Gunung Semeru Meletus

Gunung Semeru Meletus, Berikut Data Pemantauan Visual, Kegempaan dan Rekomendasi PVMBG

Editor: m nur huda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gunung Semeru mengeluarkan awan panas, Selasa (1/12/2020) dini hari.

TRIBUNJATENG.COM, LUMAJANG - Gunung Semeru meletus pada Selasa (1/12/2020) dini hari. Letusan Gunung Semeru di Jawa Timur itu diikuti dengan luncuran awan panas.

Terpantau dari Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Prunojiwo, peristiwa itu terjadi pada sekitar pukul 02.00.

Terlihat laju guguran awan panas letusan sudah mencapai kaki Gunung Semeru.

Baca juga: Gunung Semeru Meletus, Warga Berbondong-bondong Mengungsi

Baca juga: Jet Tempur Israel Terbang Rendah di Wilayah Lebanon Saat Ilmuwan Nuklir Iran Dimakamkan

Baca juga: Presiden AS Terpilih Joe Biden Keseleo Saat Jogging Bersama Anjingnya

Baca juga: Login www.pln.co.id Cara Klaim Token Listrik Gratis PLN Desember 2020, Bisa WA 08122123123

Bahkan sebelum magma itu keluar terdengar suara gemuruh dari Gunung Semeru.

Iwan salah satu warga mengatakan, guguran lava itu menyerupai awan panas.

"Memang pukul 02.00 itu laju luncuran lava panas itu semakin besar hingga pukul 02.20 secara kasat mata seperti guguran awan panas," ujarnya, sebagaimana dilansir Tribun Madura, Selasa (1/12/2020)

Kata Iwan, guguran kali ini yang keluar dari kawah Jonggring Saloko terjadi lebih besar dari biasanya.

"Itu kayaknya sampai mengarah ke Curah (Besuk) Kobokan," katanya.

Sementara itu, dari pengamatan di lokasi saat awan panas letusan terjadi asap tebal berwarna hitam langsung membumbung tinggi ke langit.

Tak berselang lama, terdengar dari suara toa masjid seorang pria meminta agar warga segera mengungsikan diri ke tempat yang lebih aman.

Bersamaan dengan arahan itu, Desa Oro-Oro Ombo yang berjarak hanya 7 kilometer dari kaki Gunung Semeru langsung diguyur hujan lebat.

Nampak air hujan itu berwarna keruh seperti membawa material vulkanik dari Gunung Semeru.

Data Pemantauan Gunung Semeru

Sementara itu Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan siaran pers resminya melalui website Magma Indonesia.

Dijelaskan bahwa aktivitas Gunung Semeru saat ini tedapat di Kawah Jonggring Seloko yang terletak di sebelah tenggara puncak Mahameru yang terbentuk sejak 1913.

Letusan Gunung Semeru umumnya bertipe vulkanian dan strombolian, berupa penghancuran kubah/lidah lava, serta pembentukan kubah lava/lidah lava baru.

Penghancuran kubah/lidah lava mengakibatkan pembentukan awan panas guguran yang merupakan karakteristik dari Gunung Semeru.

Berikut data pemantauan Gunung Semeru lengkap sebagaimana dirilis PVMBG ;

1. Visual

Selama 1 Oktober hingga 30 November 2020 gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 50-500 meter dari puncak.

Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah utara, timur laut, timur, selatan, barat daya dan barat. Suhu udara sekitar 19-32°C.

Erupsi terjadi menerus, menghasilkan kolom erupsi berwarna kelabu dengan tinggi maksimum 500 m dari atas kawah/puncak.

Guguran batuan dari arah puncak terjadi tidak menerus sejak 19 Oktober 2020. Pada 28 November terjadi kenaikan jumlah guguran secara signifikan diikuti oleh kejadian awan panas guguran yang berasal dari ujung lidah lava dengan jarak luncur maksimum 1 Km ke sektor tenggara lereng.

Pada 1 Desember 2020 mulai pukul 01.23 WIB, teramati awan panas guguran dari kubah puncak, dengan jarak luncur 2 hingga 11 Km ke arah Besok Kobokan di sektor tenggara dari puncak Gunung Semeru.

2. Kegempaan

Jumlah dan jenis gempa yang terkam selama 1 Oktober hingga 30 November 2020 didominasi oleh Gempa Letusan dengan rata-rata 40 kejadian per hari.

Pada 20 November 2020 jumlah Gempa Letusan cenderung menurun, dan terjadi kenaikan pada jumlah Gempa Guguran.

Gempa Hembusan terjadi rata-rata 10 kejadian per hari, sedangkan gempa-gempa vulkanik (Gempa Vulkanik Dalam, Vulkanik Dangkal, dan Tremor) terekam dengan jumlah sangat rendah

Analisis:

Pengamatan visual menunjukkan adanya kenaikkan jumlah gempa guguran dan beberapa kali awan panas guguran.

Kenaikkan ini diakibatkan oleh adanya ketidakstabilan kubah lava di bagian puncak.

Dari kegempaan hingga 1 Desember 2020 pukul 06.00 WIB didominasi oleh Gempa guguran dan beberapa kali Gempa awan panas guguran.

Potensi bahaya:

Potensi ancaman bahaya erupsi G. Semeru berupa lontaran batuan pijar di sekitar puncak, sedangkan material lontaran berukuran abu dapat tersebar lebih jauh tergantung arah dan kecepatan angin.

Potensi ancaman bahaya lainnya berupa awan panas guguran dan guguran batuan dari kubah/ujung lidah lava ke sektor tenggara dan selatan dari puncak.

Jika terjadi hujan dapat terjadi lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak.

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, serta potensi ancaman bahaya nya, maka tingkat aktivitas G. Semeru masih ditetapkan pada Level II (Waspada).

Warga yang tinggal di dekat kaki Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang diminta untuk mengungsi, Senin (1/12/2020). (Surya.co.id/tony hermawan)

Rekomendasi:

Dalam status Level II (Waspada) agar masyarakat/pengunjung/wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 1 Km dari kawah/puncak Gunung Semeru dan jarak 4 Km arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara, serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak G. Semeru.

Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya. (*/TRIBUNJOGJA.COM)

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Gunung Semeru Meletus : Berikut Ini Data Kegempaan, Potensi Bahaya, Status dan Rekomendasinya

Berita Terkini