Laporan wartawan Tribun Jateng, Dwi Layla
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Lebih dari 90 tahun lamanya pecel pakis Mbok Yanah ada.
Pakis adalah jenis tanaman dari kelompok tumbuhan paku dan tumbuh liar di lahan yang lembab.
Warung makan yang terletak di arah menuju Pesanggrahan, Colo Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah itu terlihat ramai pembeli.
Empat meja yang disediakan pun penuh dengan makanan, Minggu (21/1/2018).
Sulyati pemilik warung makan itu merupakan generasi ketiga.
"Pecel pakis ini warisan dari nenek saya yang bernama Siti Aminah, lalu lanjut ke ibu saya, Yanah dan kemudian saya."
"Awalnya, nenek Siti Aminah itu tinggal di Solo. Lantas saat pulang ke rumah, ia mengajarkan ke ibu saya untuk memasak dan menjual pecel pakis ini," jelasnya kepada Tribunjateng.com.
Sulyati tidak mengetahui secara pasti, apakah neneknya itu mengabdi di keraton Solo ataukah di mana.
Dirinya hanya tahu bahwa neneknya itu dipercaya untuk memasak pakis dengan bumbu spesial yang berbahan dasar kacang.
Makanan yang berpadu dengan bumbu khas itulah yang ditekuni Sulyati hingga kini.
Pecel pakis ini pun banyak diadopsi oleh masyarakat. Tak sedikit yang menjualnya.
Namun Sulyati tetap meyakini bahwa yang pertama tetap mempunyai kesan sendiri.
"Apalagi memasak pakis bukanlah hal yang mudah, salah teknis saja hasilnya tidak bisa hijau segar dan rasa yang gurih," terangnya.
Baca: Hari Minggu Pagi, Jalan Pahlawan Semarang Jadi Pusat Wisata Kuliner
Untuk saat ini, kebutuhan tanaman pakis tak hanya didapatkan dari Kudus.
Hal tersebut lantaran banyaknya penjual, sehingga kebutuhan pakis meningkat dan bahan yang tersedia terbatas.
Karenanya Sulyati memakai strategi untuk mendatangkan pakis dari Mayong, Jepara guna menutup kebutuhan sehari-harinya.
Jika weekend, kebutuhan pakis di Warung Mbok Yanah sampai 60 - 70 ikat, sedangkan weekday hanya 40 saja.
Agil Nurul Iman dan Chafidh yang siang itu membeli pecel pakis menuturkan bahwa warung mbok Yanah begitu spesial sebab rasanya yang berbeda.
"Lebih renyah dan gurih, apalagi ada ayam bakarnya juga," jelas mereka.
Harganya pun terjangkau, Rp 5 ribu untuk satu porsinya.
Selain diolah menjadi pecel, Sulyati juga memasak dengan berbagai jenis lainnya laiknya lodeh, tumis dan gudangan.(*)