Travel Guide

Wonderland yang Dikuasai Asing

Penulis: Vito
Editor: rustam aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana indah di Raja Ampat

SAAT memandang kepulauan Raja Ampat dari ketinggian gugusan Painemo, saya merasa seperti berada di wonderland (negeri dongeng). Tetapi itu bukanlah khayalan, karena saat menikmati keindahan alami itu saya dalam kondisi bercucuran keringat setelah menaiki jalur wisata di tebing curam sebuah pulau di wilayah itu.

Sulit untuk mengungkapkan indahnya pemandangan alam bahari yang terhampar luas membentang di darat dan laut ikon Raja Ampat itu, mulai birunya laut, hijaunya pulau-pulau, suara burung-burung liar, dan seabrek pandangan yang tak bisa diterjemahkan dalam tulisan.

Keindahan alami laut dan pulau-pulau yang seolah tak tersentuh tangan manusia itu tak hanya terlihat di Painemo. Sejumlah spot yang sempat saya kunjungi mulai dari pesisir Waigeo (Dermaga Waiwo), kawasan Pasir Timbul (Pulau Buger), Teluk Kabui, pesisir Kampung Sawingrai, pesisir Kampung Arborek, hingga pesisir Pulau Mansuar menjadi memori tersendiri yang melekat di pikiran.

Henderson Chandra, pemandu wisata rombongan Fam Trip Garuda Indonesia Cabang Semarang, mengatakan, keperawanan laut Raja Ampat didukung banyak hal, antara lain kesadaran penuh masyarakat akan wisata yang mendorong mereka sangat menjaga kondisi alam, dengan rasa ingin terus menjaga dan memiliki.

Selain itu, adat yang kental terutama terkait dengan alam sangat ditaati penduduknya. Bahkan, menurut dia, pemda setempat menolak berbagai rencana investasi yang masuk di bidang tambang, dengan keberadaan sejumlah pulau di Raja Ampat yang memiliki kandungan nikel sangat besar.

"Masyarakat di sini sangat patuh pada adat. Mereka takut kalau melanggar akan terjadi hal-hal yang mengerikan. Itulah sebabnya laut di sini masih alami. Masyarakat kini juga mulai sadar wisata, sehingga menjaga dengan sangat baik," tuturnya.

Sayangnya, perekonomian di Raja Ampat, khususnya sektor pariwisata dari keberadaan resort masih dikuasai asing. Dari sebanyak 16 resort yang ada di kepulauan ini, sebanyak 10 resort dimiliki orang asing, sedangkan sisanya baru dimiliki orang lokal.

"Dari kunjungan wisata pun sama (didominasi orang asing-Red). Dari sebanyak 55 ribu jumlah wisatawan tahun lalu, sebanyak 60 persen tarcatat orang Eropa, sedangkan orang lokal (Indonesia-Red) paling cuma 10 persen, sisanya dari berbagai negara," tutur henderson. (Arief Novianto)

Berita Terkini