Ragam Durian

Belajar Sambil Berburu Durian di Kebun Durian Malon, Gunung Pati, Semarang

Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wisatawan bisa mempelajari pohon durian, sekaligus membawa pulangnya saat jumlahnya tersedia.

TRIBUNJATENG.COM - Saat memasuki musim durian seperti ini, saatnya Anda berburu durian yang beraneka ragam. 

Saat Anda berkunjung ke Semarang, jangan lewatkan kebun durian yang satu ini. Berlokasi di Desa Malon, Kecamatan Gunung Pati, dari pusat daerah Gunung Pati seperti alun-alun Anda harus menuju Pasar Gunug Pati.

Dari Pasar Gunung Pati, jarak yang harus Anda tempuh tak terlalu jauh, tinggal menyusuri Jalan Raya Gunung Pati ke arah Boja, Kendal. Disisi kiri tanjakan, Anda akan menemukan gapura besar, terdapat patung durian bertuliskan Kampung Alam Malon.

Masuklah kesana dan ikuti peta yang terpampang di gapura masuk desa tersebut. Kebun durian Malon berada tak jauh dari gerbang, sebelah kanan, terdpat menara sutet besar yang bisa dijadikan patokan.

Memasuki gerbang kebunnya, sudah berjaga-jaga para pengelola kebun. Imam Basuki sang petani durian sekaligus penanggung jawab yang bekerja di kebun tersebut menyambut pengunjung yang datang, sekaligus menanyakan keperluannya.

“Mau mencari durian saja, atau mau sekalian lihat-lihat kebunnya mas?,” ujar Imam menyapa hangat para pengunjung kala itu, Senin (10/1/2017).

Ia pun menjelaskan, jika ingin langsung membeli ia bisa mengantarnya ke warung atau tempat pengumpulan durian-durian yang sudah layak jual. Hari yang cerah membuat Tribun Jateng dan beberapa pengunjung kala itu memilih untuk berkeliling melihat perkebunan durian Malon tersebut.

Wisatawan bisa mempelajari pohon durian, sekaligus membawa pulangnya saat jumlahnya tersedia.

Di kebun durian seluas tujuh hektar tersebut, Imam bekerja dengan empat rekan lainnya. Ada yang bertugas sebagai keamanan, perawatan, hingga teknis seperti pemupukan. Sambil sesekali memfasilitasi pengunjung yang ingin ber wisata melihat kebun durian.

“Kebun ini sebenarnya hanya seperti kebun biasa, tidak dibuat untuk wisata oleh yang punya. Hanya saja ketika musim panen memang yang ingin membeli durian diperbolehkan masuk melihat-lihat, belajar, bahkan membelinya saat masih di pohon,” ujar Imam.

Tak hanya durian, begitu Anda memasuki jalan utama perkebunan tersebut terlihat berbagai pepohonan tumbuhan turut menghiasi rindangnya kebun. Diantaranya seperti kelengkeng, jambu, srikaya, hingga sayuran seperti cabai.

Jalan yang anda lalui di kebun ini masih berupa tanah yang sangat gembur, sehingga perlu alas kaki seperti sandal gunung, sepatu hikig, atau boots agar tidak terjebak.

Di Kebun Durian Malon, terdapat beberapa varietas durian yang dikebangkan, diantaranya Anda bisa melihat durian musangking, monti, monthong, bawor, pelangi, hingga Durian Merah Papua.

Pohon-pohon durian di sini pun tak seperti durian awal pada umumnya yang mencapai tinggi belasan bahkan puluhan meter. Di sini Anda kan menemukan rindangnya pohon durian berukuran hanya 3-4 meter saja. Durian pun sangat mudah dijangkau ketika berbuah, cukup merunduk se pinggul orang dewasa.

“Ya, karena perawatan pupuknya beda, siklus penanamannya, dan teknis lainnya yang bisa dipelajari, jadi pohon durian tak perlu setinggi awalnya,” terang Imam menjelaskan pada wisatawan.

Di sela-sela pepohonan durian, Imam bercerita tentang asal-usul kebun tersebut, yang dulu merupakan ilalang. Ia sempat menjadi orang yang berperan membuka lahan tersebut, saat babat alas enam tahun lalu ia menemukan berbagai pohon durian lokal Gunung Pati. Olehkarena itu sang pemilik pun menetapkan untuk menjadikannya kebun durian.

Salah satu yang menjadi jawara durian di kebun ini ialah durian khas Gunung Pati, yaitu Monti singkatan dari Monthong Gunung Pati. Menurutnya durian Monti dari kampung Malon ini terkenal kualitasnya.

Beberapa ruas lahan sedang dipersiapkan untuk pembibitan durian.

Ia pun menerangkan tentang perawatan pohon-pohon durian yang harus ekstra, tak heran harga durian melebihi buah-buah pada umumnya. Pupuk yang ia gunakan dan menurutnya terbaik untuk durian ialah pupuk kandang yang sudah di fermentasi.

Sayangnya akhir tahun hingga bulan Januari 2017 ini hampir semua kebun di Gunung Pati mengalami gagal panen. Ia menduga karena curah hujan yang begitu besar sehingga mudah merontokan bunga-bunga durian sebelum memjadi buah.

“Harusnya bulan Januari ini Gunung Pati panen besar dari berbagai kebun, tapi ternyata alam berkata lain. Jadi kita undur panennya semoga Februari bisa jadi panen,” ujarnya.

Saat itu, di kebun tersebut memang hanya terlihat beberapa pohon yang sedang mengalami pembuahan. Semoga di bulan Februari, Durian Monti sebagai jawara tuan rumah bisa dinikmati para penggemarnya. (Muhammad Irzal Adiakurnia/magang Tribun Jateng)

Berita Terkini