Liputan Khusus

Bapak-bapak Suka Main di Stadion Citarum Dua Jam Rp 3 Juta Ternyata Ini Alasannya

Editor: iswidodo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RUMPUT SINTETIS - Stadion Citarum di Kota Semarang makin cantik menggunakan rumput sintetis setelah renovasi selesai.

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Bermain sepak bola di lapangan standar nasional, rumput bagus, rata, bersih dan terawat menjadi idaman banyak orang. Bukan hanya pemain sepak bola profesional, melainkan bapak-bapak berusia di atas 40 tahun pun menyukainya bahkan rela bayar mahal agar bisa main di lapangan bagus.

Meski masa pandemi, antusias masyarakat bermain sepak bola sangat tinggi. Apalagi di Kota Semarang terdapat Stadion Citarum yang sudah direnovasi semakin bagus, menggunakan rumput sintetis standar stadion di Eropa.

Stadion Citarum milik Pemkot Semarang itu kini telah disewakan kepada PT Mahesa Jenar, yang juga menaungi tim kebanggaan Jateng, PSIS Semarang. Dirut PT Mahesa Jenar adalah A.S Sukawijaya alias Yoyok Sukawi yang juga anggota DPR RI. Selanjutnya, Stadion Citarum pun bisa digunakan oleh masyarakat umum setelah bayar sewa sesuai tarif yang telah ditentukan pengelola.

BAPAK-BAPAK - Pemain sepakbola usia 45 ke atas saat main di Stadion Citarum Semarang beberapa waktu lalu. (tribunjateng/ist)

Sejak dibuka Januari 2021, sudah hampir penuh hingga Maret, dipesan atau dibooking oleh tim atau penyewa untuk bermain sepak bola. Padahal tarif sewa cukup mahal, Rp 3 juta per dua jam. Itu pun penyewa harus rela antre dan pesan jauh hari.

Dua Jam Rp 3 Juta

Rinto Wicaksono yang sudah sering sewa Stadion Citarum Semarang untuk berlatih sepak bola bersama temannya. Meski harga sewanya cukup mahal, namun hal tersebut tidak jadi persoalan.

Mereka rela bayar mahal demi bisa bermain sepak bola. Terutama karena ingin merasakan main di rumput sintetis setelah stadion Citarum tersebut selesai direnovasi.

"Ya, ada beberapa faktor. Pertama karena stadion Citarum baru saja direnovasi. Kedua, Stadion Citarum sekarang menggunakan rumput sintetis. Ini jadi daya tarik dan bikin orang penasaran. Tentu ingin coba nyamannya main di rumput sintetis," terang Rinto.

Dikatakannya, dia bersama teman-temannya bayar sewa Rp 3 juta per dua jam. Biaya tersebut belum termasuk untuk kebutuhan lain seperti membayar wasit, laundry jersey, jasa fotografer hingga air minum.

"Dan ternyata memang nyaman. Itulah kenapa main di Stadion Citarum bikin nagih meski dengan biaya sewa hingga jutaan rupiah. Cukup mahal, pagi hari Rp 1,5 juta per 2 jam, sore Rp 2 juta dan malam Rp 3 juta," tuturnya.

Dijelaskannya, untuk dibagi menjadi dua tim atau minimal 22-30 orang rata-rata tiap pemain harus mengeluarkan iuran sebesar Rp 50-100 ribu tergantung jadwal bermain yang akan diambil apakah pagi, siang atau malam.

Meski harga sewanya relatif mahal, namun dengan fasilitas yang didapat masih terasa sebanding. Bahkan menurut informasi yang diperoleh sampai Februari akhir ini stadion Citarum full booked untuk jam sore hingga malam hari.

Ada beberapa lapangan sepak bola rumput yang juga disewakan, misalnya Stadion Diponegoro. Tarif sewa kisaran Rp 300-500 ribu per 2 jam dan beberapa lapangan di Semarang Timur, Genuk dengan harga sewa masih di bawah Rp 1 juta per 2 jam. "Setahu saya yang serupa belum ada di Semarang dengan fasilitas lapangan rumput sintetis," ujar Rinto.

Mereka pemain sepak bola ini iuran untuk sewa lapangan. Belum ada cari sponsor. Ada juga dengan sistem happy game tiga jam supaya ringan iurannya. Biaya sewa dibagi tiga tim masing-masing 15-20 orang.

"Sudah oke sih, petugas stadion juga sudah menerapkan protokol covid secara maksimal dengan penyemprotan disinfektan seusai lapangan digunakan, kemudian pembatasan jumlah pemain yang akan bertanding. Kalau bisa tarif sewanya dimurahin dikit," kata dia sembari tertawa.

Jaga Tubuh Tetap Fit

Lain halnya dengan Sunarto, seorang pemain sepak bola berusia di atas 45 tahun. Anggota tim Gajahmungkur FC ini bayar iuran Rp 50 ribu bersama 20 anggota dalam timnya. Dana itu terkumpul buat sewa lapangan, bayar wasit, dan fotografer khusus.

"Yang penting kita bisa main di lapangan bagus. Mendapat foto-foto bagus dari fotografer profesional, itu yang menyenangkan," kata Sunarto kepada Tribunjateng.com, Senin (11/1).

Dikatakannya, timnya memang berisi orang-orang berusia 40 tahun ke atas. Dan memang justru sekarang banyak turnamen untuk pemain seusia mereka. "Sepak bola itu untuk hobi dan jaga kesehatan. Biar tubuh tetap fit. Dan bertemu teman-teman sebaya itu menyenangkan," terang Sunarto.

Dia menyadari saat ini masih pandemi. Jadi peraturan ketat yang diterapkan pengelola Stadion Citarum yang membatasi maksimal hanya 50 orang boleh masuk lapangan bisa dimaklumi. "Demi jaga kesehatan kita harus disiplin protokol covid," terangnya.

Sunarto yang juga mantan pelatih sepak bola ini masih sering turun lapangan meski usia tak lagi muda. Tanggal 22 Desember kemarin juga main di Stadion Citarum bersama teman-temannya. "Kadang untuk ringankan biaya kami main Trofeo (tiga tim sepak bola) untuk sewa satu lapangan. Nanti tinggal bagi jam mainnya saja," terang Narto. (tim)

Berita Terkini