Laporan Wartawan Tribun Jateng, Suharno
TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Terkait pembangunan pasar darurat di Alun-alun Utara (Alut) bagi pedagang Pasar Klewer, Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo masih menunggu jawaban resmi dari Sinuhun Pakoe Boewono (PB) XIII selaku penguasa Keraton Kasunanan Surakarta.
Apabila Sinuhun telah memberikan jawaban, menurut walikota yang akrab disapa Rudy ini, nantinya dapat menjadi pijakan pemerintah kota (Pemkot) Solo untuk pendirian pasar darurat.
Selain itu, jawaban Sinuhun dapat menjawab persoalan ihwal permintaan kompensasi sejumlah pihak Keraton dalam proyek pembangunan pasar darurat.
"Silahkan siapa saja boleh garap proyek. Tapi prosedur harus dilalui," ujar Rudy menanggapi adanya kompensasi pengerjaan proyek pasar darurat, Kamis (8/1/2015).
Rudy mempersilahkan pihak Keraton ikut mengerjakan proyek pembangunan pasar darurat, asalkan mereka mengikuti proses lelang yang dibuka Pemkot.
Pemkot berkomitmen penuh pelaksanaan pembangunan pasar darurat mengikuti prosedur yang berlaku, di antaranya melalui lelang.
Rudy tak ingin pembangunan pasar darurat yang menggunakan Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (Silpa) 2014 senilai Rp 22 miliar nanti menyisakan persoalan yang berujung pada kasus hukum.
Kepala Dinas Pengelola Pasar (DPP) Subagiyo menuturkan Pemkot menggelontorkan anggaran Rp 22,1 miliar untuk membangun pasar darurat bagi pedagang Pasar Klewer.
Anggaran tersebut untuk membangun kios bagi 1.532 pedagang, 137 pedagang renteng dan 765 pedagang pelataran.
Dari empat hektar lahan Alut, tiga hektar digunakan untuk membangun pasar darurat plus area parkir.
Sisa lahan sekitar satu hektar dialokasikan untuk akses prosesi upacara tradisional Keraton Kasunanan Surakarta.
Dengan begitu, keberadaan pasar darurat nantinya tak mengganggu upacara tradisional Keraton Kasunanan Surakarta di kawasan Alut yang selama satu tahun tercatat ada lima kali agenda kebudayaan (*)