Paralympic 2021

Atlet Disabilitas Berlatih Keras Jelang Paralympic 2021 di Tokyo

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para atlet Asian Para Games di Training Center Atlet Disabilitas Asian Para Games di Solo, Jumat (14/9/2018).

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Bukan hanya PON Papua yang diundur pelaksanaannya menjadi tahun 2021, melainkan juga Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) di Papua, ASEAN Para Games dan even internasional Paralympic di Tokyo.

Even besar olahraga tingkat nasional, Asia Tenggara dan dunia ini juga ditunda tahun 2021.

Suwarti seorang atlet disabilitas, cabang tenis meja telah mengetahui penundaan even karena pandemi Covid-19 tersebut.

Maka dia pun mengajak sejumlah atlet pelatnas untuk bersabar menunggu tahun depan. Justru adanya waktu yang tersisa dimanfaatkan untuk lebih giat lagi berlatih.

"Peluang untuk ikut Peparnas sudah diprediksi sejak tahun 2019. Kebetulan saya masuk dan akhirnya mengikuti Pelatihan Jangka Panjang (PJP) selama satu tahun.

Tapi karena Peparnas Papua ditunda, akhirnya mundur mulai lagi awal tahun depan," tuturnya.

Besok tahun 2021 itu, Suwarti akan mengikuti tiga even besar yaitu Peparnas, Paralympic dan ASEAN Para Games.

Atlet disabilitas asal Surakarta ini, akui semakin berat latihannya karena akan menghadapi tim lawan dari berbagai negara di dunia.

"Dibandingkan Peparnas dan ASEAN Para Games, masih lebih berat Paralympic. Karena lawannya atlet-atlet hebat dunia.

Namun saya bersyukur sudah masuk peringkat 12 dunia untuk atlet disabilitas cabor tenis meja di Paralympic.

Tapi sebelum pelaksanaan itu saya harus kumpulkan banyak poin supaya bisa masuk 10 besar dunia," beber dia.

Maka dari itu, tiga kali dalam seminggu Suwarti harus melakukan latihan bersama Pelatnas.

Terdapat tempat latihan khusus di Kota Solo bersama dengan enam atlet lainnya. Setiap latihan dirinya butuh waktu empat jam.

"Kalau puasa jam latihan diganti sore. Setelah buka puasa dilanjut lagi sampai jam 8 malam. Kebetulan Pelatnas kami orang Solo juga. Jadi enak latihannya," katanya.

Khusus Paralympic, Suwarti tidak berharap banyak untuk bisa mendapatkan emas.

Setidaknya ia bisa masuk dan mengikuti kejuaraan tersebut, sudah membuatnya puas merasakan panggung olimpiade.

Namun untuk ASEAN Para Games dan PON di Papua, dia memiliki target bisa meraih emas.

"Khusus untuk Paralympic saya tidak terlalu berharap dapat medali. Bisa masuk saja cukup. Tapi kalau untuk yang lainnya, optimis tentu harus dapat emas," terangnya.

Perlu diketahui, Paralympic di Tokyo yang seharusnya diselenggarakan tahun 2020, terpaksa mundur hingga tahun 2021.

Sedangkan ASEAN Para Games yang semula akan diselenggarakan di Filipina, tahun depan dipindah ke Vietnam.

"Saya berdoa semoga pandemi ini sudah hilang di akhir tahun ini.

Sehingga tahun depan kami benar-benar bisa fokus mengikuti tiga kejuaraan olahraga tersebut.

Saran saya kepada teman-teman atlet disabilitas tetap optimis saja. Latihan jangan sampai kendor.

Waktu yang ada dimanfaatkan sebaik-baiknya. Sehingga nanti bisa mendapatkan hasil yang terbaik," harapnya. (tim)

Alasan Shin Tae-yong Prioritaskan Timnas U19 Dari 3 Timnas yang Dipegang

Biaya Tes PCR Lebih Mahal dari Tiket Pesawat, Lion Air Group Kembali Berhenti Terbang

KRONOLOGI LENGKAP : Penangkapan Buronan KPK Nurhadi, Sewa Rumah Baru 2 Bulan

Katalog Promo Indomaret dan Alfamart 3 Juni 2020, Diskon dan Promo Lengkapnya

Berita Terkini