Laporan Wartawan Tribun Jateng, Mamdukh Adi Priyanto
TRIBUNJATENG.COM, BREBES - Pada HUT ke-72 Republik Indonesia, warga sebuah pedukuhan di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, baru merasakan kemerdekaan sebenarnya.
Padahal jarak Brebes dengan ibu kota negara sekitar 350 kilometer saja.
Sekitar 600 jiwa penduduk Dukuh Pawangunan, Desa Banjarsari, Kecamatan Bantarkawung pun bersyukur kampung mereka terang benderang oleh cahaya lampu listrik saat malam hari.
"Alhamdulillah, pada Juli kemarin listrik sudah dipasang di kampung kami. Kini warga sudah bisa merasakan listrik," kata Wahab Abdullah (42), seorang warga setempat, Kamis (17/8/2017).
Sebelumnya mereka pada malam hari harus menggunakan lentera berbahan bakar minyak tanah untuk menerangi rumah.
Beberapa warga yang mampu menyambung instalasi listrik dari perkampungan di Kabupaten Cilacap yang letaknya lebih dekat dibandingkan kampung lain.
Sebagai gambaran, butuh kabel sepanjang belasan kilometer kalau ingin menyambung instalasi listrik.
Pawangunan memang letaknya terpencil.
Menuju pedukuhan tersebut, kita harus melewati jalan perbukitan.
Tidak lebar jalannya, hanya sekitar dua meter.
Sejauh mata memandang hanya terdapat deretan pohon pinus.
Dari dan ke pusat pemerintahan desa, warga harus menempuh perjalanan sekitar satu jam.
"Saat ini anak-anak kami bisa belajar pada malam hari secara nyaman," tutur seorang warga lain, Jamilah (38).
Dia benar-benar terharu.
Selama Indonesia merdeka, lebih tepatnya sejak Jamilah lahir, baru kali ini merasakan kemerdekaan yang sebenar-benarnya.
"Ini baru yang namanya merdeka. Sudah bisa merasakan listrik masuk kampung," tandasnya.
Kepala Dusun (Kadus) Pawangunan, Raskim, menuturkan sejak dulu memang belum ada jaringan listrik yang masuk ke daerahnya.
Jarak yang jauh dan lokasi yang terpencil menjadi penyebabnya.
"Alhamdulillah, keinginan warga menikmati aliran listrik akhirnya terealisasi," ucap Raskim.
Seiring aliran listrik masuk ke dukuh, warga Pawangunan sudah bisa mengikuti perkembangan informasi aktual.
"Kami biasa gelap-gelapan. Tapi kondisi gelap paling dirasakan para siswa yang harus belajar di rumah. Sekarang mereka sudah bisa tersenyum," imbuhnya. (*)