur selatan.
Selain itu, Ganjar akan mengoneksikan jalur kereta api di Jateng. Dari utara ke selatan terkoneksi dengan jurusan Semarang-Purwokerto dan Semarang-Solo. "Jadi, seluruh wilayah Jateng akan dilingkari rel kereta api," kata Ganjar.

Obsesi Ganjar itu diamini Guru Besar Fakultas Teknik Undip, Prof Dr rer nat Imam Buchori ST, dalam kesempatan terpisah. Menurut Imam, kereta api merupakan moda transportasi yang tepat untuk mengatasi segala masalah, baik kemacetan, kerusakan jalan, atau keterlambatan pengiriman barang untuk produksi. Peraih gelar doktor di bidang Geomatics for Spatial Planning dari Universitas Vechta, Jerman, tersebut menyarankan, untuk menjadikan kereta api sebagai penghubung antara pusat kota, pelabuhan, dan bandara.

"Setiap pelabuhan, bandara juga lebih baik interkoneksinya dengan rel sehingga proses memindah barang nanti bisa berjalan cepat," katanya.
Kerusakan jalan

Pada 2014, terdapat dua musibah yang menyita perhatian, yakni amblesnya Jembatan Comal, di Pemalang, serta longsor di Banjarnegara. Jembatan Comal yang ambles hanya beberapa hari sebelum arus mudik Lebaran, Agustus 2014, membawa dampak serius berupa kemacetan di jalur pantura, tengah, dan selatan. Selain itu, pengalihan arus lalu lintas sebagai dampak kerusakan Jembatan Comal, juga membuat sejumlah jalur alternatif menjadi rusak. Untungnya, di pengujung 2014, perbaikan Jembatan Comal bisa terselesaiakan.

Di sisi lain, longsor Banjarnegara juga menjadi perhatian nasional. Selain banyaknya korban yang jatuh, longsor itu juga menimbulkan kerusakan infrastruktur, termasuk ruas jalan penghubung Pekalongan-Banjarnegara.

Kendati demikian, pada 2014 banyak catatan penting atas pencapaian pembangunan di Jawa Tengah, mulai dari peninggian jalan Tanggulangin, Kudus, penyelesaian perbaikan ruas jalan dari Brebes hingga Rembang, penyelesaian jalur tengah dan selatan, serta perbaikan sejumlah jembatan.

Buah dari kerja keras itu, pada awal Desember 2014, Pemprov Jateng menerima tiga penghargaan tingkat nasional di bidang pembangunan infrastruktur dari Pemerintah Pusat. Provinsi Jateng sebagai pemenang pertama tingkat provinsi untuk subbidang bina marga, pemenang II tingkat provinsi untuk subbidang penataan ruang, dan penghargaan khusus karena secara berturut-turut menjadi pemenang pertama.

"Program pembangunan Pemprov Jateng pada lima tahun ke depan ditekankan untuk mendukung pengembangan wilayah perbatasan antarprovinsi, jalur aksesibilitas jalan dari pantura-pantai selatan, mendukung pengembangan kawasan pariwisata, penanganan khusus daerah dengan struktur tanah labil yang berpotensi rawan longsor, serta pengembangan perekonomian wilayah," kata Sekda Provinsi Jateng, Sri Puryono, saat menerima penghargaan itu.

Nah, apakah semua obsesi Gubernur Ganjar Pranowo, sebagai nakhoda Pemprov Jateng, itu bisa terealisasi pada 2015? Kita catat dan tunggu saja realisasinya pada akhir tahun depan. (Tribun Jateng/Achiar M Permana)

Berita Terkini