TRIBUNJATENG.COM, KAJEN - Berikut ini video Anggota Dewan sumbangkan gaji untuk nenek Kasturah penjaga perlintasan kereta
Mendengar kabar seorang nenek menjadi penjaga perlintasan kereta api tanpa palang pintu, membuat hati anggota DPRD Kabupaten Pekalongan ini terketuk.
Nenek tersebut bernama Kasturah (56).
Dia bahkan sempat viral di sosial media (medsos).
Nenek itu diketahui menjadi penjaga perlintasan kereta api tanpa palang pintu di Desa Kampil, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.
Anggota DPRD Kabupaten Pekalongan, Candra Saputra pun mencoba untuk mendatangi nenek tersebut, Senin (3/2/2020).
Candra Saputra datang ke lokasi untuk mengetahui secara pasti apa yang dilakukan Kasturah.
"Saya berterima kasih kepada nenek Kasturah yang sudah ikhlas membantu masyarakat mengatur arus lalu lintas di sekitar perlintasan kereta api," kata Candra kepada Tribunjateng.com, Senin (3/3/2020).
Pihaknya mengungkapkan, nenek Kasturah menjadi penjaga perlintasan kereta api, karena menggantikan suaminya Andimal yang sudah meninggal dunia sejak dua tahun lalu.
Bahkan, dari cerita nenek Kasturah sudah dua tahun menjadi penjaga perlintasan kereta api tanpa palang pintu dan tidak digaji oleh PT KAI ataupun pemerintah setempat.
"Saya secara pribadi tersentuh melihat keikhlasannya."
"Sudah seharusnya, saya yang digaji oleh rakyat harus membantu dan memikirkannya," ungkapnya.
Candra juga menceritakan nenek Kasturah mengeluh tidak memiliki jas hujan.
Sehingga saat menjaga perlintasan kereta api tanpa palang pintu sering kehujanan.
"Tadi saya memberikan bantuan jas hujan dan handphone."
"Lalu untuk gaji bulanan nenek Kasturah, saya bantu dari gaji saya," tambahnya.
Kasturah juga berterima kasih kepada Candra yang sudah peduli terhadapnya.
"Saya mengatur arus lalu lintas, di sekitar perlintasan kereta api tanpa palang pintu memang ikhlas dan tidak meminta apa-apa."
"Selain itu juga, saya meneruskan pesan dari almarhum suaminya yang sudah meninggal," kata Kasturah.
Kasturah mengatakan, selain diberikan jas hujan dari anggota DPRD Kabupaten Pekalongan, dirinya juga dibantu untuk menebus sertifikat rumah yang masih digadaikan untuk biaya suaminya sebelum meninggal.
Diberitakan sebelumnya, merasa terpanggil untuk menjaga keselamatan warga, maupun pengguna jalan yang setiap hari melintasi perlintasan kereta api tanpa palang pintu.
Perlintasan kereta api di Desa Kampil, memang tidak dilengkapi palang pintu.
Padahal tiap hari ramai oleh warga maupun pengguna jalan yang melintas.
"Saya menjadi penjaga perlintasan kereta api tanpa palang pintu karena tidak tega apabila ada warga yang melintas menjadi korban kecelakaan di perlintasan tersebut," kata Kasturah. (Indra Dwi Purnomo)