TRIBUNJATENG.COM, JOMBANG - Bersamaan pembukaan Muktamar NU Jombang, puluhan aktivis dan tokoh lintas agama menggelar silaturahmi dan dialog kultural di Sabtu (1/8/2015).
Hadir dalam acara di De-Nala Foodcourt, Jalan Gubernur Suryo, tak jauh dari alun-alun Jombang yang menjadi arena pembukaan Muktamar NU, antara lain Romo Timotheus Siga dari Paroki Jombang, Pdt Simon Filatropa dari GKI Jatim serta perwakilan kelompok Tionghoa.
Forum lintas iman berharap dalam muktamar NU kali ini muncul rekomendasi konkret, guna menjaga kesatuan dan persatuan bangsa ini. Sebab, selama ini praktik intoleransi masih kerap menimpa kelompok minoritas.
Menurut Aan Anshori, koordinator acara, kegiataan silaturahmi itu sendiri digelar karena prihatin atas situasi intoleransi yang terus marak di Indonesia.
Berbagai praktek kekerasan berbasis agama dan keyakinan menunjukkan lemahnya komitmen pemerintah.
“Kami mendukung Muktamar NU kali ini memberi perhatian khusus pada persoalan intoleransi,” tutur KH Husein Muhammad, cendekiawan NU yang juga pengasuh Pesantren Darut Tauhid Cirebon ini, salah satu peserta dialog.
Hal senada juga disampaikan Nia Sjarifudin ketua Aliansi Bhinneka Tunggal Ika. Menurutnya, NU selama ini dikenal sebagai organisasi masyarakat sipil Islam moderat.
Kesungguhannya ini dipertegas dalam Muktamar kali ini melalui jargon Islam Nusantara.
Harapan besar terhadap NU juga disampaikan Bhikkhu Wirya dari Mahavihara Buddha Trowulan, Mojokerto.
“Kami berharap ada rekomendasi konkret dalam muktamar mengenai intolerasi ini,” katanya. (*)