TRIBUNJATENG.COM - Mulyadi (32) petugas cleaning service di mall Kota Kasablanca (Kokas), Jakarta Selatan tidak pernah menyangka tas coklat yang ditemukan di toilet mall itu berisi uang Rp 100 juta.
Tanpa menaruh curiga dan mencoba memeriksa isi tas, Mulyadi pria asal Lampung itu langsung menenteng tas coklat dan membawanya ke petugas costumer service.
Alangkah kagetnya dia begitu mengetahui isi tas adalah uang gepokan pecahan Rp 100 ribu.
Setelah dihitung jumlahnya mencapai Rp 100 juta.
Penemuan tas berisi uang sebanyak itu terjadi awal bulan Ramadhan lalu tepatnya tanggal Rabu (8/62016).
Saat itu Mulyadi sedang membersihkan toilet di lantai GF di mal Kota Kasablanka.
Dia mengatakan, sebelum menemukan tas hitam di dalam toilet, dia mendapati seorang pria keluar setelah membasuh muka dan mencuci tangan di wastafel.
"Sekitar setengah satu lah, pas lagi bersih-bersih saya temukan tas tergeletak. Langsung saja saya bawa ke costumer service, saya enggak tahu isinya apa," ujar Mulyadi.
Uang pecahan Rp 100 ribu dalam 10 gepok tersimpan di tas itu.
Mulyadi sendiri mengaku sejak awal menemukan tas dia tak tergoda mengambilnya apalagi membukanya.
Makanya dia menyerahkan ke customer service.
"Nggak ada tergoda sama sekali. Nggak ada pikiran ke situ. Karena bukan hak saya," katanya.
Kejujuran ini lanjut Mulyadi memang syarat utama bekerja perusahaan tempat dia bekerja PT SJS yang memegang kebersihan Mal Kokas.
Mulyadi sendiri selama ini berpegang teguh pada kejujuran.
Tas itu akhirnya kembali ke pemiliknya tanpa kurang.
Kisah Mulyadi ini juga sempat diperbincangkan.
"Dan dari kecil orang tua sudah mengajarkan kita untuk berbuat baik. Walaupun kita dari orang nggak punya, lebih baik bekerja keras. Pesan dari orang tua sebelum merantau, kita dipesan orang tua untuk kerja keras, " ujarnya.
Karena kejujurannya, Mulyadi sempat ditawari kenaikan pangkat, namun ia dengan rendah hati pria lajang itu menolaknya.
Bukan tidak mau menerimanya, tapi apa yang telah ia lakukan memang sebuah keharusan tanpa berharap ada imbalan sedikit pun.
Mulyadi merantau jauh-jauh dari Lampung ke Jakarta untuk mencari nafkah.
Walau gajinya tak besar, tapi dia tak lupa untuk mengirimkan uang ke orang tua dan adik-adiknya di kampung.(*)