TRIBUNJATENG.COM, MOSKWA - Pria Rusia ini diklaim sebagai mata-mata super.
Dia berhasil mencuri data rahasia dari Amerika Serikat (AS) dan sekutunya selama 32 tahun.
Yuri Shevchenko, yang meninggal dalam usia 81 tahun pada pekan lalu, disebut berhasil mendapatkan berbagai data intelijen level tinggi dari negara Barat.
Baca juga: Banjir Air Mata Pasca Pernikahan di Sragen, Sekeluarga Meninggal karena Covid Diawali Mempelai Wanta
Baca juga: Istri di Dusun Pati Selingkuh di Rumah dengan Suami Orang Saat Suami Sah Dinas Malam
Baca juga: Inilah 27 Zona Merah Covid-19 di Indonesia: Jateng Terbanyak, Ada 7 Daerah
Baca juga: Cerita Mistis Alamsyah Ayah Kehilangan 3 Anak Mengaku Lakukan Kontak Batin: Tersesat di Dimensi Lain
Kematian Shevchenko diumumkan oleh badan intelijen Rusia untuk luar negeri, SVR, di mana dia juga sempat bekerja sebagai agen KGB saat era Uni Soviet.
Kariernya di SVR dan KGB adalah "agen ilegal", di mana dia bakal menjalankan operasi tanpa dilindungi diplomatik, dan terjadi antara 1969 sampai 2001.
Saat bekerja di negara Barat, dia disebut mengontrol aktivitas spionase di Gedung Putih, Badan Intelijen Pusat (CIA) dan Badan Penyelidik Federal (FBI).
Kantor berita lokal Sputnik memberitakan, Shevchenko juga pernah berada di markas Organisasi Kerja Sama Atlantik Utara (NATO) dan Kementerian Luar Negeri AS.
Penghargaan tertingginya adalah ketika dia disebut berhasil mencuri 300 volume dokumen rahasia level tinggi NATO, dan meneruskannya ke Kremlin.
Shevchenko mendapat penghargaan langka di mana fotonya terpampang di monumen khusus bagi para telik sandi "Negeri Beruang Merah".
Tiga tahun lalu, Presiden Vladimir Putin mengganjarnya dengan Pahlawan Rusia, yang merupakan gelar tertinggi di negara itu.
Detil metode maupun skala spionase yang dilakukannya dirilis setelah Shevchenko meninggal pada 6 November, dikutip The Sun Selasa (10/11/2020).
"Di Italia, Jerman, Inggris... Di mana pun dia berada, dia melakukan penyamaran yang tak biasa, menjadi seniman," ulas TV Zvezda.
Shevchenko disebutkan adalah seniman lukis yang luar biasa, dan memahami sejarah lukis serta bermimpi melukis di istana matau kantor pemerintahan.
Dia lulus dari Institut Arsitektur Moskwa dan mendapatkan Penghargaan Stalin, yang setelah dia tak ada lagi yang memperolehnya.
Hidupnya berubah pada 1960-an saat bertemu Yuri Drizdov, pendiri unit khusus Vympel sekaligus Wakil Ketua Dinas Rahasia KGB.
"Dari situ, dia kemudian menyadari bahwa tidak ada profesi yang lebih penting selain melindungi Ibu Pertiwi," ulas TV Zvezda.
Yuri Shevchenko sendiri sempat menuturkan bahwa yang ingin dia lakukan adalah melindungi tanah air, sehingga bangunan yang hendak dia lukis bakal terus berdiri.
Kepada harian lokal Vesti September lalu, Shevchenko mengungkapkan pernah ada suatu masa di mana badan kontra-intelijen seluruh dunia curiga padanya.
"Saya berkata ke diri saya sendiri: Engkau harus mengubah dirimu," kata Shevchenko.
Jadi, dia pun mengubah penampilannya sekali lagi.
Sang mata-mata super pun membagi resep rahasianya, di mana dia mengaku punya kemampuan untuk menjalin pertemanan yang sangat erat.
Dia mengaku mendapatkan bantuan tak terduga bahkan dari sosok yang mempunyai pangkat sangat tinggi d negaranya, yang bahkan tidak tahu siapa yang dibantu.
"Mereka tidak tahu sudah membantu intelijen Soviet.
Mereka bahkan tak tahu berhadapan dengan siapa.
Inilah kekuatan menjadi agen ilegal," kata dia. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mata-mata Super Rusia, Pria Ini Curi Data Rahasia AS dan Sekutunya Selama 32 Tahun"
Baca juga: 3 Hal Ini Buat Andre Taulany Kagumi Ananda Omesh
Baca juga: Banyak Kejadian Mistis Brisia Jodie Diperingatkan Soal Kucing Hitam: 3 Ekor Nunggu Depan Rumah
Baca juga: Bocah Itu Trauma, Sering Mengigau dan Selalu Sebut Nama Pembunuh Ibunya: Mama Dibunuh Om Yanto
Baca juga: YouTube Sedang Error, Video Tak Bisa Diputar Kamis Pagi, Ini Penjelasannya