Berita Kiamat

Benarkah Asteroid 2016 HP6 yang Mendekati Bumi Tanda-tanda Dukhan? Ini Penjelasan MUI dan LAPAN

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto ilustrasi. Viral Isu Dukhan Jumat 15 Ramadhan 1441H atau 8 Mei

Begini Penjelasan MUI Soal Dukhan Tanda Kiamat pada Jumat 8 Mei 2020: Itu Hadist Palsu

TRIBUNJATENG.COM - Jejaring media sosial dan aplikasi WhatsApp ramai memperbincangkan sebuah hadist akan munculnya Dukhan atau dukhon pada 15 Ramadhan yang jatuh pada hari ini, Jumat 8 Mei 2020. 

Menanggapi munculnya kabar tersebut, Sekretaris Jenderal Ulama Indonesia Anwar Abbas memberikan penjelasannya.

Dilansir via Tribunnews, Anwar Abbas mengatakan jika fenomena Dukhan adalah (bahasa Arab: kabut/asap tebal) sebagai pertanda hari akhir yang disebut-sebut pada 15 Ramadhan Hijriah, sejatinya tidak dapat dibenarkan karena waktu pasti kiamat hanya Allah SWT yang tahu.

Ada anggapan umum terdapatnya hadis Nabi SAW bahwa dukhan merupakan kabut asap yang gelap, tebal, tidak ada oksigen dan panas sehingga memicu bumi gelap gulita yang erat kaitan dengan tanda datangnya hari kiamat. 

Sejumlah ulama berpendapat hadis tersebut adalah hadis palsu karena tidak memiliki riwayat perawi yang baik dan secara substansi tidak tepat sehingga kebenarannya disangsikan.

M Ridhuan AKhirnya Bela Arema FC, Sempat Tunggu Tawaran dari Persib Bandung

HEBOH! Jenazah Membusuk di Kamar Kos Dikerubutin Belatung, Ini Kata Tetangga

Ferdian Paleka Ditangkap : Detik-detik Penangkapannya di Tol Jakarta Merak, Inilah Penampakannya

BIKIN GERAM: ABK Hanya Diberi Minum Air Suling Laut di Kapal China: Bikin Pusing, Kaya Ada Dahak

Karena yang beredar ini adalah hadis palsu, MUI meminta Masyarakat tidak panik dalam menanggapi beredarnya kabar tidak benar tersebut.  

"Kiamat itu urusan Allah dan bukan urusan kita. Jadi mari kita urusi apa yang menjadi tugas kita dan jangan kita urusi apa yang menjadi urusan Allah," kata Anwar Abbas.

"Menurut saya, yang tahu kapan kiamat itu akan tiba hanya Tuhan saja yang tahu. Nabi Muhammad SAW pun yang dicintai dan disayangi oleh Allah SWT tidak dikasih tahu oleh-Nya," kata Buya Anwar.

Secara substansial, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu mengajak umat Islam dan masyarakat untuk selalu mempersiapkan diri dengan amalan baik.

Sehingga kapanpun kiamat itu terjadi akan siap karena tidak ada petunjuk tanggal pasti hari akhir.

Umat Islam, kata dia, selalu mengimani jika kiamat memiliki dua jenis yaitu kiamat kecil dan kiamat besar.

Kiamat besar adalah hari akhir sesungguhnya, sementara kiamat kecil itu sebagaimana kematian dari masing-masing individu manusia.

"Oleh karena itu, yang penting bagi kita lakukan adalah bagaimana kita bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi kiamat kecil yaitu kematian dari diri kita masing-masing," katanya.

Maka dari itu, Anwar mengajak umat dan masyarakat untuk tidak panik dengan viralnya soal dukhan serta terus fokus dengan perbaikan diri dan melakukan segala urusan secara seimbang.

Adapun kabar mengenai dukhan sebagai salah satu tanda akan datangnya hari akhir, yang belakangan viral di media sosial.

Sejumlah ulama memiliki pendapat yang berbeda-beda tentang dukhan.

Pertama, sebagian menyebut itu sebagai salah satu tanda hari kiamat yang belum terjadi.

Kedua, dukhan adalah khayalan yang menimpa kaum Quraisy ketika mereka mengalami kelaparan ekstrem atas doa Nabi SAW.

Ketiga, dukhan adalah debu yang mengepul di hari kemenangan kaum Muslimin atas kota Mekkah sehingga materi kecil itu menutupi langit.

Selain keterangan dari MUI, sebelumnya Ustaz Syafiq Riza Basalamah menyebutkan hadist palsu ini sengaja disebarkan karena pada Ramadan tahun ini, pertengahan Ramadan bertepatan di hari Jumat.

Padahal hadist ini adalah palsu. Hukum hadist ini palsu alias munkar tidak punya dasar dari perawi yang tsiqah.

