KKN Undip

Mahasiswa KKN UNDIP Latih Warga Buat Mikroorganisme Lokal Anti Ribet dan Multifungsi

Editor: abduh imanulhaq
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mahasiswa KKN Undip melatih pembuatan Mikroorganisme Lokal yang dapat digunakan sebagai POC (Pupuk organik cair) serta sebagai starter dekomposer pupuk kompos pada warga Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Mahasiswa Undip melakukan kegiatan KKN yang berbeda, kali ini dilakukan di kampung halaman masing masing.

Bertujuan mencegah penyebaran virus Covid-19 yang sedang melanda dunia termasuk Indonesia.

Pandemi Covid-19 ini menyebabkan masyarakat lebih banyak melakukan aktivitas dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Dalam kondisi yang sedang dilanda pandemi Covid-19, ada banyak permasalahan yang terjadi salah satunya masalah ekonomi.

Di tengah kondisi yang sedang dilanda pandemi Covid-19 ini, sudah menjadi aktivitas baru masyarakat untuk melakukan kegiatan bercocok tanam di sekitar pekarangan rumah.

Hal ini dengan tujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan.

“Namun masih banyak masyarakat yang belum dapat memanfaatkan sisa limbah yang ada dari rumah untuk hal yang bermanfaat, sehingga sebagian dari masyarakat khususnya RT 03 RW 02 Kecamatan Tembalang, Kota Semarang menggunakan pupuk kandang yang dibeli sebagai pupuk untuk tanaman mereka,” kata mahasiswa Undip, Monica Lasmaria Simare Mare, Kamis (6/8/2020).

Hal ini yang menyebabkan mahasiswa KKN Undip melakukan pelatihan pembuatan Mikroorganisme Lokal yang dapat digunakan sebagai POC (Pupuk organik cair) serta sebagai starter dekomposer pupuk kompos.

Bahan yang digunakan antaralain kulit pisang, nasi basi, air leri, serta gula merah ini dapat disulap menjadi sesuatu yang multifungsi.

Kemudahan dalam pembuatan mikroorganisme lokal ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai alternatif dalam kebun kecil masyarakat.

Pelatihan diikuti oleh Ibu-Ibu PKK RT 03 RW 02 Kecamatan Tembalang.

Sebelum dilakukan pelatihan ini, telah dilakukan sosialisasi pengenalan mengenai pupuk kepada ibu-ibu PKK.

Ibu-ibu PKK terlihat sangat antusias terhadap pelatihan yang dilakukan.

“Saya sangat senang anak KKN ada disini, karena selain dapat meramaikan kegiatan senam, pelatihan pembuatan pupuk seperti ini sangat bermanfaat buat saya yang suka bercocok tanam” jelas Darsih, salah satu masyarakat yang mengikuti pelatihan.

Pelatihan yang dilakukan ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam berkebun di lahan pekarangannya.

Kepala Pusat Pelayanan Kuliah Kerja Nyata (P2KKN) LPPM Undip, Fahmi Arifan ST M.Eng, menyebutkan, ada sejumlah 3.852 mahasiswa mengikuti KKN Tim II 2020. Mereka disebar ke seluruh daerah di Indonesia dari Aceh hingga Papua Barat.

Fahmi mengatakan, adanya pandemi Covid-19 maka kegiatan KKN tim 2 2019/2020 mengalami perubahan.

”Yang biasanya dilakukan secara kelompok (tim) maka pada KKN periode ini dilakukan dengan secara mandiri (individu) atau KKN Pulang Kampung,” katanya.

KKN yang biasanya dilakukan di lokasi yang ditentukan oleh LPPM, lanjutnya, maka saat ini ditentukan berdasarkan lokasi domisili (kampung halaman) dari mahasiswa atau dapat memilih lokasi di luar domisili.

“Tentunya harus tetap memperhatikan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 ini,” katanya.

Pada pelaksanaan KKN Tim II TA 2019/2020 ini, melibatkan Dosen KKN sebanyak 105 orang, Dosen Koordinator KKN sebanyak 11 orang, dan Kapus-Sekpus P2KKN (Total 118 orang dosen).

Dijelaskannya, KKN Tim II TA 2018/2019 esensinya tetap merupakan KKN - PPM, dengan imbangan program monodisiplin adalah 2.

Artinya, setiap mahasiswa KKN wajib membuat 2 program monodisipliner sesuai kompetensi keilmuannya, dengan tema Pencegahan Penularan dan Penyebaran Covid 19 dan program pemberdayaan masyarakat dengan pengembangan potensi desa yang bertemakan SDG’s di era pandemi Covid 19.

Kegiatannya antara lain, pemberdayaan keluarga atau masyarakat di lingkungan tempat tinggal yang sesuai dengan SDGs (Sustainabel Development Goals), Pemberdayaan UMKM, tema Bidang Kesehatan, Sains teknologi, Bidang Teknologi Informasi, Bidang Teknologi Industry, Pertanian, Perikanan-Peternakan, Soshum, Agroteknologi, dan Agrobisnis.

”Modul-modul, poster, buku saku, lembar balik dapat digunakan oleh masyarakat desa setelah mahasiswa kembali ke kampus, sehingga program kegiatan dapat berkelanjutan,” jelasnya. (*)

Berita Terkini