TRIBUNJATENG.COM, TEHERAN - Iran melontarkan ejekan kepada AS jelang pencabutan embargo senjata terhadap mereka, meski Washington berusaha menambah durasinya.
Juru bicara kementerian luar negeri Saeed Khatibzadeh juga menyindir "kegilaan" AS lain lewat sanksi terhadap bank mereka.
"Pada Minggu, kekalahan bersejarah AS akan terjadi, meski mereka menggunakan segala tipu daya dan cara-cara di luar hukum," ujar Khatibzadeh.
Baca juga: Tiba-tiba Mobil Mogok di Atas Perlintasan, Penumpang Keluar Selamat saat Kereta Api Datang
Baca juga: Terbukti Bersalah, Joko Hartono Tirto Divonis Penjara Seumur Hidup Kasus Jiwasraya
Baca juga: SBY Minta Pemerintah Ungkap Pihak yang Tunggangi & Biayai Aksi Demo UU Cipta Kerja
"Sekali lagi, Iran berhasil menunjukkan bahwa Amerika Serikat tak sekuat yang mereka katakan," koarnya dalam konferensi pers.
Embargo senjata yang diterima Teheran bakal berakhir pada 18 Oktober, berdasarkan resolusi PBB mengenai perjanjian nuklir 2015.
AS pun mengalami kekalahan telak ketika tidak mendapatkan dukungan dari Dewan Keamanan PBB untuk memperpanjang embargo pada Agustus.
Secara sepihak pada 2018, Presiden Donald Trump membawa AS keluar dari perjanjian nuklir 2018, dan menjatuhkan sanksi kepada Iran.
Sejak saat itu, Gedung Putih sudah menjatuhkan banyak sanksi sebagai bagian dari "tekanan maksimal", dengan yang terakhir pada Kamis pekan lalu (8/10/2020).
Seperti diberitakan kantor berita AFP Senin (12/10/2020), sanksi terakhir yang dijatuhkan "Negeri Uncle Sam" menyasar 18 bank.
"Kami biasanya bakal mengatakan bahwa mereka begitu kecanduan dengan memberikan hukuman. Tapi kini, levelnya berubah jadi kegilaan," ujar Khatibzadeh.
Dia menerangkan bahwa manuver tersebut hanya akan menyakiti AS, karena kini banyak negara sudah mulai menemukan cara untuk tak lagi memakai dollar.
Washington berkilah bahwa mereka hanya berusaha menyasar rezim Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, dan mengecualikan bantuan kemanusiaan.
Meski begitu, pakar hingga pembela HAM menyatakan hukuman tersebut memberi dampak kemanusiaan, dengan penduduk Iran jadi korbannya.
Dalam pidatonya Senin, Ayatollah Khamenei menuturkan sanksi itu menghancurkan ekonomi Iran, dan menyebutnya "kejahatan yang benar-benar jahat".
Dia menekankan "obat" untuk mengatasinya adalah fokus pada produksi, mencegah devaluasi mata uang, korupsi, dan penyelundupan.
"Kami akan terus melawan (sanksi) ini. Atas izin Tuhan, tekanan maksimal ini bakal berubah menjadi rasa malu maksimal dan membuat mereka menyesal," jelas Khamenei.(*
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jelang Berakhirnya Embargo Senjata, Iran Ejek AS"