Tahun Baru Imlek

Harga Beras Ketan Naik, Hwat Jual Kue Keranjang Khas Imlek Satu Paket Rp 53 Ribu

Penulis: Akhtur Gumilang
Editor: iswidodo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KUE KERANJANG - Proses pembuatan kue keranjang di kediaman Ong Eng Hwat, Rabu (7/2/2018) di Kampung Kentangan Tengah, Kecamatan Semarang Tengah, Semarang, Jawa Tengah. (tribunjateng/akhtur gumilang)

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Akhtur Gumilang

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Naiknya harga bahan pokok telah berdampak pada aktivitas penjualan kuliner khas perayaan tahun imlek yakni Kue Keranjang atau Nian Gao.

Bahan dasar yang mengalami kenaikan harga sangat signifikan adalah beras ketan.

Ong Eng Hwat, seorang pembuat kue keranjang di Kampung Kentangan Tengah, RT 03 RW 05 Semarang Tengah, Kota Semarang, pun merasakan dampak atas melambungnya harga beras ketan.

Kata Hwat, harga beras ketan sebagai bahan utama pembuatan kue keranjang kini melonjak dari Rp 14 ribu menjadi Rp 25 ribu per kilogramnya.

KUE KERANJANG - Proses pembuatan kue keranjang di kediaman Ong Eng Hwat Rabu (7/2/2018) di Kampung Kentangan Tengah, Kecamatan Semarang Tengah, Semarang, Jawa Tengah. (tribunjateng/akhtur gumilang)


"Produksi kita kan berdasarkan pesanan, tapi dengan bahan baku yang bisa kita beli sekarang ini, susah untuk memenuhi jumlah pesanan itu," ujar Hwat kepara Tribunjateng.com, Rabu (7/2/2018).

Meski tak menyebutkan secara rinci jumlah pesanan yang mampu dipenuhi, Hwat mengaku tak mampu untuk memproduksi 100 buah kue keranjang per hari seperti biasanya.

Semakin sulit bagi Hwat untuk memperoleh keuntungan seperti tahun-tahun sebelumnya.

Maka dari itu, jalan keluarnya adalah menaikan harga jual dagangan hampir dua kali lipat.

Hwat kini mematok harga satu paket kue keranjang sebesar Rp 53 Ribu.

Sebelumnya, Hwat biasa menjual kue keranjang sebesar Rp 27 ribu.

"Satu paket berisi empat dan dijual dengan harga Rp 53 ribu. Harga bahan baku mahal, praktis kami juga menjualnya mahal," keluh Hwat saat ditemui di kediamannya sedang menyusun Kue Keranjang.

Meski demikian, Hwat mengaku bahwa harga jual yang meningkat ternyata tak membuat jumlah pesanannya berkurang.

Jelang Imlek, orderan masih terus berdatangan ke bisnis yang telah dijalani keluarga Hwat sejak 1960.

Menurutnya, permintaan paling banyak datang dari pelanggan asal Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Solo dan beberapa daerah sekitar Semarang.

"Mereka yang dari luar kota mungkin sudah percaya kue keranjang buatan saya. Sebab, saya membuat kue itu tanpa bahan pengawet, terlebih ada varian rasa yang seperti panili, cokelat, prambors, pandan, kacang, dan durian," lanjut Hwat. (*)

Berita Terkini