TRIBUNJATENG.COM - Penulis buku Menjerat Gus Dur, Virdika Rizky Utama membeberkan dokumen temuannya tentang rencana penggulingan Gus Dur.
Dalam sebuah talkshow yang diunggah akun channel Youtube 164 Channel- Nahdlatul Ulama, 27 Desember 2019 lalu, Virdika mengatakan, dia menemukan arsip tersebut secara tidak sengaja.
Saat itu, Virdika seorang jurnalis tidak sengaja menemukan arsip tersebut.
Arsip tersebut ditemukannya di kantor DPP Partai Golkar.
Tepatnya awal Oktober 2017.
Ketika itu ada renovasi kantor DPP Partai Golkar.
"Saat itu saya sedang liputan," ungkap Virdika.
Setelah liputan, Virdika melihat adanya petugas yang membuang beberapa dokumen.
Rasa penasaran Virdika muncul.
Virdika kemudian melihat beberapa dokumen tersebut.
"Saya penasaran, iseng sih sebenarnya, kemudian penasaran ini apa? Ini dokumen-dokumen lama mas, sudah nggak kepakai," ujar Virdika.
Virdika kemudian meminta izin kepada petugas kebersihan itu untuk membawa dokumen tersebut.
"Bawa aja mas, orang ini mau dikiloin," kenang Virdika.
Mendengar pernyataan Virdika tersebut, moderator acara sampai heran.
"Dikiloin?" ungkap moderator.
Lalu, Virdika Rizky Utama berdiksusi dengan temannya terkait temuan dokumen di DPP partai Golkar.
"Saat itu teman saya bilang agar saya berhati-hati akrena orang-orang ini masih berkuasa," ujarnya.
Virdika Rizky Utama mengaku sebelumnya itu berencana menebitkan buku berjudul forum demokrasi.
"Jadi ya mungkin ini jalannya dan alam semesta menghendaki, ya jadilah buku ini," ujar Virdika Rizky Utama.
Virdika Rizky Utama menemukan sebuah surat dari Fuad Bawazier untuk Akbar tanjung.
Virdika Rizky Utama lantas senang menemukan dokumen tersebut.
Virdika melanjutkan terkait sebab Gus Dur dijatuhkan.
Menurutnya Gus Dur dijatuhkan karena kemarahan beberapa tokoh.
"Itu pertama saya mendapat dokumen notulensi rapat di rumah Arifin, di tandatangani Proyo Budi Santoso
Suratnya tertanggal 3 Juli 2000, mereka marah sepertinya ada di penulisan saya atau analisis saya, ketika Laksamana Sukardi dari PDIP, dan Jusuf Kalla dipecat," ungkap Virdika.
"Itu bagaimana mereka merancang dari bukan cuma di elit politik di DPR, tapi bagaimana juga di mahasiswa. Dokumen ini sebenarnya dokumen Golkar dan HMI connection, sampai ada pembacaan siapa saja yang akan mendukung Gus Dur, atau siapa saja tidak
Kedua, ada dokumen Fuad Bawazier Januari 2001, dia melaporkan apa saja sudah dikerjakan, bagaimana Bulogket dgiring isunya, kasus Ajinomoto yang sempat membingungkan
Tentang siapa yang benar, karena Gus Dur membela Ajinomoto , sementara MUI dan lainnya mengatakan Ajinomoto haram dituding mengandung babi
Virdika Rizky Utama menyebut bahwa dalam dokumen tersebut ada istilah upaya 'memborong dolar'.
"Jadi saat itu ada upaya untuk membuat kredibilitas pemerintah jatuh karena tidak bisa menjaga nilai rupiah," ujar Virdika Rizky Utama.
Virdika Rizky Utama mengatakan dokumen yang ia temukan banyak membahas isu.
Sehingga Virdika Rizky Utama menilai dalam dokumen tersebut banyak rencana untuk membalas dendam.
"Di dokumen Fuad Bawazier ada kalimat mari kita rebut kembali kejayaan setelah reformasi, dalam artian politik bisa jadi pembalasan dendam, apalagi kita reformasi bukan revolusi," ujarnya.
Virdika Rizky Utama menyebut saat itu, Golkar ingin membuat sebuah sistem agar perpindahan kekuasaan bisa secara bertahap.
"Kalau di bukunya Akbar Tanjung yang berjudul Golkar Way, itu sepertinya yang diharapkan Golkar, yaitu peripindahan kekuasaan yang gradual sehingga mereka bisa berkuasa lagi," ujarnya.
Virdika Rizky Utama menyebut Gus Dur dipilih untuk menjadi pemimpin poros tengah Oleh Amien Rais.
Ia menyebut bahwa saat itu Amien Rasi berpikir sosok Gus Dur bisa disetir.
"Karena Amien Rais berpikir bahwa Gus Dur adalah sosok yang bisa disetir, mereka kecewa dengan penjatuhan BJ. Habibie," ujarnya.
"Karena Habibie representasi umat islam yang puritan melalui ICMI dan HMI, ketika saya wawancara Fachrudin, beliau mengaku ikut Amien Rais karena membawa semangat islam dan Gus Dur juga,jadi mereka berpikir Gus Dur bisa disetir, " imbuhnya.
Virdika Rizky Utama mengaku mengkonfirmasi kepada dua narsumber yang enggan disebutkan namanya.
"Seminggu pasca Gus XDur dilantik, Amien Rasi meminta jatah menteri keuangan harus dari PAN dan orangnya adalah Fuad Bawazier, namun Gus Dur menolak
Setelah berdiskusi, Gus Dur mau menunjuk Menteri Keuangan dari PAN, namun Gus Dur sendiri yang menunjuk, yaitu Bambang Sudibyo
Saat itu, Amien sudah mengancam menarik dukungan, dan koran-koran saat itu bisa di cek kok
Virdika Rizky Utama menuliskan bahwa saat itu media juga ikut mengobrak-abrik pemerintahan Gus Dur, bahkan Azyumardi Azra yang ikut mendekontruksi pemikiran masyarakat.
"Ini ada beberapa layer, HMI conection dan golkar, yang saya konfirmasi, saya sering kok baca opininya mereka yang meminta Gus Dur untuk mundur, tapi dari kasus resuffle Jusuf Kalla," ujarnya.
Virdika Rizky Utama menyebut sosok Amien Rais menyesal mendukung Gus Dur saat itu.
"Saat itu, Pak Amien orang yang pertama mengaku menyesal mendukung Gus Dur, dan ingin Gus Dur mundur, dan setelah itu, Amien terlihat tidak konsisten dan bilang tidak ingin menjatuhkan Gus Dur, padahal sebenarnya disitu ada proses lobi-lobi," tulisnya.