Kisah Inspiratif

Tak Terhitung Jarak yang Ditempuh, Ayah Ini Gendong Putrinya ke Sekolah dari SD Hingga Sarjana

Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNJATENG.COM - Dilansir dari Straittimes, sekitar 20 tahun lalu, Ngu Ee Kiong (59), memutuskan untuk berhenti dari pekerjaanya sebagai sopir di sebuah perusahaan kayu.

Alasan pria tersebut berhenti bekerja adalah demi putri yang amat dicintainya.

Keluarga Ngu Ee Kiong tinggal di Kota Samarahan, Sarawak, Malaysia.

Putrinya, Nyok Ping (28), merupakan penderita kelainan Spinal Muscular Atrophy.

Kelainan yang diderita oleh Nyok Ping mengakibatkan dia tak bisa menggunakan kedua kakinya untuk berjalan.

"Aku tak bisa berjalan dan tanganku tak bisa membawa barang lebih dari 5 kilogram," kata Nyok pada Straittimes.

"Kami sudah mencoba berbagai upaya dan aku tak lagi bisa ingat berapa kali aku ingin menyerah," tambahnya.

Namun pengorbanan sang ayah lah yang terus mengobarkan semangat Nyok.

Ayahnya berhenti bekerja ketika Nyok berusia 6 tahun.

Saat itu Nyok baru saja masuk ke bangku sekolah dasar.

Biasanya ibunya lah yang harus menggendong ia untuk menuju ke sekolah.

Namun karena tubuhnya semakin besar dan berat, ibunya pun tak lagi mampu untuk menggendong Nyok.

Karena hal itulah, ayah Nyok memutuskan berhenti bekerja dan menggantikan tugas ibu Nyok untuk menggendong putri mereka hingga sampai di sekolah.

Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan hidup, Ngu Ee Kiong beralih profesi menjadi pedagang.

Ia berjualan kopi dan kue di pasar.

Sudah tak terhitung lagi berapa jarak yang harus ditempuh Ngu Ee Kiong demi membawa putrinya ke sekolah.

Namun semua pengorbanan itu akhirnya berbuah manis.

Putrinya, Nyok Ping akhirnya berhasil menyelesaikan kuliahnya dan mendapat gelar sarjana.

Pada Senin (14/11/2016), Nyok Ping mendapat gelar Master di bidang Ekonomi dan Bisnis dari Universitas Malaysia Sarawak (Unimas).

Ngu Ee Kiong ikut hadir diantara banyak orangtua yang datang hari itu.

Ia pun sekuat tenaga menahan air matanya ketika melihat sang putri memakai toga.

"Saya senang tapi ketika saya berpikir tentang betapa sulitnya perjalanan (untuk mencapai tahap ini) dan berapa banyak kesulitan putri saya telah menghadapi, saya masih sangat sedih," katanya.

Orangtua tentu akan selalu berusaha yang terbaik demi anak-anak mereka.

Termasuk Ngu Ee Kiong yang akhirnya bisa mengantarkan putrinya menjemput impian untuk menjadi sarjana. (Galuh Palupi Swastyastu)

Berita Terkini