TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Profesi sebagai peternak sapi, biasanya identik dengan kaum adam. Tapi siapa sangka, di Kabupaten Tegal ada peternak sapi cantik yang usianya masih cukup muda yaitu 24 tahun.
Meski masih terbilang muda, Pemilik Ternak Sapi Mekar Jaya Mas, Desa Karangjati, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal, Elfa Safitri, tidak bisa dipandang remeh
Karena bisnis yang dijalani sejak tahun 2010 ini sudah memiliki banyak pelanggan. Tidak hanya di Kabupaten Tegal saja, tapi juga merambah ke daerah tetangga seperti Brebes dan Pemalang.
Ada kisah menarik, dibalik kesuksesan wanita yang memiliki sapaan Fitri ini. Dalam menjalankan bisnis ternak sapi miliknya.
Fitri bercerita, awalnya sang Ayah memiliki ternak kambing, tapi jumlahnya memang tidak banyak hanya sekitar 7-8 ekor kambing saja.
Lalu, saat Fitri masih kecil dan sering ikut Ayah nya mencari rumput di sawah, Ia berbicara kepada sang Ayah untuk beternak sapi saja karena sesuai "weton" nya.
Sehingga, Ayah nya yang bernama Wahyudi pun mengikuti saran putrinya tersebut dan menjual semua kambingnya untuk membeli 3 ekor sapi saat itu.
Lambat laun, apa yang dikatakan Fitri semasa kecil ternyata benar. Karena bisnis sapi yang sampai saat ini dikelola oleh dia dan sang Ayah berkembang pesat dan masih bertahan sampai sekarang.
"Saya saat kecil sering dicemooh teman-teman, mereka tidak mau berteman dengan saya karena Ayah saya berprofesi sebagai tukang becak selain memiliki kambing. Akhirnya saya saat kecil entah bagaimana bilang ke Ayah untuk menjual semua kambingnya dan beralih ke ternak sapi, karena weton Ayah saya Sabtu jadi memang cocoknya usaha di ternak. Singkat cerita, bisnis ternak sapi yang saat ini saya kelola berkembang pesat, dari awal 3 ekor, bertambah 7 ekor, 10 ekor dan sekarang bisa mencapai ratusan ekor sapi," ungkap Fitri, saat ditemui Tribunjateng.com, belum lama ini.
Ibu dari satu anak ini, bisa dibilang sebagai wanita tangguh, kenapa? Karena sejak pertama kali sang Ayah menyerahkan usaha ternak sapi nya ke Fitri, Ia mengaku menjalankan semuanya sendiri.
Mulai dari pengelolaan ternak sapi, keuangan, membersihkan, mencari rumput untuk pakan sapi, termasuk belanja sapi sampai ke daerah Tuban Jawa Timur Ia lakukan seorang diri.
Bahkan saat itu dia masih cukup belia, karena baru saja lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan tidak memiliki SIM. Tapi dia nekat mengemudikan truck sendiri sampai Jatim untuk berbelanja sapi tanpa ditemani siapapun.
"Awalnya saya diajari bagaimana cara membeli sapi di Pasar, setelah itu sudah saya dilepas oleh Ayah untuk mengurus sendiri. Saya awal memulai mengurus ternak sapi sejak usia 15 tahun setelah lulus SMP sampai sekarang. Termasuk belajar mengemudikan truck juga sejak SMP, " ujarnya.
Padahal ketika belanja sapi, Fitri mengaku sekali angkut bisa sampai 12 ekor sapi. Tapi kalau ukuran sapi nya besar paling hanya muat sekitar 10 ekor, dan itu dia kerjakan sendiri sangat jarang dibantu oleh kernek atau siapapun.
Bahkan, saat awal ke pasar sapi di daerah Jatim, dia sempat dikira sebagai SPG rokok karena melihat penampilannya yang tidak seperti peternak sapi. Apalagi dia perempuan sendiri yang ada di pasar sapi saat itu.
Tapi Fitri mengatakan, dia tidak menanggapi dan hanya tersenyum jika ada yang mengira keberadaannya untuk menawarkan rokok, padahal dia juga merupakan Peternak sapi sama seperti lainnya.
"Saya tidak hanya memiliki bisnis ternak sapi, tapi saya juga melebarkan sayap ke bisnis tambang pasir di daerah Purbalingga sejak tahun 2017. Ya memang cukup ekstrem bisnis yang saya geluti, tapi ya memang saya suka dan tertarik jadi lancar-lancar saja," ungkapnya.
Di masa pandemi corona seperti sekarang ini, Fitri menyebut, bisnis ternak sapi nya juga ikut terdampak. Hal ini, karena saat mendekati hari raya kurban ternak sapi nya selalu penuh. Sedangkan saat ini, di kandang bagian belakang belum terisi penuh.
Adapun untuk kapasitas di tempatnya jika penuh itu kurang lebih 100 an ekor sapi. Sedangkan saat ini hanya separuhnya saja.
"Penurunanya mencapai 50 persen , karena saat ini sapi di tempat saya ada sekitar 50 ekor sapi. Padahal biasanya bisa sampai 100 ekor bahkan lebih. Faktor nya ya memang dari penjual yang susah karena banyak pasar hewan yang tutup, atau karena ada pembatasan aktivitas di suatu wilayah juga bisa," paparnya.
Ditanya rencana ke depan, Fitri menuturkan Ia akan tetap fokus ke bisnis sapi penggemukan seperti yang saat ini digeluti.
"Dari dulu saya selalu memiliki pendirian, meski saya tidak sekolah tinggi dan hanya lulus SMP, terpenting bagi saya pola pikir dan wawasannya. Dan saya juga tidak ingin disepelekan lagi seperti saya saat kecil dulu. Saya juga tidak ingin dan jangan sampai kerja ikut orang, tapi lebih suka saya yang membuka lowongan pekerjaan untuk orang lain. Pada intinya saya harus bisa hidup mandiri," tegasnya. (dta)
TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE :