TRIBUNJATENG.COM - Meskipun terlahir tanpa lengan dan kaki, seorang anak laki-laki asal Jawa Barat tetap mampu mengikuti pelajaran sekolah yang ia ikuti saat ini.
Tiyo Satriyo nama bocah itu, setiap harinya, setelah mandi, ia menunggu guru sekolah menjemputnya sembari main game.
Dia berusia 11 tahun dan belajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) Firdaus. Saat beraktifitas, ia memegang pena dengan mulutnya untuk menulis.
Meskipun kondisi fisiknya terbatas, tetapi prestasi akademik Tiyo tidak kalah dengan yang lain. Ia berada di kelas dua, tetapi dapat memecahkan keempat masalah matematika seperti perkalian dan pembagian.
Awalnya, Tiyo juga berjuang dengan rasa kurang percaya diri, tetapi menghilang seiring berjalannya waktu. Kini, ia bahkan menjadi favorit bagi semua guru karena sifat optimis dan cerianya.
Namun dengan segala kondisinya, Tiyo membutuhkan orang lain untuk beraktivitas, terutama untuk berpindah lokasi. Di kelas, ia sangat membutuhkan bantuan teman atau guru untuk membawanya dari kursi roda.
Menurut sang ibu, Mimi, dirinya tidak menyadari kondisi anaknya selama hamil. Bidan yang membantu kelahiran juga tak memberi tahu kondisi anaknya selama beberapa jam.
Hingga sore hari berikutnya, Mimi terkejut dengan apa yang menimpa anaknya. Ia baru tahu bila Tiyo tak memiliki lengan dan kaki.
Meskipun awalnya tak dapat menerima, tetapi saat ini Mimi sudah tak mempermasalahkan kondisi anaknya.
"Sekarang saya baik-baik saja, biasa saja terhadap ini dan menerimanya," kata Mimi seperti dikutip dari Daily Mail, Minggu (17/7/2016).
Masalah keuangan menjadi salah satu masalah untuk keluarga Tiyo. Pasalnya, mereka tak lagi mendapat bantuan dari pemerintah.
Padahal untuk merawat bocah itu, kedua orang tuanya memerlukan waktu tersendiri. Sementara empat kakak Tiyo tidak dapat membantu merawatnya secara terus menerus. (*)