TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengungkapkan berkurangnya satu anggota pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) menjadi 67 anggota tidak akan mengganggu tugas dan fungsi mereka.
"Semua ada 68 sekarang tinggal 67. Ini tidak mengurangi konfigurasi maupun tugas-tugas penting yang besok akan dilakukan di Istana," ujar Imam di Istana Negara, Jakarta, Senin (15/8/2016).
Berkurangnya anggota Paskibraka karena nama Gloria Natapradja Hamel dicoret dari daftar. Dia tidak diperbolehkan masuk ke dalam Istana Kepresidenan karena ayahnya warga negara Perancis.
"Kecuali di luar acara Istana seperti tanggal 18 mungkin berkunjung ke kementerian kami, Kemenkumham atau Kemenhan dan sebagainya, atau acara yang lain Gloria diikutkan," ucap Gloria.
Imam mengatakan, saat ini pihaknya terus memberikan pendampingan kepada Gloria.
Imam pun membantah bahwa Gloria syok karena dirinya tidak bisa ikut dalam tugas, meski telah terpilih ke dalam paskibraka nasional tahun 2016.
"Gloria dalam keadaan baik-baik saja. Terus kami dampingi dan Gloria sangat tegar dia mengatakan bahwa ini kesempatan baik bagi kami untuk minta kepada orangtua untuk mengurus kewarganegaraan," kata Imam.
Tanggapan Ibu Gloria
Ira Natapradja meluruskan polemik kewarganegaraan ganda yang menimpa putrinya, Gloria Natapradja Hamel.
Persoalan kewarganegaraan menyebabkan Gloria digugurkan sebagai calon Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) karena dianggap bukan warga negara Indonesia setelah diketahui memegang paspor Perancis.
Ira mengatakan, paspor Perancis dibuat Gloria belum lama ini. Ayah Gloria diketahui warga negara Perancis.
"Karena dia sering bepergian sendiri ke luar negeri. Dia harus pegang identitas dong. Makanya dia buatlah paspor Perancis," ujar Ira, saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/8/2016).
Ira mengatakan, Gloria masih berusia 16 tahun sehingga belum bisa mendapatkan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Namun, Ira memastikan bahwa nama Gloria tercantum dalam Kartu Keluarga (KK).
Gloria, lanjut Ira, lahir, besar dan mengenyam pendidikan di Indonesia, tidak pernah di luar negeri.
Ia berpendapat, seharusnya tidak ada lagi yang mempersoalkan status kewarganegaraan putrinya tersebut.
"Toh anaknya juga sudah memilih akan menjadi warga negara Indonesia. Hanya saja kan memang umurnya belum 18 tahun, jadi belum bisa dapat KTP," ujar Ira.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Staf Garnisun Tetap I/Jakarta Brigjen TNI Yosua Pandit Sembiring mengatakan, pengguguran Gloria telah sesuai dengan aturan undang-undang.
"Dalam UU Nomor 12 Tahun 2006 jelas disebutkan seseorang kehilangan warga negara apabila dia punya paspor (negara lain)," ujar Yosua, di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Senin siang.
"Ini Gloria sudah punya paspor. Kami cek, dia punya paspor Perancis," lanjut dia.
Saat berbincang santai bersama Kompas.com, 8 Agustus 2016 lalu, Gloria mengaku bahwa sang ayah merupakan warga negara Perancis dan ibunya warga negara Indonesia.
"Tapi saya sudah 'confirm' mau pilih (menjadi warga negara) Indonesia kok," ujar Gloria.
Nama Gloria Natrapadja Hamel mendadak terkenal setelah gugur menjadi anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) 2016 karena memiliki paspor Perancis.
Namanya sebelumnya sebenarnya sudah sering disebut oleh anggota Paskibraka lainnya karena kemampuannya berbahasa asing.
"Kalau bahasa Gloria jagonya, dia bisa bahasa-bahasa, bahasa Perancis nya jago." ungkap Stanley, Paskibraka putra perwakilan Jawa Tengah.
Wajar jika Gloria piawai berbahasa asing.
Kemampuan bahasa perancis Gloria datang dari sang ayah yang berkewarganegaraan Perancis dan kini bekerja dan tinggal di Indonesia.
Memiliki dua warganegara, saat ditanya akan memilih warganegara mana saat nanti berusia 18 tahun, Gloria yang kini berusia 16 tahun dengan lantang menjawab Indonesia.
Siap, Indonesia, alasannya di Indonesia lebih baik, budayanya juga beragam." ucap Gloria saat ditemui di lapangan PP-PON, Cibubur, Jakarta Timur.
Tak heran jika Gloria sangat menyintai negeri ini karena sejak kecil di rumah itulah Gloria tinggal dan diasuh oleh dua orang yakni Mak Acih dan Uun (50).
"Jadi Gloria itu lebih Indonesia banget, karena memang sejak kecil di sini," kata Uun. (*)