TRIBUNJATENG.COM, DELI SERDANG - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko akhirnya terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat hasil Kongres Luar Biasa (KLB) yang digelar di Hotel The Hill Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3). Moeldoko terpilih menjadi Ketua Umum lewat proses pemilihan yang terbilang singkat. Bagaimana tidak, mantan Panglima TNI itu terpilih hanya dalam waktu sekitar 51 menit setelah KLB dibuka.
Berbeda dengan kongres maupun KLB di parpol pada umumnya, pemilihan Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang ini terbilang instan. Pembukaan KLB ditandai dengan pengetukan palu sebanyak tiga kali, setelah itu dilanjutkan dengan menyanyikan lagu 'Indonesia Raya', Mars Demokrat, dan pembacaan doa.
Kemudian seorang pendiri Partai Demokrat, Etty Manduapessy, memberi sambutan. Dalam sambutannya Etty berharap KLB ini menjadi tonggak sejarah penyelamatan Partai Demokrat. Dia juga berharap Partai Demokrat menjadi partai yang demokratis. "Hari ini adalah perjalanan yang paling bersejarah walau kita berkumpul di sini untuk satu kegiatan mulia dengan harapan KLB yang digelar hari ini menjadi tonggak sejarah penyelamatan partai ke depan," kata Etty.
Setelah itu sidang KLB dimulai. Sidang dipimpin oleh Jhoni Allen Marbun, kader Partai Demokrat yang sebelumnya sudah dipecat oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Jhoni terlihat memimpin sidang dan membacakan putusan terkait sejumlah perubahan. Di antara satu yang dibacakannya adalah perubahan AD/ART. Jhoni mengatakan AD/ART PD dikembalikan sesuai dengan Kongres Bali 2005.
"Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai Demokrat kembali pada Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Kongres Bali tahun 2005 dengan penyesuaian terhadap undang-undang," ucapnya. "Dilaksanakan sesuai kebutuhan organisasi, antara lain adanya Mahkamah Partai, Dewan Kehormatan, Dewan Pakar. Menghilangkan Majelis Tinggi, setuju?" ujarnya. "Setuju," ujar peserta.
Selain itu KLB juga mengumumkan bahwa AHY bukan lagi sebagai ketua umum Partai Demokrat. Dalam forum KLB itu ia disebut sebagai demisioner. "Dengan rahmat Tuhan yang Maha Esa, KLB Partai Demokrat menyatakan kepengurusan DPP periode 2020-2021 yang diketuai Ketum AHY, dinyatakan demisioner. Berlaku sejak tanggal ditetapkan di Deli Serdang Jumat, 5 Maret 2021 pukul 14.12 WIB," ucap Jhoni. Keputusan itu juga disambut ratusan orang yang hadir berjas Demokrat di lokasi. Mereka diklaim sebagai peserta KLB yang punya hak suara, meski tak dijelaskan proses verifikasi pada peserta tersebut.
Kemudian sekitar pukul 15.35 WIB, KLB memutuskan Moeldoko sebagai ketua umum. Keputusan itu didasari voting yang dilakukan dalam KLB. "Kongres Luar Biasa Partai Demokrat menimbang dan seterusnya, mengingat dan seterusnya, memperhatikan, memutuskan, menetapkan pertama, dari calon kedua tersebut atas voting berdiri, maka Pak Moeldoko ditetapkan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat periode 2021-2025," kata Jhoni.
Moeldoko sendiri sejak KLB dibuka, kemudian pembacaan agenda KLB, lalu pengusulan ketum dan akhirnya penetapan dirinya sebagai ketum secara aklamasi, tidak tampak di lokasi KLB. Jhoni Allen tidak menjelaskan secara rinci mengapa Moeldoko tidak hadir dalam proses pemilihan dan penetapan ketum. Tapi, ia memastikan Moeldoko bakal hadir karena ia terkena macet sehingga telat sampai di lokasi.
”Beliau tidak hadir di sini, sebenarnya kita harus menunggu beliau. Kita proses secara prosedural, beliau terpilih. Tapi beliau akan datang," kata Jhoni di lokasi.
Selain tidak hadir di arena KLB, Moeldoko juga terpilih menjadi Ketum Partai Demokrat meski ia belum menjadi kader partai. Moeldoko justru sebelumnya dikenal sebagai kader Partai Hanura. Namun peserta KLB tampaknya tak peduli Moeldoko bukan kadernya. Mereka berkukuh memilih Moeldoko sebagai ketum.
Jhoni Allen mengatakan Moeldoko memiliki kartu tanda anggota (KTA) bernomor khusus. "Apabila yang bersangkutan belum memiliki KTA dalam proses Kongres Luar Biasa ini kita sepakat, peserta kongres sepakat, kita nyatakan beliau telah memiliki KTA dengan nomor khusus atau nomor spesial," kata Jhoni.
Dalam sidang KLB Demokrat, kata Jhoni Allen, disepakati Moeldoko memiliki KTA bernomor khusus. Menurut Jhoni Allen, Moeldoko mendapat KTA bernomor khusus karena kasus khusus. "Kita nyatakan dia memiliki nomor khusus, itu lebih tinggi daripada hanya ditandatangani oleh seorang ketua DPC atau DPD. Itu namanya lex specialis," ujarnya.
Setelah peserta KLB sepakat memilih Moeldoko, pimpinan sidang kemudian menelepon Moeldoko. Kepala Staf Kepresidenan itu lantas menyapa para peserta KLB dan melontarkan tiga pertanyaan sebelum akhirnya menerima keputusan tersebut.
"Saya ingin pastikan keseriusan teman-teman. Tugas pokok saya tidak kalah berat membantu pemerintah untuk memulihkan pandemi. Apakah KLB ini sesuai ADR/ART atau tidak?" tanya Moeldoko. "Sesuai," ujar peserta KLB.
"Saya ingin tahu keseriusan kalian memilih saya di Demokrat serius apa tidak?" kata Moeldoko lagi. Spontan pertanyaan itu langsung dijawab peserta KLB dengan menyatakan serius.
Ketiga, Moeldoko menanyakan kesiapan peserta KLB untuk berintegritas dalam bekerja serta menempatkan kepentingan merah putih di atas kepentingan golongan. Pertanyaan tersebut juga dijawab siap oleh peserta KLB. "Oke, baik dengan demikian, saya menghargai dan menghormati keputusan saudara. untuk itu saya terima menajdi ketum Demokrat," ujarnya.
Mantan Panglima TNI itu pun terpilih secara aklamasi. Ia mengalahkan Marzuki Alie yang juga santer diusulkan oleh para kader dalam sidang sebagai ketua umum. Marzuki sendiri hadir langsung di arena KLB Demokrat. Di arena KLB itu ia didaulat menjadi Ketua Dewan Pembina setelah peserta KLB sepakat memulihkan keanggotannya di Partai Demokrat.
"Saya bersedia bergabung di dalam aktivitas ini supaya tidak menggambarkan bahwa partai kita dijual, kita harus berada pada posisi yang sama. Makanya saya minta, jika dipercaya sebagai dewan pembina, maka Ketua Dewan pembina disahkan dalam Kongres ini," ucap Marzuki.
Permintaan Marzuki Ali langsung diterima oleh Johni Allen Marbun dan para kader. Dalam acara tersebut langsung diputuskan bahwa Marzuki Ali ditetapkan sebagai Ketua Dewan Pembina. "Memutuskan, menetapkan Ketua Dewan Pembina Demokrat dijabat Bapak Doktor Marzuki Ali," tegas Jhoni Allen.(tribun network/dit/fik/nas/dod)