"Ibnul Jauzi mengatakan, hadist ini palsu atas nama Nabi Muhammad SAW. Syaikh Albani juga mengatakan hadist ini palsu. Maka hadist palsu tidak boleh diamalkan," ujarnya.

Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjelasakan bahwa:

"Hadis tersebut tidak memiliki dasar dari keshahihannya. Bahkan hadis ini batil dan dusta. Betapa banyak tahun-tahun yang telah berlalu dari kaum muslimin yang di dalamnya ada momen dimana malam Jumat bertepatan dengan malam pertengahan bulan Ramadan.

Namun, Alhamdulillah tidak pernah terjadi huru-hara sebagaimana yang telah disebutkan para pendusta tersebut baik yang berupa suara dahsyat atau yang lainnya.

Maka dari itu, perlu dicamkan oleh siapa saja yang telah mengetahui penjelasan ini, bahwasanya tidak boleh baginya menyebarkan hadis batil tersebut. Bahkan wajib baginya merobek, membinasakan, dan memperingatkan (orang lain) akan kebatilannya."

Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid hafidzahullah juga mengomentari hadis tentang huru-hara dan malapetaka yang konon akan terjadi pada tanggal 15 Ramadan apabila bertepatan dengan hari Jumat, beliau berkata:

هذا الحديث منكر لا يصح، لم يرد بسند مقبول، ولم يثبت من كلام النبي صلى الله عليه وسلم، كما أن الواقع يكذبه ويرده، فقد وافق في أعوام كثيرة سابقة مجيء يوم الجمعة في الخامس عشر من رمضان، ولذلك حكم عليه العلماء بالوضع والكذب

"Hadis ini merupakan hadis yang munkar, tidak shahih. Sanadnya pun tidak bisa diterima. Tidak pula ada kepastian berasal dari ucapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dan fakta realitanya juga ternyata tidak membenarkan hal tersebut dan bahkan justru membantahnya.

Sungguh hal ini sudah sering kali terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu hari Jumat bertepatan dengan tanggal 15 Ramadan (namun hal tersebut tidak terjadi-red). Maka dari itu para ulama menghukumi hadis tersebut palsu dan dusta."

Al-‘Uqailiy rahimahullah berkata:

ليس لهذا الحديث أصل من حديث ثقة، ولا من وجه يثبت

“Hadis ini tidak memiliki dasar yang bisa dipercaya, tidak pula didapati hadis lain yang mendukung (keshahihannya).” (Adh-Dhu’afa al-Kabir 3/52).

(Muhammad Husain Sanusi)

Kapan dan Jam Berapa Asteroid 2016 HP6 akan Mendekati Bumi?

Ilustrasi asteroid (www.aeronoticias.com.pe)

Asteroid 2016 HP6 akan mendekati Bumi pada Jumat (8/5/2020) pukul 04.48 WIB.

Peristiwa ini tepat terjadi pada Kejadian tanggal 15 Ramadhan.

Lantas, apakah momen Asteroid 2016 HP6 mendekati Bumi pada Subuh besok, bisa dilihat dari langit Indonesia?

Jawabannya, Asteroid 2016 HP6 tidak dapat dilihat mata telanjang.

Bahkan alat seperti binokular atau teropong sederhana tidak mampu mengamati bagaimana pergerakan Asteroid 2016 HP6 saat mendekati Bumi.

Sebab, Asteroid 2016 HP6 memiliki magnitudo absolut +25,3 jika diamati pada jarak 1 SA (Satuan Astronomi) dari Matahari dan pengamat.

Diketahui, pada Jumat dini hari besok, Asteroid 2016 HP6 akan berada pada jarak 1,66 juta kilometer dari Bumi atau 4,3 kali jarak Bumi ke Bulan.

Walau dikategorikan 'dekat,' tapi sebetulnya ini bukanlah posisi terdekat Asteroid 2016 HP6 dalam periode Januari 2013 hingga Desember 2100.

Posisi melintas terdekat Asteroid 2016 HP6 ke Bumi terjadi pada 13 Mei 2018 silam pada jarak 831.672 kilometer.

Peneliti dari Pusat Sains Antariksa LAPAN, Andi Pangerang, menjelaskan Asteroid 2016 HP6 memiliki kecepatan relatif 5,72 kilometer per detik ketika mendekati Bumi.

"Asteroid 2016 HP6 dikategorikan sebagai asteroid Apollo," tulisnya, dikutip Tribunnews.com dari postingan di Instagram LAPAN.

Asteroid Apollo adalah asteroid yang memiliki sumbu setengah panjang lebih besar dibandingkan dengan orbit Bumi (> 1 Satuan Astronomi, SA).

Namun, jarak perihelionnya lebih kecil dibandingkan aphelion Bumi (< 1,017 SA).

