Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Zainal Arifin
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Koordinator Posko Layanan Pengaduan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kota Semarang dan Provinsi Jawa Tengah 2018/2019 dari Pattiro, M Syofii mengatakan, terdapat 674 anak guru yang otomatis masuk dalam PPDB SMA/SMK tanpa pertimbangan nilai dan zonasi.
Meskipun, dalam Pergub 64 tahun 2018 tentang PPDB pasal 13 memang menyebutkan memang anak guru mendapatkan prioritas itu.
Namun ketentuan ini sebenarnya berbeda dengan Permendikud Nomor 14 tahun 2018 dipasal 14 yang menyebutkan bahwa dalam seleksi siswa baru jenjang SMA hanya memperhatikan jarak tempat tinggal, SHUN SMP, dan Prestasi akademik maupun non akademik lainnya.
"Proses masuknya anak guru ini ada kekurangan dimana guru sebagai panitia (verifikator) juga sebagai pendafar jadi terlihat kurang independen dan masyarakat tidak mengetahuinya," katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (8/8/2018).
Ia mengungkapkan, dari data rekapitulasi posko PPDB Jateng 2018 Pattiro Semarang dan Relawan Integritas pada 8 Juli 2018 menyebukan bahwa mayoritas anak guru berminat masuk IPA sejumlah 376 siswa, kedua SMK sejumlah 159 siswa dan ketiga IPS sejumlah 139 siswa.
"Kota terbesar penyumbang anak guru adalah di Kabupaten Cilacap dengan jumlah 41 siswa, dan paling sedikit Kota Pekalongan, Purbalingga, dan Wonosobo masing-masning 6 siswa untuk SMA," ungkapnya.
Jenjang SMK Kota Paling banyak penerima anak guru di Kota Semarang yaitu 20 siswa, dan paling sedikit Kota Tegal, Kabupaten Tegal dan Magelang, yaitu 0. Untuk jenjang SMA ada sejumlah12 siswa penambahan data anak guru yang dari sebelumnya 503 siswa pada 4 Juli 2018 lalu.
"Untuk itu, kami menyarankan untuk Disdikbud Jawa Tengah melakukan verifikasi terhadap seluruh anak guru yang terdaftar dalam PPDB sesuai dengan fakta atau tidak," jelasnya.