TRIBUNJATENG.COM, JOMBANG - Tidaklah mudah bagi para muktamirin untuk mendaftar sebagai peserta Muktamar NU ke-33 di Jombang. Mereka harus bersabar mengantre sebelum betul-betul tercatat. Panitia pendaftaran para muktamirin yang berlangsung di Gedung Olahraga (GOR) Jombang itu hanya membuka satu pintu untuk ribuan peserta.
Satu di antara orang yang mengantre ialah Ali Mukhtar, Imam Masjid Baitul Mutaqqin di Karuba, Tolikara, Papua. Ia harus menunggu dua hari untuk bisa mendaftarkan diri bersama sekitar 50 rombongan lainnya dari berbagai kabupaten dari Papua pada Sabtu (1/8).
Sebetulnya, rombongan telah datang sejak Jumat (31/7). Ali Mukhtar berangkat ke Jombang setelah mendapat undangan dari pengurus PWNU Papua Tony Wanggai.
Begitu mendarat di Bandara Internasional Juanda Sidoarjo, Ali dan rombongan melanjutkan ke Jombang dengan naik bus. Tiba di Jombang sekitar pukul 14.00. Tanpa beristirahat, Ali langsung menuju GOR Jombang untuk mendaftar.
Tiba di GOR, suasana berdesak-desakan terjadi di depan pintu masuk pendaftaran. Banser yang menjaga ketat pintu masuk beberapa kali menolak para peserta yang memaksa masuk.
Persyaratan yang ketat dari panitia membuat setiap peserta tidak bisa seenaknya masuk. Harus ada surat keterangan delegasi dari tempat masing-masing. Pun, konfirmasi pendaftaran lewat online juga harus ditunjukkan.
Akibat banyaknya antrean, rombongan Ali tidak kebagian waktu masuk mendaftar. Hingga malam menjelang, nama Ali dan rombongannya belum dipanggil. Alhasil, mereka pun harus diinapkan di Pondok Pesantren Denanyar oleh panitia.
Keeseokan harinya, Sabtu (1/8), Ali Mukhtar bersama rombongan kembali ke GOR sekitar pukul 08.00. Meskipun datang pagi, mereka masih menunggu antrean. Hingga pukul 14.00, mereka masih belum bisa masuk karena belum terdaftar.
Keringat terlihat di wajah para anggota rombongan dari Papua itu. Tak terkecuali Ali Mukhtar. Mereka duduk melingkar di rumput depan GOR sembari menunggu nama mereka dipanggil.
"Cukup lelah menunggu begitu lama, tapi kami bersabar karena Muktamar NU ini memang dihadiri banyak peserta," kata pria yang kehilangan rumah akibat terbakar saat insiden Tolikara beberapa waktu lalu. Seperti diberitakan sebelumnya masjid dan beberapa toko di Tolikara terbakar akibat amuk massa.
Ketika sore tiba, sekitar pukul 15.30, rombongan dari Papua dipanggil oleh panita. Mereka masuk ke dalam GOR untuk melakukan pendaftaran. Setelah itu, panitia mengantar para rombongan ke penginapan.
"Perjalanan ini cukup berat karena masyarakat ingin saya tidak ke mana-mana. Namun penting bagi saya bertemu dengan saudara-saudara NU lainnya untuk mengabarkan kondisi sebenarnya di Tolikara," katanya.
Ali menyimpan harapan dalam Muktamar NU ke-33 kali ini. Satu di antaranya ada perhatian dari para pengurus NU untuk pemeluk Islam di Papua dan Papua Barat. ((Raf/surya))