Diketahui, perihelion adalah titik orbit benda angkasa baik planet maupun komet, yang paling dekat dari Matahari.

Sementara aphelion merupakan titik terjauh orbit suatu benda angkasa dari Matahari.

Menurut Andi Pangerang, beberapa asteroid Apollo bisa menjadi ancaman bagi penduduk Bumi apabila berada pada jarak yang sangat dekat dengan Bumi.

Sebut saja Meteor Chelyabinsk yang memasuki atmosfer Bumi dan meledak di langit kota Chelyabinsk, Rusia pada 15 Februari 2013 silam dengan ukuran 17 meter.

Lebih lanjut, Andi Pangerang menjelaskan, Asteroid 2016 HP6 memiliki sumbu setengah panjang sebesar 1,579 SA atau 236 juta kilometer dengan kelonjongan orbit sebesar 0,357.

Jarak terdekat asteroid ini dengan Matahari sebesar 1,014 SA dengan kemiringan orbit 3,92° terhadap ekliptika.

Jarak ini sedikit lebih miring dibandingkan orbit Venus (inklinasi 3,39°).

Periode orbit Asteroid 2016 HP6 selama 724,5 hari atau 1,98 tahun atau sedikit lebih lama dibandingkan periode orbit Mars yakni 687 hari atau 1,88 tahun.

Asteroid 2016 HP6, lanjut Andi Pangerang, diperkirakan berukuran antara 23 hingga 52 meter dengan magnitudo absolut +25,3 jika diamati pada jarak 1 SA dari Matahari dan pengamat.

Asteroid ini memiliki jarak perpotongan orbit minimum sebesar 0,0053817 SA atau 805 ribu kilometer terhadap orbit Bumi.

Jarak ini jauh lebih kecil dari 0,05 SA atau 7,5 juta kilometer, tapi magnitudo absolutnya lebih besar daripada +22.

Dengan 'kriteria' ini, Andi Pangerang menegaskan, Asteroid 2016 HP6 tidak dapat dikategorikan sebagai obyek berpotensi bahaya bagi Bumi.

Terkait Asteroid 2016 HP6 yang tidak berbahaya bagi Bumi, juga diaminkan Observatorium Bosscha milik Institut Teknologi Bandung (ITB).

Lewat akun Instagram-nya, Observatorium Bosscha juga membantah kabar Asteroid 2016 HP6 akan 'menabrak' Bumi.

Menurut pihak Observatorium Bosscha, kabar tersebut tidak benar alias hoaks.

Meskipun jarak potong orbitnya dengan Bumi kurang dari 7.5 juta km, tapi Asteroid 2016 HP6 tidak tergolong Potentially Hazardous Asteroids atau asteroid yang berpotensi membahayakan karena magnitudonya yang tinggi (25.3).

Lebih lanjut Observatorium Bosscha menerangkan, ada sejumlah cara untuk dapat mengetahui apakah sebuah Near Earth Object (NEO) memiliki potensi bahaya yang nyata bagi Bumi.

NEO tersebut harus selalu dimonitor dan dipantau posisi serta jalur orbitnya karena trayektori obyek dapat terus berubah.

Inilah yang menjadi obyektif beberapa proyek survey pengamatan astronomi di dunia, yaitu menemukan dan memonitor obyek-obyek yang dapat memberikan potensi bahaya ke Bumi

Sebenarnya, jatuhnya asteroid adalah proses alami yang terjadi terus-menerus.

Setiap harinya, material 80 hingga 100 ton asteroid jatuh ke Bumi dari luar angkasa dalam bentuk debu dan meteorit kecil (pecahan asteroid yang hancur di atmosfer Bumi).

Setidaknya dalam 20 tahun terakhir, sensor radar pemerintah AS telah mendeteksi hampir 600 asteroid berukuran sangat kecil (beberapa meter saja) yang memasuki atmosfer Bumi sehingga menciptakan bolide atau fireball/bola api.

Bolide adalah meteor yang sangat terang, terutama yang meledak di atmosfer.

Para ahli memperkirakan, benda jatuh alami yang besarnya sama dengan pecahan meteorit di Chelyabinsk terjadi sekali atau dua kali dalam 100 tahun.

Benda jatuh alami yang lebih besar diperkirakan sangat jarang terjadi (dalam skala ratusan hingga ribuan tahun).

Namun mengingat ketidaklengkapan katalog Objek Dekat Bumi saat ini, benda jatuh alami seperti meteorit Chelyabinsk dapat terjadi kapan saja.

(Tribunnews.com/Sri Juliati)
 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kapan dan Jam Berapa Asteroid 2016 HP6 akan Mendekati Bumi? Jumat 8 Mei 2020 atau 15 Ramadhan,

Berita Terkini