TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang mengalokasikan Rp 1 miliar untuk pemulihan ekonomi bagi UMKM.
Anggaran tersebut untuk membeli produk-produk UMKM agar mereka kembali bangkit di tengah pandemi Covid-19.
Kepala Dinkop dan UMKM Kota Semarang, Bambang Surranggono mengatakan, sebesar Rp 600 juta dari total anggaran Rp 1 miliar tersebut akan digunakan untuk membeli produk masker dan jamu herbal dari para pelaku UMKM bidang fashion yang kini banyak beralih usaha membuat masker.
Pihaknya akan membeli 120 ribu masker dengan melibatkan lebiu dari 250 UMKM pembuat masker.
Begitu juga produk UMKM berupa jamu herbal juga akan dibeli oleh Pemkot.
Pihaknya memberi kesempatan kepada 50-75 UMKM jamu untuk membuat 26.500 bungkus dengan harga Rp 15 ribu per bungkus.
"Itu contoh dua UMKM yang kami berdayakan.
Baik masker atau jamu akan kami bagikan ke masyarakat yang membutuhkan.
Kebijakan Pak Wali dan DPRD memang luar biasa untuk pemulihan ekonomi Kota Semarang," ucapnya, Minggu (6/9/2020).
Selain dari Dinkop dan UMKM, sambung Bambang, ada berbagai upaya yang dilakukan oleh organisasi perangkat daerah (OPD) lain untuk membangkitkan ekonomi Kota Semarang.
Begitu juga, pihak kecamatan atau kelurahan juga turut melakukan upaya dengan membeli produk UMKM yang ada di wilayahnya.
"Semisal, di Tinjomoyo ada pemilik usaha membuat daur ulang sampah plastik.
Itu kelurahan membeli saat ada kebutuhan.
Itu anggaran dari kelurahan.
Dinas-dinas juga membeli produk UMKM sesuai yang mereka butuhkan supaya UMKM memiliki penghasilan karena selama ini pemasaran mereka terdampak," paparnya.
Menurutnya, kebijakan Wali Kota Semarang dengan menerapkan pembatasan kegiatan masyarakat (PKM) sebenarnya salah satu keterbukaan bagi pelaku usaha dalam melakukan kegiatan ekonomi.
Hanya saja, terdapat pembatasan sehingga kegiatan ekonomi cukup terdampak.
"Kota Semarang sangat beruntung.
Sejak awal masih bisa melakukan usaha.
Kalau dulu sempat mengalami keterbatasan waktu, sekarang mulai terbuka.
Awalnya pukul 20.00, sekarang kegiatan maksimal pukul 23.00," sebutnya.
Kelonggaran ini, lanjutnya, tentu sangat berpengaruh pada kegiatan pelaku UMKM.
Usaha mereka saat ini sudah mulai bagus.
Ditambah, kebijakan anggaran perubahan yang cukup banyak untuk pemulihan ekonomi, diharapkan dapat meningkatkan pergerakan UMKM.
Sebelulnya, Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Muhammad Afif mendorong Pemerintah Kota Semarang melakukan upaya agar pertumbuhan ekonomi tetap positif 3-4 persen.
"Meski PAD 2020 menurun drastis, namun Pemkot harus optimis mencari terobosan kreatif dan inovatif untuk mencapai PAD yang ditetapkan," terangnya saat membacakan hasil rapat Badan Anggaran pada rapat paripurna beberapa waktu lalu.
Dia melanjutkan, para wakil rakyat juga merekomendasikan Pemkot untuk merealisasikan piutang pajak dengannmelakukan oenagihan kepada wajib pajak serta menyelesaikan pembayaran hutang berkaitan dengan proyek yang telah berjalan.
Pihaknya juga mewanti-wanti Pemkot agar lebih berhati-hati dalam penggunaan biaya tidak terduga (BTT).
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, tahun depan pihaknya akan mencoba mengungkit kondisi ekonomi dengan memprioritaskan UMKM.
Termasuk, target Semarang sebagai salah satu kota pariwisata yang dapat menggeliatkan perekonomian Kota Semarang.
"Empat tahun ke depan kami akan membentuk sentra UMKM.
Jadi ada tempat co working space. Mereka boleh promosi atau berjualan," jelasnya. (eyf)