HEBAT, Suratno Guru SMP Negeri 17 Semarang Juara Kartun di Korea

Penulis: m zaenal arifin
Editor: iswidodo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Guru seni rupa SMP Negeri 17 Semarang, Suratno, mengharumkan nama Bangsa Indonesia di kancah internasional. Dia raih Gold Price di ajang The 6th Sejong International Cartoon Contest SICACO 2017, Korea

Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Zainal Arifin

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Guru seni rupa SMP Negeri 17 Semarang, Suratno, kembali mengharumkan nama Bangsa Indonesia di kancah internasional.

Lelaki kelahiran Semarang 5 Juni 1963 ini tampil sebagai juara dalam lomba bertajuk "The 6th Sejong International Cartoon Contest SICACO 2017, Korea". Karyanya berhasil menyabet penghargaan dengan titel "Gold Price".

"Saya tidak menyangka kalau menang. Sebab, karya yang menang justru bukan yang saya favoritkan," kata lelaki yang biasa disapa Ratno itu, Jumat (3/11/2017).

Dalam lomba ini, Ratno mengirimkan lima karya sesuai ketentuan maksimal pengiriman.

Kartun yang menang mengangkat topik tank dengan tema "kesuksesan dan kegagalan".

Ia mengungkapkan, raihan tersebut merupakan yang tertinggi di antara penghargaan yang ia terima sebelumnya.

Gold Price Sicaco 2017 merupakan koleksi ke delapan penghargaan internasional di bidang kartun selama kurun 2017.

Dua hari sebelumnya, Ratno juga menjadi salah satu pemenang dalam lomba Jiaxing 2017 di China.

Delapan penghargaan internasional yang diraih selama 2017 membuat Ratno semakin bergairah.
Ia juga mengajak serta anak didiknya untuk ikut lomba kartun internasional.

"Bulan ini SMP 17 ingin memecahkan rekor peserta terbanyak. Kami sudah kirim karya ke Romania dengan tema winter. Hampir 100 siswa ikut kirim karya," katanya.

Ratno berharap, jumlah peserta lomba dari SMP 17 bisa mengalahkan peserta dari negara lain yang selama ini dominan.

Dengan demikian, kata dia, kesempatan untuk menang akan lebih besar.

Selain fokus di lomba kartun internasional, SMP 17 saat ini juga mengembangkan batik kartun.

Motif yang dikembangkan merupakan karya-karya siswa yang jadi finalis lomba.

Saat ini sudah memasuki tahap produksi.

Hanya saja produk batik kartun yang dihasilkan belum bisa dipasarkan.

Ratno bersyukur, upaya pengembangan kartun di sekolahnya mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Tak hanya dari kalngan guru dan siswa, orang tua siswa juga mendukung.

"Kami sedang berupaya agar SMP 17 menjadi pusat kajian kartun di Kota Semarang," katanya. (*)

Berita Terkini