Baca tanpa iklan
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Mamdukh Adi Priyanto
TRIBUNJATENG.COM, JEPARA- Masyarakat diminta untuk mewaspadai peredaran daging glonggongan di saat harga daging tinggi seperti sekarang ini. Jangan mudah percaya dengan pedagang yang mengiming-imingi daging dengan harga murah diluar harga pasaran.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Pedagangan Kabupaten Jepara, Florentina Budi Kurniawati, menyatakan saat ini memang belum ditemukan dugaan daging glonggongan masuk pasar di Jepara.
"Meskipun demikian, masyarakat tetap harus waspada jika ada pedagang yang menawarkan daging dengan harga rendah. Hal itu perlu dicurigai," kata Florentina.
Biasanya, lanjut dia, dalam kondisi seperti harga daging tinggi, banyak pihak yang memanfaatkannya untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya. Menurutnya, daging glonggongan biasanya tidak berasal dari Jepara. Melainkan dari luar daerah. Jika masyarakat hendak membeli daging tidak ada salahnya memeriksa kondisi daging.
Pasalnya, daging sapi glonggongan memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan daging segar.
"Daging glonggongan kalau digantung pasti akan meneteskan air. Tapi kalau daging segar tidak," terangnya.
Ia pun berharap agar pemerintah pusat menekan harga daging serta memasok lebih banyak daging untuk disebar di seluruh daerah. Hal tersebut agar tidak memberikan gerak bebas kepada pihak yang mengedarkan daging glonggong.
Pemerintah mengehendaki harga daging setiap kilogram kurang dari Rp 90 ribu. Namun, pada kenyataannya, harga daging sapi di pasaran tiap harganya terus naik.
Seperti yang terjadi di Pasar Jepara Satu (Ratu), Jepara, saat ini harga daging sapi mencapai Rp 120 ribu perkilogram. Untuk yang kualitas biasa mencapai Rp 100 ribu perkilogram.
Untuk mensiasati mahalnya harga daging, masyarakat juga diminta untuk memilih membeli daging sapi campuran. (*)