TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Bomber PSIS Semarang, Claudir Marini Junior, berpeluang tampil sebagai starter saat PSIS menjamu Persebaya Surabaya di Stadion Moch Subroto, Magelang, Jumat (20/9).
Sebelumnya, penyerang berpaspor Brasil itu mengalami cedera memar di kaki kanan pascalaga kontra PSM Makassar, belum lama ini.
Cedera tersebut membuat Claudir terpaksa tak bisa bermain secara full saat laga melawan Persija Jakarta, 15 September lalu.
Bahkan, informasi yang diterima Tribun Jateng, Claudir sebetulnya dipaksa bermain, sebab tidak ada lagi stok pemain depan. Padahal situasinya PSIS sedang tertinggal dari Persija Jakarta.
Dihubungi Tribun Jateng, Claudir mengatakan, kondisinya saat ini sudah lebih baik dibanding beberapa hari sebelumnya. Ia bahkan mengatakan tak sabar untuk merumput dalam laga kontra Persebaya.
"Saya sudah mulai membaik. Dan saya berharap bisa main lawan Persebaya. Saya berlatih bersama tim hari ini (Rabu kemarin--Red), tapi saya rasa tidak ada masalah," kata Claudir, Rabu (18/9).
Ia mengatakan, hanya merasakan sedikit sakit pada bagian kakinya. "Tapi yang lebih penting adalah pertandingan dan saya hanya mau bermain dan membantu tim," kata Marini.
Dalam laga melawan Persija, Claudir mengaku saat itu ia terkadang masih merasakan sakit saat melompat atau saat berhenti.
"Untuk sekarang saya sudah ditangani fisioterapis dan dia cukup banyak membantu saya," kata eks-striker Corinthians di Liga Brasil ini.
Dalam laga menghadapi Persebaya, Claudir berpeluang untuk berduet dengan striker yang baru didatangkan PSIS, Bruno Silva. Jika benar diduetkan, "Duo Brazillian Bomber" bisa menjadi duet maut yang bisa menakutkan lawan.
Lihat Kondisi
Sementara itu, pelatih PSIS, Bambang Nurdiansyah mengatakan, ia masih harus melihat kondisi semua pemain sebelum menentukan sebelas pemain yang akan dimainkan sebagai starter.
Termasuk rencana menduetkan "Duo Brazillian Bomber", Claudir dan Bruno Silva.
"Kendalanya sekarang harus adaptasi lagi ya. Walaupun si Bruno pernah main di PSIS, tapi saya harapkan karena dia pernah main di sini, adaptasinya bisa lebih cepat," kata Banur, sapaan Bambang Nurdiansyah.
Namun dia mengaku khawatir atas kondisi fisik Bruno Silva. "Kan dia habis travel, perjalanan segala macam. Nah kondisinya fit apa tidak, gitu aja," katanya.
Adapun soal calon lawan, Banur mengatakan, Persebaya adalah tim berbahaya dan tidak bisa diprediksi.
"Persebaya saya pikir tim bagus dan tim papan atas juga. Dan musim ini, di antara rim yang lain saya pikir Persebaya tim yang berbahaya juga. Karena kadang dia main bagus, kadang main jelek. Jadi kami harus siap," kata pelatih berlisensi AFC Pro ini.
Potensi Kerugian Panpel Rp 1 Miliar
PSIS Semarang harus menerima kenyataan pahit menggelar pertandingan kandang tanpa penonton saat menjamu Persebaya Surabaya dalam lanjutan kompetisi Liga 1 2019 pekan ke-19, di Stadion Moch Subroto, Magelang, Jumat (20/9) mendatang.
Padahal, laga yang akan disiarkan secara live oleh Indosiar, mulai pukul 15.30, itu akan menjadi pertandingan perdana PSIS di kandang, setelah dalam enam laga berturut-turut selalu bermain di kandang lawan.
Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan (Panpel) PSIS Semarang, Ferdinand Hindiarto mengatakan, dengan berat hati pihaknya harus menggelar pertandingan tanpa penonton sesuai arahan dari Kapolresta Magelang.
"Kami sudah menerima surat dari Kapolresta Magelang bahwa diizinkan pertandingan melawan Persebaya, tapi tanpa penonton.
Tentu sesuatu yang berat dan tidak mengenakkan," kata Ferdinand dalam jumpa pers di mes PSIS, Jalan Semeru Dalam 1, Semarang, Rabu (18/9).
Menurut Ferdinand, pihaknya menyadari laga tanpa disaksikan langsung penonton juga pasti akan membuat suporter kecewa.
