Idul Adha 2020

Alasan Nenek Penyapu Jalan Serahkan Tabungan Selama 15 Tahun untuk Kurban Sapi dan Kambing

Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nenek Sumiyati saat membayar sapi dan kambing yang dibeli di salah satu peternak sapi di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kaltim, Kamis (30/7/2020). (KOMPAS.com/ZAKARIAS DEMON DATON)

Alasan Nenek Penyapu Jalan Serahkan Tabungan Selama 15 Tahun untuk Kurban Sapi dan Kambing

TRIBUNJATENG.COM - Momen Idul Adha menjadi hari besar yang ditunggu umat muslim.

Hal ini juga dirasakan seorang nenek bernama Sumiyati (71).

Pasalnya Ia berkurban sapi dan kambing untuk Idul Adha 1441 Hijriah. 

Klarifikasi Gereja Shincheonji yang Dituding sebagai Sekte Sesat Penyebar Virus Corona di Korsel

5 Drakor On Going Rating Tinggi Juli 2020: Its Okay to Not Be Okay, Train hingga The Good Detective

Paula Verhoeven Borong Dagangan Ibu Penjual Sayur Berakhir Dikejar Warga: Si Ibunya Sih Enggak Tahu

Promo Superindo 30 Juli - 2 Agustus 2020, Ada Super Diskon Ulang Tahun, Simak Daftar Lengkapnya

Sumiyati adalah warga Tenggarong, Kutai Kartanegara yang berprofesi sebagai penyapu jalan.

Dua hewan tersebut ia beli dari hasil menabung selama 15 tahun.

Lalu sapi dan kambing itu ia sumbangkan ke Langgar An-Nur, Jalan Diponegoro, Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Harga sapi yang ia beli Rp 18 juta dan kambing seharga Rp 4,7 juta.

Selama kerja Nenek Sumiyati menabung uang hasil kerja itu dalam bentuk emas.

"Saya tabung pakai emas. Hasil kerja hasil jualan, campur aduk lalu saya beli emas.

Ada 4 gelang dan cincin terus dijual buat beli sapi," ungkap Sumiyati saat ditemui Kompas.com di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kamis (30/7/2020).

Hasil jual empat gelang dan cincin itu senilai Rp 19 juta ditambah dengan uang tabungannya dari hasil jualan untuk beli dua hewan kurban itu.

Saat ini nenek Sumiyati bekerja sebagai penyapu jalan di Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kutai Kartanegara.

Setiap bulannya, Sumiyati mendapat besaran gaji sesuai jam kerja.

Kadang dia mendapat Rp 2,5 juta.

Kadang kurang ataupun lebih.

Selain sebagai penyapu jalan, Sumiyati juga jualan kecil-kecilan.

Dia punya rombong atau kelontongan persis di tepi Jalan Diponegoro, Tenggarong.

Di situ juga Sumiyati tinggal sendirian sambil jualan minuman kemasan, makanan ringan dan lainnya.

"Saya sudah cerai lama. Belasan tahun lalu. Saya tinggal sendirian di sini. Punya empat anak tapi tinggal terpisah," terang Sumiyati.

Sumiyati mengutarakan niatnya membeli hewan kurban demi akhirat.

"Dunia tidak ada apa-apanya, Nak. Akhirat yang penting," tegas dia.

Sebelum jadi penyapu jalan, Nenek Sumiyati sempat bekerja pemulung.

Dia mengumpulkan botol-botol kemasan plastik, kardus dan barang bekas lainnya kemudian dia jual.

"Tapi sekarang sudah enggak lagi. Sekarang sapu jalan sama dan jualan kecil-kecilan," tutup dia. (Kompas.com/Zakarias Demon Daton)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kisah Nenek Penyapu Jalan Kurban Sapi dan Kambing, Menabung 15 Tahun

Berita Terkini