TRIBUNJATENG.COM, PEMALANG - Mahasiswa KKN UIN Walisongo kelompok 104 didampingi Dr. Moh. Nor Ichwan M. Ag. selaku DPL memberikan mesin giling rebon hasil rakitan sendiri kepada UMKM terasi di Desa Asemdoyong, Pemalang, Minggu (8/11/2020) siang.
Sebelumnya mereka telah melakukan pendampingan bagi UMKM terasi di Asemdoyong.
Pendampingan ini dalam proses produksi, pengemasan hingga pemasaran produk terasi asli rebon.
Kegiatan pendampingan disambut suka cita oleh Sicas, salah satu pemilik UMKM terasi di Asemdoyong.
"Saya merasa senang sekaligus terharu, di zaman seperti ini masih ada mahasiswa yang benar-benar melakukan pengabdian pada masyarkat khususnya di desa ini. Saya ucapkan banyak terima kasih mendapat banyak bimbingan, terlebih dalam hal pengemasan. Saya jadi punya label untuk produk terasi ini, inovasi pengemasannya juga mudah untuk saya lanjutkan sendiri ke depannya," ucap Sicas.
Awalnya terasi rebon hanya dikemas menggunakan daun pisang yang sudah kering.
Untuk menambah nilai praktis dan nilai ekonomis, kelompok 104 memberikan pengarahan melapisi terasi yang sudah dibungkus tadi dengan kertas minyak kemudian diberi label.
Label tersebut buatan Tim Kreatif kelompok 104 yang berisi logo UMKM Sicas, alamat dan nomor handphone untuk pemesanan.
Asemdoyong merupakan desa yang melimpah hasil lautnya, antara lain rebon.
Tak heran jika banyak UMKM produksi terasi rebon di desa tersebut.
Namun kendalanya, mereka masih menggunakan alat tradisional dalam memproduksi terasi rebon.
Hal ini membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih banyak pula.
Melihat kondisi seperti ini Khajar Khamit selaku Koordinator kelompok 104 menggagas ide merakit alat giling rebon.
"Kami manfaatkan alat giling kacang sebagai mesin utama kemudian dengan bantuan dinamo mesin cuci dan van belt sebagai komponen pelengkap. Kami rakit sedemikian rupa dengan kecepatan yang konstan agar mudah untuk digunakan," jelasnya.
Tentu warga menyambut gembira adanya mesin giling rebon ini.