"Kami sangat memahami kekecewaan suporter kedua tim, terutama suporter PSIS, mereka sangat ingin memberikan dukungan langsung. Tapi izin yang dikeluarkan oleh Kapolresta adalah tanpa penonton," katanya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, secara nonteknis, PSIS juga dirugikan atas keputusan tersebut.
"Dan ini bukan kehendak Panpel. Bagi kami ini cukup merugikan. Tim tentu berharap ada dukungan langsung dari penonton, dan dari sisi manajemen salah satu pemasukan terbesar adalah tiket penonton. Tetapi apapun situasinya yang kami hadapi, kami atas nama manajemen menghormati keputusan yamg dikeluarkan Kapolresta Magelang," kata Ferdinand.
Dosen Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata tersebut mengatakan, pihaknya sebetulnya sudah meyakinkan pihak kepolisian, agar mengubah keputusan menjadi bisa disaksikan langsung penonton.
Akan tetapi tetap saja keputusan tersebut tak bisa diubah.
"Mari tetap kita dukung dalam doa dan nanti juga disiarkan secara langsung," kata Ferdinand.
Adapun soal kerugian dengan keputusan laga tanpa penonton melawan Persebaya, Ferdinand menaksir, kerugian bisa mencapai Rp 1 miliar.
Hal tersebut sesuai dengan pendapatan kotor Panpel PSIS, ketika menggelar pertandingan kontra Persib Bandung.
"Yang jelas untuk pengeluaran kami tetap harus sewa stadion dan sebagainya. Sama seperti sebelumnya. Tapi pemasukan kan nol," kata Ferdinand.
Sementara itu, General Manager PSIS Semarang, Wahyu "Liluk" Winarto berharap, laga yang digelar tanpa penonton tidak berpengaruh pada performa pemain PSIS di lapangan.
"Kalau di sisi tim, kami sebetulnya butuh support suporter. Benar ini suatu kerugian. Tapi kami dari manajemen laga lawan Persebaya wajib tiga poin. Kami harap pemain tidak terbebani dengan bermain tanpa pemain. Mereka harus fight," kata Liluk.
Panser Biru Adakan Gerakan Beli Tiket Tanpa Penonton
SUPORTER PSIS Semarang harus menerima kenyataan pahit harus memperpanjang puasa mendukung skuat Mahesa Jenar di kandang sendiri, Stadion Moch Soebroto, Magelang.
Yang terbaru, harapan suporter PSIS untuk datang ke Magelang mendukung PSIS menghadapi Persebaya, Jumat (20/9) besok, sirna setelah kepolisian memberi rekomendasi laga digelar tanpa kehadiran penonton.
Padahal, dalam enam laga terakhir, PSIS selalu bermain di kandang lawan.
Keputusan pertandingan tanpa penonton ini membuat kecewa dua kelompok besar suporter PSIS, yakni Panser Biru dan Snex. Ketua DPP Panser Biru, Kepareng, sangat menyayangkan atas rekomendasi "laga nirpenonton" yang diterbitkan kepolisian tersebut.
Wareng, demikian sapaan Kepareng, mempertanyakan keputusan tersebut karena PSIS tidak dalam kondisi terkena sanksi Komisi Disiplin (Komdis) PSSI.
Di sisi lain, kata Wareng, hubungan suporter kedua kubu, PSIS dan Persebaya, juga dikenal sangat harmonis.
"Kami dari suporter Panser Biru terus terang sangat menyayangkan sekali karena suporter PSIS tidak dalam masa sanksi tanpa penonton, ini laga home perdana setelah lama main tandang tetapi justru dilarang. Apalagi antusiasme (suporter) lagi besar-besarnya," kata Wareng, Rabu (18/9).
Meski begitu, Wareng berharap, suporter PSIS, khususnya Panser Biru, tetap menghormati keputusan kepolisian.
Dia menambahkan, dengan tidak diperbolehkannya penonton masuk ke stadion saat laga melawan Persebaya, Panser Biru mengadakan gerakan 'Beli Tiket Tanpa Penonton PSIS vS Persebaya'.
"Untuk yang benar-benar cinta dengan PSIS, Panser Biru mengadakan gerakan Beli Tiket Tanpa Penonton PSIS VS Persebaya' yang hasilnya nanti akan kami serahkan kepada pemain sebagai bonus," kata Wareng.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Snex, Edy Purwanto mengatakan, pihaknya juga sangat menyayangkan keputusan pertandingan digelar tanpa penonton.
"Tentunya kami dari teman-teman Snex sangat kecewa, padahal ini salah satu partai big match yang ditunggu-tunggu dan kami punya sejarah hubungan yang baik dengan teman-teman Bonek (suporter Persebaya--Red)," tegas Edy. (arl)