Ngopi Pagi

Pahit Manis Media Sosial

Penulis: galih permadi
Editor: Catur waskito Edy
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Galih Permadi

Oleh Galih Permadi

Wartawan Tribun Jateng

Penyebaran informasi melalui media sosial (medsos) saat ini tanpa tedeng aling-aling. Semua bisa mengakses dari anak kecil, remaja, orang dewasa, bahkan lanjut usia.

Medsos hanya sebagai alat. Fungsinya, penggunalah yang akan menentukan. Ibarat pisau, jika dipegang oleh orang baik, maka pisau akan digunakan untuk memotong sayuran, buah, ayam, dan sebagainya. Namun ketika dipegang orang jahat, pisau bisa digunakan untuk menodong,melukai bahkan untuk membunuh.

Begitu pula dengan medsos, pengguna yang bijak akan memberikan informasi yang benar dan bermanfaat. Bahkan bisa mendatangkan pundi-pundi uang. Pengguna yang “jahat” akan memanfaatkan medsos untuk menipu, menyebar berita bohong (hoaks) hingga memecah belah.

Beberapa hari ini di medsos, netizen +62 disajikan orang-orang yang mendapat pahit manisnya medsos. Ferdian Paleka menjadi korban pahitnya medsos. Youtuber asal Bandung tersebut membuat gurauan atau prank membagikan kardus sembako berisi sampah kepada waria.

Para korban prank pun melapor dan polisi berhasil menangkap Ferdian dengan pasal yang disangkakan UU ITE dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara dan denda Rp 12 miliar. Kasus ini juga menjadi sorotan hingga ke luar negeri.

Informasi tersebut viral tersebar di medsos. Cacian pun dilayangkan ke Ferdian. Ferdian harus menderita hidup di penjara, orang tuanya pun ikut susah karena hal sepele.

Selain Ferdian Paleka, dua hari ini juga tersebar viral video dua anak masih saudara sepupu berkelahi di Dusun Petet, Tuntang, Kabupaten Semarang. Sebenarnya, BA (6) mengajak VT (9) untuk berkelahi-berkelahian. “Perkelahian” tersebut direkam sepupu keduanya,DP (17).

Namun ketika tersebar di medsos, narasi video tersebut berubah yakni ayah VT sebagai perekam dan membiarkan perkelahian tersebut. Netizen +62 pun murka dengan sikap sang ayah yang seharusnya melerai pertikaian yang sebenarnya hanya sekadar permainan.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Semarang, Romlah oknum di sosial media yang mengubah narasi menjadi sesuatu yang tidak benar. Bahkan kedua anak tersebut sudah berteman serta bercanda satu sama lain.

Namun Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Semarang terlanjut membuat pelaporan ke polisi kepada ayah VT yang diketahui ada saat perkelahian terjadi namun tidak berusaha untuk melerai. Tentu ini menjadi kenyataan pahit bagi Ayah VT harus berurusan dengan polisi lantaran hal sepele yang seharusnya bisa dicegah.

Beda dengan Ferdian dan Ayah VT, Muhammad Sofyan alias Ucup YouTuber asal Klaten. Berkat video pendeknya viral di medsos, ia bersama Mbah Minto sebagai artis utamanya saat ini sedang terkenal dan menikmati manisnya medsos.

Penonton dan pelanggan akun youtubenya menanjak tentu berbanding lurus dengan pendapatan adsensenya. Ucup pun menjadi bintang iklan sebuah produk Jamu bersama almarhum Didi Kempot. Mbah Minto semakin sibuk menerima tamu masyarakat hingga pejabat.

Ya, dari orang-orang tersebut seharusnya kita belajar. Sebaiknya bagikan apa yang dianggap baik,simpan jika itu dianggap buruk. Ingatkan jika ada orang lain melakukan hal buruk tersebut. Jangan sampai karena hal sepele, kita akan menyesal kemudian hari. (*)

Berita Terkini