TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Nama Ignasius Jonan melambung setelah dirinya sukses mengubah wajah PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI.
Jonan kala itu menjabat sebagai direktur utama di perusahaan tersebut.
Berbagai perubahan bahkan tampak langsung hingga sampai saat ini, mulai dari sterilisasi stasiun, penerapan pembelian tiket online, sistem boarding pass, hingga peningkatan kebersihan dan penyediaan AC gerbong kereta di semua kelas penumpang.
Baca juga: Teror Semut Misterius Hantui Permukiman Warga Pageraji Banyumas
Baca juga: Pengakuan Ryan Pemuda Sadis yang Ajak Pacar Baru Bunuh Mantan, Proses Berlangsung Setengah Jam
Baca juga: Daftar Lengkap Mutasi Polri Terbaru 8 Kapolda Digeser atau Dimutasi
Baca juga: Jokowi Nyatakan Siap jika Diminta Jadi yang Pertama Disuntik Vaksin Covid-19
Namun, siapa sangka, pria kelahiran Singapura 57 tahun lalu itu sempat ingin menyerah ketika menjabat sebagai orang nomor satu di KAI.
Dalam bincang-bincangnya bersama Pemimpin Redaksi Kompas.com, Wisnu Nugroho, Jonan menceritakan pengalamannya ketika ditawarkan hingga awal menjabat sebagai direktur utama KAI.
Pada tahun 2009, Jonan yang saat itu tengah bekerja di Citibank mendapat telepon dari Menteri BUMN pada saat itu, Sofyan Djalil.
Sofyan semula bercerita tentang kosongnya kursi kepemimpinan di KAI.
Merespons cerita tersebut, Jonan pada awalnya ingin mencarikan sosok yang tepat untuk mengisi posisi tersebut.
"Saya bilang, gini deh kalau Kereta Api saya carikan orang ya pak.
'Enggak Anda sendiri' (jawab Sofyan).
Bukan hanya kaget, jantug hampir berhenti," kata Jonan dikutip dari bincang-bincang bertajuk BEGINU di kanal youtube Kompas.com Selasa (17/11/2020).
Jonan mengaku kaget, sebab ia merupakan seorang bankir yang sama sekali tidak memiliki pengalaman dan pengetahuan terkait kereta api.
"Saya bilang oke pak, saya jalan," ujarnya.
Dengan minimnya pengalaman yang dimiliki, Jonan mengaku kesulitan pada awal masa kepemimpinannya.
Ia bahkan sempat hampir menyerah setelah 3 bulan menjabat.
Namun, Sofyan Djalil tetap memberikan kepercayaan penuh kepada Jonan.
"Pak Sofyan bilang, terus aja Pak Jonan, Nanti kalau gagal saya yang tanggung jawab," ucapnya.
Berangkat dari situ, Jonan pun terus fokus untuk mengubah wajah KAI dengan kerja keras.
Tidak memakan waktu lama untuk kegigihannya membuahkan sebuah hasil, pada tahun 2009, KAI berhasil mencatatkan keuntungan sebesar Rp 154,8 miliar, setelah pada tahun sebelumnya mengalami rugi sebesar Rp 83,5 miliar.
Keuntungan tersebut terus meningkat setiap tahunnya, sejalan dengan prestasi-prestasi lain yang ditinggalkan Jonan. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Jonan Kala Ditawari Jadi Dirut KAI: Bukan Hanya Kaget, Jantung Hampir Berhenti"
Baca juga: Biaya Pengobatan Covid-19 Melaney Ricardo Bikin Deddy Corbuzier Tak Percaya
Baca juga: Kata Daniel Mananta soal Keluar dari Indonesian Idol
Baca juga: Alasan Polisi Periksa Gisel Hari Ini Terkait Video Syur, Disebut Oleh Tersangka
Baca juga: Gibran Rakabuming ke Jokowi: Bapak Enggak Usah ke Solo Dulu